Sabtu, 4 Oktober 2025

Pembunuhan di Bekasi

12 Fakta Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Tetangga Lihat Mobil Keluar dari Rumah Korban

Simak fakta-fakta tentang kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi. Kronologi hingga perkembangan terbaru kasus tersebut.

Editor: Sri Juliati
Warta Kota/Fitriyandi Al Fajri
Rumah korban dipukul palu diberi garis polisi di Perumahan Seroja RT 03 RW 05, Harapanjaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi. 

Simak fakta-fakta tentang kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi. Kronologi hingga perkembangan terbaru kasus tersebut.

TRIBUNNEWS.COM - Satu keluarga ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di rumah kontrakan, Jalan Bojong Nangka II, RT 2 RW 7, Jatirahayu, Pondok Melati, Bekasi, Selasa (13/11/2018).

Mereka terdiri dari pasangan suami-istri dan dua anak.

Adalah Diperum Nainggolan (ayah, 38), Maya Boru Ambarita (ibu, 37), Sarah Boru Nainggolan (anak, 9), dan Arya Nainggolan (anak, 7) menjadi korban pembunuhan.

Baca: Sekolah Langsung Diliburkan Begitu Tahu Dua Muridnya Korban Pembunuhan Sekeluarga di Bekasi

Berikut Tribunnews.com rangkumkan fakta-fakta dalam kasus pembunuhan tersebut:

1. Masing-masing korban dibunuh dengan cara berbeda

Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Pol Indarto mengatakan, Diperum dan Maya mengalami luka akibat pukulan benda tumpul.

Sementara Sarah dan Arya tidak mengalami luka tetapi kehabisan oksigen.

Perbedaan kondisi korban menimbulkan kecurigaan bagi Indiarto yang sedang melakukan olah TKP.

Baca: Kerabat Ungkap Sifat Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi: Sosok Orangtua Panutan

"Tadi anggota kami masuk dan betul menemukan beberapa kecurigaan antara lain ada dua jenazah yang berlumuran darah."

"Lalu kami datang, olah TKP dan ditemukan lagi dua mayat lagi yaitu anak dari korban," kata Indarto di lokasi kejadian, dikutip dari Kompas.com.

2. Korban ditemukan di ruangan berbeda

Para korban pembunuhan tersebut ditemukan di dua ruangan yang berbeda.

Diperum dan Maya ditemukan tewas di ruang televisi rumah kontrakan tersebut.

Sementara kedua anaknya, Sarah dan Arya ditemukan tewas di kamar tidurnya.

Baca: 5 Fakta Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi: Saksi Lihat Gerbang Rumah Terbuka Jam 3

3. Keterangan saksi mata

Dari informasi yang dihimpun Kompas.com, seorang saksi bernama Feby Lofa Rukiani melihat gerbang kontrakan terbuka dan televisi di rumah korban menyala pada pukul 03.30 WIB.

Feby Lofa Rukiani adalah orang yang tinggal di kontrakan yang dikelola korban.

Namun, saat Feby memanggil seorang korban dari luar rumah, tidak ada jawaban dari korban.

Feby sempat menelepon korban tetapi tidak diangkat.

Feby kemudian ke kembali ke kontrakannya.

Pada pukul 06.30 WIB, biasanya korban sudah bersiap berangkat kerja.

Akan tetapi, Feby belum melihat korban bersiap-siap pergi kerja.

Feby yang curiga dan penasaran akhirnya mencoba membuka jendela rumah korban.

Ketika melihat ke dalam rumah, Feby melihat korban sudah tergeletak dan bersimbah darah.

Melihat hal itu, Feby memanggil warga lainnya untuk mengecek korban dan melaporkan kejadian itu ke pihak RT dan kepolisian Sektor Pondok Gede.

4. Motif dalam pembunuhan bukan karena ekonomi

Diketahui, keluarga tersebut merupakan pengelola dari rumah kontrakan.

Rumahnya berada di depan rumah kontrakan yang dikelola.

Pihak Kapolres Metro masih melakukan olah TKP untuk mencari tahu motif terkait kasus tewasnya satu keluarga ini.

Namun, dipastikan, pembunuhan ini terjadi bukan karena motif ekonomi, sebab tidak ditemukan adanya kehilangan barang berharga.

"Barang seperti kalung dan uang tidak hilang. Tapi kami akan kaji lagi karena ini masih awal."

"Nanti kami akan olah TKP lanjutan bersama dengan ke keluarga untuk mencari tahu apa-apa barang berharga yang tidak ada," ujar Indarto.

"Sementara ini semua motif sedang kami kaji, habis ini akan konsolidasi."

"Sementara ini kami melihat kecenderungannya bukan ekonomi. Tapi semua motif masih kami buka peluangnya," ujar Indarto.

5. Perkembangan penyelidikan

Dalam proses penyidikan, pihak kepolisian gabungan dari Polres Metro Bekasi Kota, di-back up Jatanras dan Resmob Polda Metro Jaya.

Anjing pelacak turut diturunkan untuk membantu dalam proses penyelidikan itu.

Pemeriksaan terhadap saksi telah dilakukan, dan selanjutnya pihak kepolisian akan berkonsolidasi.

"Saksi-saksi telah kami periksa, tim juga telah olah TKP. Kami habis ini akan konsolidasi," kata Indarto di lokasi, dilansir dari Warta Kota, Selasa (13/11/2018).

6. Sarah Boru Ambarita sempat tulis surat untuk sang ibu

Akun Facebook korban, Maya Sofya Ambarita sempat mengunggah foto sehari sebelum ia dan keluarga dibunuh.

Foto itu adalah foto surat dari anak pertamanya, Sarah Boru Nainggolan.

Surat tulisan tangan bertinta biru itu berisi tentang curhatan sang anak terhadap ayah dan ibunya.

Di surat itu, Sarah berjanji akan menjadi anak yang baik.

Ia juga meminta maaf kepada orangtuanya karena telah membuat orangtuanya marah.

7. Korban bicara soal uang dan mobil

Sore sebelum kejadian, Lita, tetangga korban yang sedang berbelanja di warung korban, sempat mendengar percakapan Diperum Nainggolan (38), dengan seseorang melalui telepon genggam, Senin (12/11/2018) sekitar pukul 16.30 WIB.

Ia mendengar korban menelepon seseorang dengan suara dan nada yang keras.

"Saya enggak sengaja dengar bapak itu nelepon gitu, nada keras marah-marah gitu," ungkapnya kepada Warta Kota di lokasi, Selasa (13/11/2018).

Lita mengaku sempat bertanya kepada istri korban, kenapa suaminya marah-marah.

Namun, istrinya meminta dirinya tidak perlu ikut campur.

"Saya tanya istri korban, Maya Boru Ambarita. Saya tanya ke istrinya, kenapa bapak marah-marah bu? Dia jawab, 'udah kamu enggak usah ikutan', sama istrinya ngomong gitu, habis itu dia langsung masuk ke dalam," beber Lita.

Ia mengaku dalam percakapan itu Diperum Nainggolan terdengar membicarakan persoalan uang dan mobil.

"Saya enggak lama belanjanya ya, sekitar lima menit. Saya enggak dengar rincinya, tapi kedengarannya bicarakan soal mobil dan uang gitu. Nadanya keras kayak orang berantem," paparnya.

Selama ini ia menanggap kalau keluarga korban dikenal memiliki sifat baik.

8. Tetangga lihat mobil keluar dari rumah korban

Ketua RT 2 Agus Sani mengungkapkan, ada beberapa saksi yang melihat mobil melaju cepat dari rumah korban.

"Nah itu dia, ada saksi yang lihat ada mobil ngebut, keluar, tapi enggak tahu jenisnya apa. Cuma ngelihat aja keluar ngebut," ungkap Agus Sani, Selasa (13/11/2018).

Agus mengaku sebelumnya tidak mendapatkan laporan ada keributan di rumah korban.

Dirinya mengaku sangat kaget atas peristiwa ini, terlebih dalam kejadian ini satu keluarga tewas.

"Enggak ada keributan. Kalau ada pasti warga sekitar melapor, sampai saat ini tidak ada yang melapor," jelasnya dilansir dari Tribunnews Bogor.

9. Tidak ada CCTV

Polres Bekasi Kota mengungkapkan, tak ada rekaman kamera pengawas (CCTV) di rumah keluarga yang menjadi korban pembunuhan.

"Di rumah kontrakan korban tidak ada CCTV, jadi tidak ada gambaran mengenai jumlah pelaku di TKP," ucap Kasubag Humas Polrestro Bekasi Kota, Komisaris Erna Ruswing Andari.

Namun, penyidik mencari kemungkinan ada tetangga korban yang menggunakan kamera CCTV di depan rumahnya.

"Rekaman CCTV sangat membantu penyidik, apalagi bila terlihat sosok pelaku dan jenis kendaraan yang digunakan pelaku saat datang ke lokasi," bebernya.

10. Kerabat histeris

Intan, kerabat korban mengungkapkan kaget saat melihat keluarganya tewas.

Intan mengatakan, pertama kali mengetahui kabar dari sang kakak di Medan, Sumatera Utara.

Hingga kemudian, Intan bergegas mengunjungi rumah korban di Bekasi.

"Pertama kali dikasih tahu sama saudara di Medan, bilangnya ada perampokan. Saya langsung ke rumahnya," kata Intan, Selasa (13/11/2018).

Setelah datang ke lokasi, dirinya kaget rumah sudah diramaikan warga.

"Saya kira perampokan saja enggak sampai tewas. Enggak tahunya malah tewas gitu. Lemas saya, enggak kuat saya," ucapnya.

Ia menambahkan, adiknya orang baik dan tidak pernah ada masalah.

"Dia baik banget, enggak pernah ada masalah apa-apa. Saya kaget makanya, kenapa jahat bangat (pelakunya)," ucapnya.

Menurutnya, Diperum Nainggolan telah tinggal di rumah itu selama lima tahun, dan telah dua tahun membuka warung.

"Suaminya kerja, sama buka warung. Istri yang jaga warungnya. Anak-anaknya masih pada kecil, tega bangat ya?" ujarnya.

11. Para korban akan dimakamkan di Samosir

Jasad keluarga Diperum Nainggolan akan diberangkatkan ke Samosir menggunakan pesawat dari Bandara Soekarno-Hatta.

Jenazah diberangkatkan pada pukul 17.00 WIB.

"Ya, keberangkatan dari Soekara, keberangkatan dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 17.00 WIB dan sampai di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara nantinya pukul 19.00 WIB,'' ujar Farel Nainggolan, sepupu di rumah duka pada Rabu (14/11/2018).

12. Ditemukan boneka dengan bercak darah di TKP

Dalam olah TKP tidak ditemukan harta dan barang berharga yang hilang.

Pintu juga masih dalam keadaan baik dan tidak ditemukan kerusakan.

Pada saat melakukan olah TKP, polisi menyita barang bukti berupa gunting, bantal berlumur darah, boneka bercak darah, dan pakaian korban.

(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved