Mushola Ambruk di Sidoarjo
Kisah Korban Selamat Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny, Tak Henti Berdoa, Petugas Merayap 3 Jam
Di atas wajah Taufan ada seng yang hanya berjarak tiga jari dan kondisinya gelap gulita, yang mana ruang gerak menjadi sempit.
Di atas wajahnya ada seng yang hanya berjarak tiga jari. Kondisinya gelap gulita dan ruang gerak menjadi sempit.
Kaki kirinya, kini dilakukan perawatan karena efek terjepit puing bangunan.
Selama bertahan tiga hari dibawah puing reruntuhan, Taufan bercerita mendapatkan suplai air minum dan makanan dari petugas yang tengah berupaya untuk menyelamatkannya keluar.
"Saya tidak pingsan, sadar terus. Kondisi saya sekarang lumayan baik," ucap Taufan yang ditemani keluarganya dirawat di RSUD Notopuro.
Petugas Merayap 3 Jam
Dalam proses pencarian para korban, Tim SAR harus melewati galian sempit dengan diameter sekitar 60 centimeter (cm) dan harus dilakukan dengan kehati-hatian.
Perjuangan personel tim SAR evakuasi korban ini diungkap oleh Direktur Operasi Basarnas, Yudhi Bramantyo.
Yudhi menjelaskan, metode penyelamatan terpaksa dilakukan dengan membuat galian sempit di bawah beton.
Mengingat saat itu belum bisa digunakannya alat berat untuk proses evakuasi korban yang terjebak di reruntuhan bangunan.

“Galian dalam kondisi terbatas untuk dilewati dari segi diameter galian hanya 60 cm dengan kedalaman 80 cm," ungkap Yudhi.
Atas kondisi tersebut, untuk menjangkau lokasi korban, evakuasi dilakukan tim SAR dengan merayap selama tiga jam.
"Personel harus merayap dalam posisi tengkurap tiga jam setiap shift agar bisa mencapai lokasi korban,” jelasnya.
“Setiap getaran berisiko memicu runtuhan tambahan. Karena itu kami mengutamakan kehati-hatian agar korban maupun petugas tetap selamat,” bebernya.
Mulai Gunakan Alat Berat
Tim SAR gabungan mulai mengerahkan alat berat berupa crane pada hari keempat, Kamis (2/10/2025), untuk memindahkan material reruntuhan dari bagian atas reruntuhan bangunan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.