Mushola Ambruk di Sidoarjo
Tim SAR Merayap 3 Jam di Galian 60 Cm demi Selamatkan Santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
Tim SAR evakuasi santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo lewat galian sempit, 3 jam merayap demi selamatkan korban reruntuhan.
"Personel harus merayap dalam posisi tengkurap tiga jam setiap shift agar bisa mencapai lokasi korban,” jelasnya.
Setelah sebelumnya proses evakuasi dilakukan secara manual, pada Kamis siang ini, tim SAR gabungan mulai melakukannya dengan mengerahkan alat berat.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto mengungkap upaya tersebut dilakukan usai tidak ditemukan lagi tanda-tanda kehidupan di bawah reruntuhan bangunan tersebut.
"Mulai tadi malam, setelah penemuan terakhir dalam kondisi selamat, itu kami rapat koordinasi tim gabungan menyatakan menggunakan alat-alat yang canggih, ada yang menggunakan drone termal secara ilmu pengetahuan tidak lagi ditemukan tanda-tanda kehidupan," ucapnya dalam Breaking News KompasTV, Kamis.
"Kami masih memberi waktu kepada tim gabungan dari kemarin sore sampai tadi pagi. Bahkan tadi malam disterilkan lokasi supaya sunyi, di tengah kesunyian itu mudah-mudahan ada kedengaran, tanda-tanda kehidupan. Ternyata sampai tadi pagi tidak ada (tanda kehidupan)," imbuhnya.
Menurut penjelasannya, evakuasi menggunakan alat berat tersebut berdasarkan persetujuan dari keluarga santri.
Proses evakuasi itu membuahkan hasil dengan ditemukannya tujuh korban tambahan pada Rabu (1/10) atau hari ketiga operasi SAR digelar.
Di mana dari tujuh korban yang dapat dievakuasi Rabu kemarin, lima di antarnya dalam kondisi selamat, sementara dua lainnya meninggal dunia.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengungkapkan kesulitan dalam melakukan upaya evakuasi tersebut, salah satunya, kondisi reruntuhan yang tidak stabil.
“Setiap getaran berisiko memicu runtuhan tambahan. Karena itu kami mengutamakan kehati-hatian agar korban maupun petugas tetap selamat,” bebernya, dikutip dari Antara.
Ungkapan syukur tak henti diucapkan Abdul Hannan, saat mengetahui anak keduanya Alfatih Cakra Buana selamat dari reruntuhan Musala Pondok Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo.
Bahkan ia merasa mendapat keajaiban karena rupanya Alfatih tertidur pulas selama berada di dalam puing reruntuhan sekitar tiga hari.
Peristiwa ambruknya Musala itu terjadi pada Senin (29/9/2025) sore. Alfatih baru berhasil dievakuasi pada Rabu (1/10/2025) sore.
Jika dihitung Alfatih berada sekitar tiga hari di dalam puing reruntuhan bangunan.
"Alhamdulillah, Alhamdulillah," ucap warga Bangkalan ini di RSUD Notopuro Sidoarjo, Kamis (2/10/2025).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.