Hari Disabilitas Internasional
Hari Disabilitas Internasional - Rencana Pemerintah untuk Indonesia agar Jadi Negara Ramah Difabel
Pemerintah merencanakan beberapa hal untuk menjadikan Indonesia sebagai negara ramah difabel.
TRIBUNNEWS.COM - Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak tahun 1992 telah menetapkan 3 Desember sebagai Hari Disabilitas Internasional atau International Day of Persons with Disabilities.
Tak banyak yang tahu bahwa Indonesia termasuk negara yang ramah untuk difabel, apa saja fasilitasnya?
Berikut ini rencana pemerintah untuk jadikan Indonesia negara ramah kaum difabel yang berhasil dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber pada Senin (3/12/2018).
Baca: Hari Disabilitas Internasional - 5 Tokoh Ini Buktikan Kekurangan Bukanlah Halangan untuk Berkarya
1. Akan Ada Sekolah Khusus Penyandang Disabilitas Pertama di Bekasi

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan pihaknya akan membangun sekolah khusus penyandang disabilitas pertama di Kota Bekasi.
Dilansir Tribunnews.com dari Kompas.com, Rahmat mengatakan lokasi dibangunnya sekolah khusus penyandang disabilitas akan menggunakan bangunan Sekolah Dasar (SD) yang sudah tidak digunakan.
"Jadi ini bentuk respek, bentuk sekolah, kebetulan lahannya ada, sekolah bekas SD, dari pada saya bikin SMP mending SD dulu. Fisiknya sudah ada," kata pria yang akrab disapa Pepen itu di Summarecon Mal Bekasi, Bekasi Utara, Senin (3/12/2018).
Pepen menambahkan, rencananya tingkatan sekolah seperti SD dan SMP akan digabung dalam satu gedung sekolah khusus penyandang disabilitas itu.
"Tinggal fasilitasnya aja yang menyesuaikan ada tempat dan WC nya macem-macem lah. Kita cari salah satu contoh yang harus kita desain. Rencananya itu saya putuskan untuk tingkat disabilitas, itu nanti gabung (SD dan SMP) biar efektif," ujar Pepen.
2. Kemensos Luncurkan Kartu Penyandang Disabilitas
Dua hari ini, 2 hingga 3 Desember 2018 Kementrian Sosial (Kemensos) meluncurkan kartu penyandang disabilitas yang bertepatan dengan Hari Disabilitas Internasional (HDI) di Summarecon Mall Bekasi.
Seperti dilansir dari Kompas.com, kartu akan diserahkan secara simbolis oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Kegiatan tersebut diharapkan menjadi sebuah gerakan kepedulian terhadap kebutuhan para penyandang disabilitas.
"Selain penyelenggaraan yang sukses, fasilitas yang baik, dan prestasi baik, kegiatan ini harus menjadi momentum yang harus kita jaga untuk menjadikan Indonesia negara yang ramah terhadap penyandang disabilitas," ujar Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita, di Kantor Kemensos, Jakarta, Jumat (30/11/2018).
Kartu Penyandang Disabilitas dapat digunakan untuk mendata jenis kelainan yang dialami para penyandang disabilitas.
Jumlah penyandang disabilitas di Indonesia pun akan bisa dihitung menggunakan kartu tersebut.

Baca: Hari Disabilitas Internasional, Pemerintah Dorong Kepedulian Bagi Aksesibilitas Kaum Difabel
"Penyandang disabilitas ada berbagai macam kategorinya, jangan dikira semua sama. Ada kategori cacat tangan, ada yang pemakai kursi roda, dan disabilitas visual mata (ada yang total dan low vision).
Belum lagi yang lain, seperti mental intelektual," ujar Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kemensos Edi Suharto.
Pemerintah akan mengintegrasikan Kartu Penyandang Disabilitas dengan fasilitas publik untuk memudahkan dan memberikan kenyamanan kepada penyandang disabilitas.
Misal, para penyandang disabilitas tidak perlu mengeluarkan ongkos saat menggunakan bus TransJakarta dan kereta jika menunjukkan kartu tersebut.
Bahkan, rencananya kartu tersebut juga dapat digunakan untuk memeroleh potongan harga di toko ritel.
"Pada 2019, ditargetkan semua benefit tersebut bisa direalisasikan. Saat ini, hanya benefit untuk layanan publik dulu.
Ke depan, kami akan melakukan MoU dengan BUMN dan swasta," ujar Edi.
Kartu Penyandang Disabilitas akan didistribusikan ke seluruh Indonesia setelah peluncuran pada perayaan HDI 2018 di Summarecon Mall Bekasi.
Proses distribusi akan dimulai dari Pulau Jawa kepada tujuh ribu penyandang disabilitas yang terdata di Basis Data Terpadu (BDT).
"Kami mulai dari Pulau Jawa karena sudah siap. Tahun depan, akan mulai disebar ke Sumatera atau Kalimantan.
Kartu akan didistribusikan melalui balai-balai yang ada di berbagai daerah. Kartunya sudah siap," tambah Edi.
Baca: Hari Disabilitas Internasional - 5 Tokoh Ini Buktikan Kekurangan Bukanlah Halangan untuk Berkarya
3. Tiga Fasilitas untuk Difabel di Trotoar

Sampai saat ini, ada tiga fasilitas yang diterapkan pada trotoar di jalan utama di Indonesia.
Dilansir Tribunnews.com dari Kompas.com, yang dipublikasikan pada Kamis (7/12/2017) lalu, yang pertama adalah guiding block.
Guiding block berfungsi sebagai jalur penuntun dan petunjuk khususnya bagi tuna netra, yaitu menggunakan ubin berwarna kuning dengan garis lurus dan tekstur bulat.
Kedua adalah Ramp, sebagai fitur pengganti tangga yang biasanya digunakan lansia atau penyandang disabilitas untuk naik ke tempat yang lebih tinggi atau saat akan naik ke transportasi umum seperti kereta dan bus.
Yang terakhir ada Portal S yang berguna melindungi pegguna kursi roda.
Sesuai namanya, bentuk portal dirancang seperti huruf S yang terbuat dari bahan stainless dan terletak di ujung-ujung trotoar. Di Jakarta, fasilitas ini sangat minim ditemui.
"Melalui acara ini kami ingin pemerintah daerah memenuhi serta menyediakan fasiltas pejalan kaki yang nyaman dan berkeselamatan bagi masyarakat khususnya penyandang disabilitas," ucap Chief Executive Adira Insurance Julian Noor dalam seremoni IRSA di Jakata, Kamis (7/12/2017).
(Tribunnews.com / Bunga)