Santri yang Terjebak Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Beri Sinyal, Pukul Beton, Terdengar Suara Retakan
Terdapat santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang masih tertimbun memukul-mukul beton bangunan untuk memberikan sinyal kehidupan.
Bahkan, beberapa korban terus bisa berkomunikasi dengan tim SAR yang berusaha menolongnya.
Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, mengatakan para korban dengan status kesadaran merah (korban yang masih bisa berkomunikasi) memungkinkan untuk bertahan lebih dari batas waktu krusial 72 jam pascakejadian.
Sejauh ini, kondisi para korban masih memberikan tanda-tanda kehidupan serta mendapatkan suplai oksigen, makan dan minum, hingga infus dan vitamin, serta obat-obatan dari petugas.
"Tim dapat mencapai korban melalui celah-celah di bawah reruntuhan."
"Selama mendapatkan suplai makan minum serta infus, maka memungkinkan korban dapat bertahan lebih lama alias lebih dari batas waktu krusial 72 jam," jelas Syafii, Rabu, dikutip dari TribunJatim.com.
Dalam operasi SAR ini, pihaknya akan terus memprioritaskan para korban dengan status kesadaran merah untuk terus mendapatkan suplai-suplai vital tersebut sembari menanti upaya tim SAR gabungan untuk menembus reruntuhan.
Syafii menambahkan, personel yang hadir dalam proses evakuasi kali ini berjumlah 379 personel yang berasal dari 65 instansi berbeda.
Evakuasi Haikal
Korban bernama Haikal berhasil dievakuasi pada Rabu (1/10/2025) siang.
Santri yang sudah tiga hari bertahan di bawah reruntuhan itu masih selamat usai dievakuasi.
Haikal sempat viral karena video dia yang sempat berkomunikasi dengan petugas SAR beredar luas di media sosial.
Padahal, saat itu Haikal berada di bawah reruntuhan bangunan dan terjebak di dalamnya.
“Iya, ada dua yang berhasil dievakuasi. Salah satunya Haikal. Dalam keadaan masih hidup, dan sekarang dibawa ke rumah sakit,” kata seorang petugas di lokasi kejadian, Rabu, masih dari TribunJatim.com.
Baca juga: Cerita NA Santri Ponpes Al Khoziny Tangannya Diamputasi di Lokasi, Keluarga Sempat Protes Tak Setuju

Kronologi
Wahid, seorang santri Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, membeberkan detik-detik insiden ambruknya musala ponpes tersebut.
Ia mengatakan peristiwa terjadi saat para santri sedang salat jemaah Asar di lantai satu gedung Ponpes Al Khoziny, Senin (29/9/2025).
Setelah bangunan ambruk, para santri menjadi korban dalam peristiwa ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.