Lucinta Luna Terjerat Narkoba
Perjalanan Hidup Lucinta Luna,Mengejar Mimpi Jadi Perempuan Tulen Mengaku Depresi Lalu Kenal Narkoba
Lucinta Luna terdiam saat konferensi pers yang digelar Polres Jakarta Barat, Rabu (12/2/2020). Bahasa tubuhnya isyaratkan getirnya perjalanan hidup?
Ia beberkan puluhan lelaki yang pernah dekat, atau bahkan bercumbu dengannya.
Ia juga membanggakan Abash, kekasihnya yang ternyata adalah seorang perempuan bernama asli Diah Ayu alias Esther. Dia berusia 35 tahun. Asli Depok.

Identitas Asli Terungkap
Momentum penangkapan Lucinta sekaligus mempertegas identitas asli Lucinta.
Jika selama ini ia terus membantah, di depan polisi Luna jadi tak berkutik. Nyatanya, dalam salah satu kartu identitasnya, paspor, namanya masih Muhammad Fatah.
Sebelumnya Lucinta Luna geram saat ada yang memanggilnya Mas Fatah.
Ia juga akan ngamuk saat hatternya di sosial media bertanya kepadanya kalau shalat pakai sarung atau mukena.
Depresi, Narkoba Pun Jadi Pelarian, Ada Peran Psikiater
Di balik sikap cerianya, Lucinta Luna ternyata depresi hingga sering datang ke psikiater dan mengkonsumsi narkoba. Luna mengaku demikian kepada polisi.
Lucinta Luna merasakan hidupnya penuh dengan tekanan. Keinginan untuk menjadi perempuan seutuhnya, diwarnai gejolak-gejolak sosial.
Ia terus diserang dari sana-sini, menyebabkan psikologisnya terganggu.
Manajer Lucinta, Nanda Persada, mengatakan, Lucinta mengaku kerap tertekan, sedih, susah tidur bahkan sering menangis sendiri.

Penyebabnya, Lucinta Luna tidak tahan dengan bully yang terus menerus dilayangkan warganet kepadanya.
Belum lagi, serangan-serangan dari bekas orang dekatnya. Meski mencoba mengabaikan bully-an itu, nyatanya ia hanya manusia biasa.
"Awalnya kepancing, tapi sudah dibilang supaya tidak melawan bullying itu. Dia menahan emosinya meski terus di bully," kata Nanda Persada.
Kini Lucinta meringkuk di rutan Mapolres Jakbar. Kabarnya, ia ditempatkan di sel perempuan.
Sebelumnya, polisi sempat bingung soal penempatan sel bagi Lucinta Luna.
Secara kodrati dia lelaki. Tapi gendernya perempuan. Jika mengikuti aturan, Lucinta harusnya ditempatkan di sel pria.
Tapi polisi memandang dari kacamata berbeda. Dari sisi kemanusiaan. Dari pertimbangan terhadap risiko.