WWF Ekspresikan Pelestarian Alam Lewat Seni
WWF Indonesia menggelar pagelaran kolosal musik dan teatrikal di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
WWF Indonesia menggelar sebuah pagelaran kolosal musik dan teatrikal di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.
Lebih dari 200 penari, model, aktor dan aktris, penyanyi dan musisi dari berbagai genre, serta tokoh konservasi tampil di atas satu panggung.
Pagelaran yang bertajuk "Golden Path of Love-Persembahan Cinta untuk Bumi dikemas berdasarkan naskah cerita yang merefleksikan perjalanan konservasi WWF di Indonesia selama 50 tahun, dengan balutan musik, tari, dan teater yang menggugah.
Devy Suradji mengatakan pagelaran kolosal ini merupakan hajatan pertama yang dilakukan WWF di Indonesia. Pagelaran itu diinspirasi dari kerja keras WWF selama 50 tahun melakukan edukasi, konsultasi, dan implementasi kebijakan pelestarian lingkungan hidup.
"Adalah keyakinan kami bahwa misi pelestarian alam juga dapat dilakukan tidak hanya dengan terjun ke alam dan melakukan konservasi, tetapi juga dapat diekspresikan melalui seni sebagai media yang efektif untuk menginspirasi publik. Cerita yang kami tuturkan melalui pagelaran ini seluruhnya bersumber dari fakta dan kenyataan di lapangan, serta kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang d tengah masyarakat Indonesia," ucapnya, seperti dalam rilis yang diterima Tribunnews.com, Jumat, (21/12/2012), malam.
Pagelaran ini berdurasi 120 menit. Terdiri dari lima segmen penampilan, yang masing-masing segmen menampilkan penggalan musik, drama, tari, foto, film, dan gelar busana.
Setiap elemen pagelaran, tampak seolah dikreasi secara sadar sebagai medium ekspresi cinta terhadap kekayaan alam dan budaya nusantara. Baik dari busana yang dikenakan, tata panggung, musik yang dilantunkan dan bahasa yang dituturkan seluruhnya bertema alam.
Rani Badri Kalianda bertindak sebagai sutradara. Sementara, penulis naskahnya dan penata artistiknya adalah Viky Sianipar dan Didi AGP. Untuk aransemen dan ilustrasi musik adalah Onny Koes Harsono.
Sedangkan, konsep awal pagelaran merupakan buah pikir bersama desainer Raden Sirait degan "Kebaya for The World-nya", CEO WWF-Indonesia Efransjah dan Rani Badri Kalianda.
Deretan artis dan musisi yang terlibat antara lain Edo Kondologit, Ine Febrianty, Prisia Nasution, Adinia Wirasti, Putri Ayu, dan Tio Pakusadewo,
Pagelaran kolosal tersebut akan digelar mulai malam ini, selama tiga hari berturut-turut, dari 21,22,23 Desember 2012. Pertunjukan hari kedua dan ketiga akan dibuka untuk umum. Seluruh penjualan tiket akan didonasikan sepenuhnya untuk konservasi WWF-Indonesia di 27 wilayah koservasi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Baca Artikel Menarik Lainnya