Ketegaran Marcella Zalianty Saat Hadapi Anak Keduanya Koma Karena Tumor Otak

Kemudian, Marcella meminta pihak RS melakukan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Hasilnya, sungguh mengagetkan! “Di kepala Magali ada tumor. Dan di waktu bersamaan, saya harus menandatangani berkas di mana Magali harus dikontras (tindakan medis) supaya posisi tumor terlihat secara detail. Yang bikin saya lemes , dokter bilang risiko dari tindakan tersebut adalah kematian.”

Marcella pun mencoba memberi gambaran kekalutannya saat itu, “Kebayang enggak, kami baru tahu Magali mengidap tumor, tapi saat itu juga harus tanda tangan untuk menyetujui prosedur medis yang punya risiko fatal.”

Tak mau terburu-buru, ia dan Nanda coba menghubungi dokter keluarga mereka untuk berkonsultasi. “Dan memang jawabannya harus dikontras. Mau enggak mau, saya tanda tangan. Saya berusaha ikhlas. Ternyata benar itu tumor dan harus diangkat dengan tindakan operasi bedah saraf,” ujarnya.

Namun, bimbang kembali mengelayuti hati Marcella saat harus memutuskan tindakan terbaik bagi Magali. Saat itu, terlintas keinginan kuat untuk membawa Magali berobat ke Singapura. Tapi, di sisi lain melihat kondisi anaknya dalam keadaan koma, Marcella ragu membawa Magali berpergian jauh. Terlebih ukuran kepala Magali yang membesar ternyata diketahui berupa hydrocephalus , di mana terdapat cairan di kepala yang menekan otak Magali dan membuatnya kejang.

Seakan ingin mengilas balik, Marcella tak pernah menyangka kondisi ini menimpa Magali. Pasalnya, sepanjang ia mengandung Magali, dokter kandungan tak pernah menemukan sesuatu yang janggal terkait kesehatan janin dalam perutnya.

Namun, setelah mendapat second opinion dari dokter keluarga, Marcella pun menuruti anjuran untuk mengeluarkan cairan dari kepala Magali terlebih dahulu, “Dan setelah operasi kecil itu, pelan-pelan kesadaran Magali mulai muncul. Alhamdulillah, setelah 1,5 jam operasi, enggak lama Magali siuman.” (Caroline Pramantie/Tabloidnova.com)