Penembakan di Selandia Baru
Sosok Brenton Tarrant, Pelaku Penembakan Selandia Baru : Masa Kecil hingga Tertarik pada Senjata Api
Salah satu pelaku penembakan di dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru, teridentifikasi bernama Brenton Tarrant (28).
Luca Traini ditulis pada klip amunisi yang sama.
Italia memiliki pandangan sayap kanan ekstrem dan menembak enam migran Afrika dalam serangan bermotif rasial di pusat kota Macerata.
Salinan Mein Kampf ditemukan di rumahnya.
4. Cerita Mantan Atasan Tarrant
Tracey Gray, manajer gym tempat Tarrant bekerja, memastikan pria yang menayangkan serangan teror di Masjid Al Noor secara daring adalah Brenton Tarrant.
Seperti dikutip dari ABC, Brenton Tarrant berprofesi sebagai pelatih kebugaran di Big River Gym di kota Grafton, New South Wales sebelah utara.
Menurut penuturan Tracey Gray, Brenton Tarrant bekerja di gym tersebut setelah lulus sekolah pada rentang 2009 sampai 2011.
Baca: Din Syamsuddin Kutuk Aksi Penembakan di Selandia Baru
Tarrant berhenti bekerja dari gym tersebut untuk berkeliling ke sejumlah negara di Asia dan Eropa.
"Dia pelatih kebugaran yang sangat berdedikasi. Dia bekerja dalam program kami untuk melatih anak-anak di lingkungan secara gratis dan dia sangat menyukai pekerjaan itu," ujar Gray.
5. Pribadi yang Tertarik pada Senjata Api
Selama mengenal Tarrant, Gray menilai Tarrant sebagai pribadi yang tertarik kepada senjata api.
Gray meyakini ada sesuatu yang mengubah Tarrant selama dia bepergian ke luar negeri.
Menurut laporan ABC Brenton Tarrant pernah bekerja sebentar untuk Bitconnect, sebuah perusahaan mata uang digital, untuk membiayai perjalanannya.
Tarrant diketahui pernah berkunjung ke sejumlah negara di Eropa, Asia Tenggara dan Asia Timur.

Dia pernah pergi ke Korea Utara, terlihat dari sebuah foto dirinya bersama anggota tur saat mengunjungi Monumen Grand Samjiyon.
Di mata Gray, Brenton Tarrant adalah seorang yang sangat berdedikasi terhadap olahraga.
Baca: Siapakah para pelaku penembakan massal di masjid Selandia Baru?
Tarrant rutin berolahraga keras bahkan cenderung berlebihan.
"Sejujurnya saya tidak percaya seseorang yang pernah berhubungan dengan saya setiap hari bisa melalukan sesuatu yang ekstrem seperti ini," kata Gray.
(Tribunnews.com/Daryono)