Sabtu, 4 Oktober 2025

Direktur PT Krakatau Steel Jadi Tersangka Usai Terjaring OTT KPK, Kronologi hingga Barang Bukti

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT). Kali ini, OTT menyasar pejabat PT Krakatau Steel.

Penulis: Daryono
Tribunnews/JEPRIMA
Petugas KPK saat menunjukkan barang bukti disela-sela konferensi pers terkait OTT direksi Krakatau Steel di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Sabtu (23/3/2019). KPK telah menetapkan empat orang tersangka dan mengamankan uang sebesar 20 juta dan buku rekening dalam OTT tersebut. (Tribunnews/Jeprima) 

Dari WNU, tim mengamankan uang sebesar Rp 20 juta dalam sebuah kantung kertas berwarna cokelat.

"Dari AMU, tim mengamankan sebuah buku tabungan atas nama AMU," ungkapnya kemudian.

Secara paralel, seperti diungkapkan Saut, tim kemudian mengamankan HTO dan sopirnya di Wisma Baja, Kuningan, Jakarta Selatan.

Baca: Setelah 4 Hari Pemeriksaan, KPK Meninggalkan Polda Jambi, Ini Daftar Orang yang Diperiksa

Setelah itu, tim pergi ke daerah Kelapa Gading untuk mengamankan KSU di rumah pribadinya dan diamankan sekitar pukul 22.30 WIB.

Ia menambahkan, tim lain pergi ke Cilegon, Banten, untuk mengamankan HES di rumah pribadinya pukul 22.30.

Kemudian, semuanya dibawa ke gedung KPK.

3. Empat Orang Ditetapkan Jadi Tersangka

Setelah melakukan pemeriksaan dalam batas waktu 24 jam, kata Saut, KPK meningkatkan status penanganan perkara ke penyidikan dan menetapkan empat orang sebagai tersangka, yakni WNU dan AMU diduga sebagai penerima serta KSU dan KET (swasta) diduga sebagai pemberi.

Hingga kini, KET belum menyerahkan diri.

4. Terkait Pengadaan barang dan jasa senilai Rp 26,4 miliar

OTT KPK terhadap WNU, Direktur Teknologi dan Produksi PT Krakatau Steel, diduga terkait pengadaan barang dan peralatan yang masing-masing bernilai Rp 24 miliar dan Rp 2,4 miliar.

Wakil Ketua KPK Saut Situmorang menjelaskan, AMU diduga menawarkan beberapa rekanan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut kepada WNU dan disetujui.

"AMU menyepakati commitment fee dengan rekanan yang disetujui untuk ditunjuk, yakni PT GK dan GT senilai 10 persen dari nilai kontrak. AMU diduga bertindak mewakili dan atas nama WNU," ujar Saut di Gedung KPK, Jakarta, Sabtu (23/3/2019).

Anggota KPK didampingi Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang saat menunjukkan barang bukti OTT disela-sela konferensi pers terkait OTT direksi Krakatau Steel di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Sabtu (23/3/2019). KPK telah menetapkan empat orang tersangka dan mengamankan uang sebesar 20 juta dan buku rekening dalam OTT tersebut. (Tribunnews/Jeprima)
Anggota KPK didampingi Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang saat menunjukkan barang bukti OTT disela-sela konferensi pers terkait OTT direksi Krakatau Steel di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Sabtu (23/3/2019). KPK telah menetapkan empat orang tersangka dan mengamankan uang sebesar 20 juta dan buku rekening dalam OTT tersebut. (Tribunnews/Jeprima) (Tribunnews/JEPRIMA)

Selanjutnya, seperti diungkapkan Saut, AMU meminta Rp 50 juta kepada KSU dari PT GK dan Rp 100 juta kepada KET dan GT.

Dia menambahkan, pada 20 Maret 2019, AMU menerima cek Rp 50 juta dari KET yang kemudian disetorkan ke rekening AMU.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved