Synchronize Fest 2025
Guruh Gipsy Tampil di Synchronize Fest 2025 Setelah 50 Tahun Vakum
Guruh Gipsy kembali menggebrak panggung lewat pertunjukan spesial dalam Synchronize Fest 2025 di JI-Expo Kemayoran
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penantian panjang para penggemar musik Tanah Air akhirnya terbayar.
Grup musik legendaris Guruh Gipsy kembali menggebrak panggung lewat pertunjukan spesial dalam Synchronize Fest 2025 di JI-Expo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (4/10/2025).
Penampilan tersebut menandai kembalinya Guruh Gipsy setelah vakum hampir setengah abad.
Personel Guruh Gipsy yang tersisa Guruh Soekarnoputra, Abadi Soesman, dan Keenan Nasution mengungkapkan alasan kembalinya mereka setelah penantian panjang.
Guruh Soekarnoputra menyebut hal ini sebagai kehendak Tuhan.
Baca juga: Hindia Hingga Sal Priadi Meriahkan Panggung Kisah Rangga & Cinta di Synchronize Fest 2025
“Ya, tadi jadi sederhananya aja, kami akan berpikir, oh ini memang sudah di tangan Tuhan. Takdir dari Tuhan betul-betul kami bisa tampil utuh,” ujar Guruh Soekarnoputra.
Lebih dari sekadar pertunjukan musik, Guruh menegaskan penampilan Guruh Gipsy kali ini merupakan persembahan untuk Indonesia.
Ia menilai pesan dalam lagu-lagu mereka yang dirilis pada era 1970-an masih relevan dengan situasi bangsa saat ini.
Baca juga: Rundown Hari Pertama Synchronize Fest 2025, Ada Hindia hingga Barasuara
“Karena di dalam Guruh Gipsy itu sebetulnya semuanya itu mengandung apa ya, kritisi buat keadaan negara dan bangsa,” kata Guruh.
“Mulai daripada waktu itu, sudah terjadi, yang sampai sekarang bahkan beberapa hal bisa lebih parah keadaannya,” jelasnya.
Sementara itu, Sastro Wardoyo berharap penampilan perdana mereka setelah 50 tahun vakum bisa berjalan lancar.
“Ya mudah-mudahan saja, saya minta doa dari teman-teman semuanya. Ini pertama kali kita tampil setelah setengah abad kita vakum, semoga bisa memuaskan,” ujar Sastro Wardoyo.
Guruh Gipsy adalah album studio Indonesia tahun 1977 yang dirilis Guruh Sukarnoputra bekerja sama dengan grup musik Gipsy yang beranggotakan Keenan Nasution, Chrisye, Abadi Soesman, Roni Harahap, dan Oding Nasution.
Musiknya memadukan instrumen modern dengan gaya musik tradisional Jawa dan Bali.
Album tersebut dirilis pada 20 Maret 1977 dengan jumlah hanya 5000 keping untuk diedarkan ke pasaran.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.