Selasa, 30 September 2025

Pembantaian di Papua

Fakta Terkini Kasus KKB Papua, Wiranto Ungkap Alasan Tidak Ada Kompromi dan 3 Permintaan KKB

Sejumlah fakta terbaru kasus pembataian pekerja di Papua oleh kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya terungkap.

Penulis: Umar Agus W
Editor: Suut Amdani

OPM menyandera mereka dan komadan OPM Kelly Kwalik berusaha menukar 12 sandera dengan kemerdekaan Papua.

7. Panglima Tertinggi KKB Selain Egianus Kogeya

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo (Vincentius Jyestha/Tribunnews.com)

Aparat gabungan TNI dan Polri telah memetakan profil pelaku Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang melakukan pembantaian pekerja PT Istaka Karya.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo.

Dedi mengungkapkan hingga saat ini pelaku KKB di Papua belum ada yang tertangkap.

Dikutip dari Kompas.com, Kamis (13/12/2018) meski demikian TNI-Polri sudah mengantongi identitas para pentolan KKB termasuk panglima tingginya.

"Selain yang sudah di-publish di media, satu pelaku yang mengomandoi langsung di lapangan adalah EK."

"Di atasnya kami sudah berhasil mengidentifikasi panglima tertingginya," tutur Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (12/12/2018).

EK ialah inisial dari Egianus Kogeya.

Baca: Habiskan Dana Rp 1,3 Triliun, Pengerjaan Stadion Papua Bangkit untuk PON 2020 Selesai April 2019

Untuk panglima tertingginya Dedi memberi inisial yakni PU.

PU inilah yang memberikan restu pembantaian di Nduga berberapa waktu lalu.

"Panglima tersebut atas nama inisial PU dan di bawah kaki-kakinya pun juga memiliki daerah operasi yang ada di Nduga tersebut," kata Dedi.

Dedi melanjutkan saat menyerang, ada lebih dari 50 anggota KKB.

Mereka menggunakan 25 pucuk senapan.

Dari 25 pucuk senjata api, 17 di antaranya merupakan senapan laras panjang dan 8 lainnya laras pendek.

Sedangkan KKB mendapat senjata-senjata itu dari jalur penyelundupan secara gelap.

"Yang dilakukan kelompok tersebut dengan membeli beberapa senjata di wilayah Papua Nugini maupun di wilayah Philipina," tutur Dedi.

(Tribunnews.com/ Umar Agus W)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved