Kamis, 2 Oktober 2025

Kena Serangan Jantung, Seniman Djaduk Ferianto Meninggal di Pangkuan Istrinya

Djaduk Ferianto meninggal dunia karena serangan jantung, Rabu (13/11/2019) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB.

Editor: Willem Jonata
TRIBUN JOGJA/KHAERUR REZA
Djaduk Ferianto melayat ke rumah duka Edhi Sunarso, Selasa (5/1/2016) 

Semasa hidupnya Djaduk dikenal sebagai seniman serba bisa.

Djaduk Ferianto
Djaduk Ferianto (instagram @djaduk)

Ia pernah mendirikan kelompok Rheze yang pada tahun 1978 pernah dinobatkan sebagai juara 1 musik humor tingkat nasional.

Bersama dengan kakaknya, Butet Kartaradjasa dan Purwanto, Djaduk juga pernah mendirikan kelompok kesenian Kua Etnika, yang merupakan penggalian atas musik etnik dengan musik modern.

Jenazah Djaduk saat ini disemayamkan di padepokan seni Bagong Kussudiardjo.

Rencananya, jenazah Djaduk akan dimakamkan dipemakaman keluarga di sembungan, Kasihan Bantul sore ini.

Keluarga Kraton pun Merasa Kehilangan

Meninggalnya Djaduk Ferianto dianggap sebagai kehilangan besar bagi dunia seni oleh Keluarga Keraton Ngayogyakarta, yang melayat di Padepokan Seni Bagong Kussudiarja, Kasihan, Bantul, pada Rabu (13/11/2019) siang pukul 12.00 WIB.

"Beliau banyak menginspirasi seniman-seniman muda, khususnya di Yogyakarta ya. Jadi, tentunya kita sangat kehilangan sekali," ucap KPH Notonegoro.

KPH Notonegoro bersama GKR Condrokirono dan GKR Bendara saat melayat di Padepokan Seni Bagong Kussudiarja, Kasihan, Bantul, Rabu (13/11/2019) siang.
KPH Notonegoro bersama GKR Condrokirono dan GKR Bendara saat melayat di Padepokan Seni Bagong Kussudiarja, Kasihan, Bantul, Rabu (13/11/2019) siang. (TRIBUNJOGJA.COM / Azka Ramadhan)

Suami dari GKR Hayu, yang merupakan putri keempat Sri Sultan Hamengku Buwono X dengan GKR Hemas itu, tampak memberi penghormatan terakhir untuk sang seniman legendaris, bersama dua saudari iparnya, GKR Condrokirono dan GKR Bendara.

"Kami dari keluarga Keraton turut berduka cita, nderek belasungkawa. Kabar yang cukup mengejutkan, cukup mendadak, kemarin kita sempat berbincang dengan Mas Djaduk, beliau masih sehat," katanya.

"Kemudian tiba-tiba kami dengar kabar ini, ya sangat mengagetkan. Kami mendoakan, agar keluarga yang ditinggalkan bisa tabah, lalu karya seni Mas Djaduk pun tetap langgeng dan mampu diteruskan," imbuh KPH Notonegoro.

Impian Lewat Ngayogjazz

Mendiang Djaduk Ferianto memiliki impian yang ia salurkan melalui Ngayogjazz.

Board Committee Ngayogjazz Aji Wartono mengatakan, Djaduk fokus dalam persemaian bibit-bibit seniman muda.

"Cita-citanya simpel, ada persemaian bibit-bibit muda. Juga, seni punya pendukungnya dalam masyarakat. Dan masyarakat lebih dekat dengan seni," ungkapnya saat ditemui Tribunjogja.com di rumah duka di Dusun Kembaran RT 05, Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Rabu (13/11/2019) pagi.

Djaduk Ferianto
Djaduk Ferianto (instagram @djaduk)

Aji juga mengingat pesan Djaduk agar selalu membumi dalam segala hal.

"Membuat apapun itu harus selalu membumi. Segala sesuatu itu harus membumi, harus merangkul masyarakat," ungkapnya. (*/tribunjogja.com)

Berita ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Djaduk Ferianto Tutup Usia : Meninggal di Pangkuan Sang Istri serta Impiannya Melalui Ngayogjazz

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved