Minggu, 5 Oktober 2025

Aksi Demonstrasi di Pati

Kepemimpinannya Dianggap Buat Gaduh, Bupati Sudewo: Uji Saja, Betul karena Saya atau Tidak

Sudewo dihadirkan dalam rapat Pansus Hak Angket DPRD Pati, Kamis (2/10) pagi. Bupati Pati dicecar pertanyaan dari anggota Pansus selama 3 jam

TRIBUNJATENG.COM/MAZKA HAUZAN NAUFAL
BERI KETERANGAN - Bupati Pati Sudewo memberi keterangan kepada Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket DPRD Pati, Kamis (2/10/2025). Sudewo dihadirkan dalam rapat Pansus Hak Angket DPRD Pati, Kamis (2/10) pagi. Bupati Pati dicecar pertanyaan dari anggota Pansus selama 3 jam 

TRIBUNNEWS.COM - Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket DPRD Pati, Jawa Tengah menghadirkan Bupati Pati, Sudewo dalam rapat di gedung DPRD Pati, Kamis (2/10/2025).

Selama tiga jam, Bupati Sudewo dicecar sejumlah pertanyaan dari anggota Pansus Hak Angket DPRD Pati.

Diketahui, Pansus Hak Angket DPRD Pati ini dibentuk karena desakan masyarakat Pati yang ingin Sudewo dimakzulkan karena enggan turun dari jabatannya.

Sudewo sendiri sempat jadi sorotan setelah menaikkan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebesar 250 persen.

Selain itu, ia juga menantang ribuan warga Pati untuk mendemonya

Ribuan masyarakat Pati pun menggelar demo meskipun kebijakan kenaikan tarif PBB-P2 sebesar 250 persen telah dibatalkan pada 13 Agustus 2025 lalu.

Mereka masih tetap menggelar demo dan menuntut Sudewo untuk turun dari jabatannya karena kebijakannya dinilai tidak pro rakyat.

Pansus Hak Angket DPRD Pati pun dibentuk di hari yang sama saat warga Pati menggelar demo.

Dalam perjalannya, Pansus Hak Angket telah memanggil sejumlah saksi terkait dengan kebijakan-kebijakan Sudewo selama ia menjabat sejak dilantik pada Februari 2025 lalu.

Sebulan lebih berlalu, Sudewo baru dipanggil oleh Pansus Hak Angket DPRD Pati pada Kamis (2/10/2025) kemarin.

Dalam rapat Pansus Hak Angket kemarin, Sudewo diminta menjelaskan seputar kebijakannya yang terindikasi bermasalah.

Baca juga: Muncul Massa Pendukung Sudewo saat Rapat Hak Angket, Kinerja Bupati Pati Dianggap Memuaskan

Di antaranya seperti kenaikan PBB-P2, mutasi jabatan, hingga pengangkatan direktur dan Dewan Pengawas RSUD Soewondo Pati.

Anggota Pansus dari PKB, Muhammadun (Madun) juga menanyakan karakter kepemimpinan dan kebijakan Sudewo yang dinilai membuat gaduh masyarakat.

Sudewo pun menjawab bahwa hal tersebut hanya anggapan pribadi Madun saja.

"Itu sensitivitas Pak Madun saja. Kalau ditanya kebijakan saya menimbulkan gejolak di masyarakat, Njenengan (Anda) uji saja, sekian juta orang warga Pati ini bagaimana persepsinya,"

"Tapi sekali lagi saya sampaikan, segala kebijakan saya tidak untuk membuat Pati gaduh, saya tidak punya niat membuat Pati ricuh, tidak ada niatan," ujar Sudewo, dikutip dari TribunJateng.com.

Sudewo juga meminta Madun untuk melakukan survei terkait apakah kebijakannya membuat resah masyarakat.

"Diuji saja di tengah-tengah masyarakat. Betul-betul gaduh akibat karakter saya atau tidak, silakan uji,"

"Turunkan tim survei, jangan ada satu persepsi yang salah kemudian dikembangkan," kata Sudewo.

Madun pun menimpali bahwa aksi unjuk rasa besar-besaran pada 13 Agustus 2025 lalu sudah menunjukkan masyarakat resah.

"Ada demo sebesar itu, sudah menunjukkan keresahan masyarakat. Itulah suara masyarakat. Atau masih mau mengatakan itu hanya segelintir orang? Kalau itu keyakinan bapak, monggo,"

"Tapi menurut saya, itu manifestasi dari apa yang dirasakan masyarakat, termasuk saya," tegas Madun.

Terkait dengan demo pada 13 Agustus lalu, ia mengatakan bahwa hal tersebut merupakan pembelajaran bagi Sudewo.

Sudewo juga berinstrospeksi setelah demo tersebut.

Namun, ia juga berharap semua pihak bisa melihat secara utuh kenapa aksi demo 13 Agustus 2025 bisa terjadi, meski begitu Sudewo tak merinci apa yang ia maksud dengan "melihat secara utuh" tersebut.

Baca juga: Muncul Massa Pendukung Sudewo saat Rapat Hak Angket, Kinerja Bupati Pati Dianggap Memuaskan

Pendukung Sudewo Sempat Rusuh

Ratusan pendukung Sudewo pada Kamis kemarin juga terlihat memadati area pendopo dan Gedung DPRD yang telah dijaga ketat oleh aparat kepolisian.

Berdasarkan laporan jurnalis TribunJateng.com Mazka Hauzan Naufal di lapangan, situasi sempat memanas sekitar pukul 09.00 WIB.

Saat itu massa pendukung Sudewo melihat koordinator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB) Teguh Istiyanto dan Supriyono alias Botok hendak masuk ke Gedung DPRD Pati lewat pintu yang telah dijaga oleh anggota kepolisian.

Para pendukung Sudewo tersebut berteriak ketika melihat keduanya hendak masuk ke Gedung DPRD Pati.

"Kuwi Teguh! Kuwi Teguh! (Itu Teguh! Itu Teguh!)," teriak beberapa pendukung Sudewo yang melihat Teguh Istiyanto berjalan ke Gedung DPRD.

Kericuhan pun terjadi, massa langsung menyerbu Teguh dan Botok.

Para anggota polisi termasuk Kapolresta Pati, Kombes Pol Jaka Wahyudi yang ikut berjaga tampak sedikit kewalahan mengendalikan situasi.

Massa terus mengumpati kedua pentolan AMPB tersebut hingga berusaha menangkap mereka.

Botok pun berusaha menyelamatkan diri dengan memanjat pintu gerbang dan berhasil.

Sementara Teguh juga melakukan hal yang sama, nahas ia ditangkap oleh sejumlah massa.

Teguh pun menerima pukulan dan tendangan bertubi-tubi.

Aksi penganiayaan tersebut hanya berlangsung beberapa detik saja dan Teguh langsung dievakuasi oleh polisi.

AMPB sering ikut memantau rapat Pansus Hak Angket ketika ada saksi yang dimintai keterangan.

Beberapa waktu lalu, anggota AMPB juga sempat memberikan obat herbal kepada salah satu anggota Pansus Hak Angket karena dinilai "masuk angin".

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul "Ini Jadi Bahan Introspeksi" Komentar Bupati Pati Sudewo Setelah 3 Jam Dicecar Pertanyaan Pansus

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJateng.com, Mazka Hauzan Naufal)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved