Senin, 6 Oktober 2025

Penjelasan Pakar ITB Terkait Panasnya Pulau Jawa Sekarang Ini

Masyarakat kota-kota di Pulau Jawa mengeluhkan panasnya dan lambatnya kedatangan hujan, pada Oktober ini.

Editor: Sri Juliati
Tribunnews
Alasan mengapa Jawa panas walau Oktober merupakan awal musim penghujan 

TRIBUNNEWS.COM - Masyarakat kota-kota di Pulau Jawa mengeluhkan panasnya dan lambatnya kedatangan hujan, pada Oktober ini.

Menurut prakiraan BMKG, hujan memang terlambat 10 hingga 30 hari dari jadwal sehingga baru akan dimulai pada akhir Oktober atau awal November.

Lantas, bisakah kita menyalahkan keterlambatan ini pada perubahan iklim?

Menurut pakar meteorologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Drs Zadrach Ledoufij Dupe MSi, jawabannya tergantung pada pemahaman mengenai penyebab perubahan iklim.

“Saya tanya, penyebabnya (perubahan iklim) apa? Jawabnya kan karbondioksida (CO2)."

"Masalahnya, menurut saya, itu bukan CO2. Komponen utama perubahan iklim itu ada di manusia,” ujarnya ketika dihubungi oleh Kompas.com via sambungan telepon, Jumat (12/10/2018).

Zadrach membandingkan kondisi kota-kota di Jawa pada generasi sebelumnya dengan generasi sekarang yang jauh berbeda.

“Zamannya ayah Anda itu berapa jumlah penduduknya? Berapa bangunan yang ada? Berapa sawah dan sebagainya? Kan sekarang semua berubah jadi gedung."

"Lalu, kalau kita bilang (iklimnya) tidak berubah, ya mana mungkin,” tuturnya.

Dia mengatakan, ketika manusia mengubah karakter permukaan bumi, manusia juga mengubah keseimbangan energi yang datang dari Matahari.

Pasalnya, jika energi matahari yang datang ke permukaan bumi sama dengan yang keluar, suhu permukaan bumi menjadi konstan atau tidak berubah.

Namun, ketika kita membangun aspal, gedung bertingkat, dan kaca di mana-mana, komposisi radiasi matahari di bumi pun berubah.

Energi yang datang menjadi semakin besar, sedangkan yang keluar menjadi semakin sedikit karena terhalang oleh gas-gas rumah kaca.

Fenomena ini disebut dengan istilah “Urban Heat Island” atau pulau panas perkotaan, yakni ketika sebuah wilayah metropolitan menjadi lebih hangat dari wilayah pedesaan di sekitarnya.

Dulu, pulau panas perkotaan hanya terjadi pada dua atau tiga kota di Jawa saja, tetapi kini hampir semua titik di Jawa berubah menjadi metropolitan sehingga panasnya merata.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved