Setahun Terisolasi, Warga Ungasan Akhirnya Bebas usai GWK Bongkar Tembok Imbas Teguran Gubernur Bali
Setelah setahun terisolasi, pihak GWK akhirnya bongkar tembok yang tutupi akses jalan warga Desa Ungasan, Kabupaten Badung, Rabu (1/10/2025).
TRIBUNNEWS.COM - Tembok beton yang menutupi akses keluar masuk warga di kawasan wisata Garuda Wisnu Kencana Cultural Park atau populer disebut GWK akhirnya dibongkar.
Pembongkaran ini dilakukan setelah mendapatkan protes keras dari warga yang terisolasi sejak tembok beton itu dibuat pada September 2024.
Pihak GWK mengaku, membangun tembok di kawasan Banjar Giri Darma, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali itu sebagai pengamanan aset mereka.
Tetapi, pembangunan tembok itu justru menyulitkan lalu lintas dan berdampak terhadap kurang lebih 600 orang warga setempat selama satu tahun belakangan.
Menanggapi keluhan masyarakat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali telah memberikan peringatan.
Gubernur Bali Wayan Koster pun turun tangan untuk memberikan ultimatum terhadap pihak GWK.
Koster bersama Bupati Badung, I Wayan Adi Arnawa menggelar pertemuan pada Selasa (30/9/2025) sekira pukul 22.30 Wita di Gedung Jaya Sabha.
Gubernur mengingatkan manajemen GWK untuk bersikap ramah, terbuka dan membangun hubungan harmonis dengan masyarakat setempat.
"GWK tidak boleh eksklusif, jangan memusuhi warga, melainkan warga harus dijadikan ekosistem yang mendukung keberadaan warga agar aktivitas pariwisata dan citra GWK terjaga dengan baik," kata Gubernur Bali dua periode ini.
“Pembongkaran harus dimulai 1 Oktober 2025, agar warga bisa kembali menggunakan jalan yang sejak lama menjadi akses mereka. Supaya aktivitas warga kembali normal,” tegas Koster.
Mengindahkan perintah tersebut, manajemen GWK mulai membongkar tembok mulai hari ini, Rabu (1/10/2025) dan membuka kembali akses warga setempat.
Baca juga: Viral ASN di Bali Diminta Setor Akun Medsos, Akun Sensor: Blunder Lagi gegara Berita Donasi Banjir
Pantauan wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin, pihak GWK membongkar tembok pagar pada Selasa pagi sekira pukul 09.30 Wita.
Proses pembongkaran dimulai secara manual oleh beberapa petugas dengan menggunakan palu dan alat bor beton.
Namun hingga pukul 12.00 Wita, pembongkaran hanya dilakukan terhadap 11 titik pagar tembok beton yang menutupi akses jalan rumah warga di Jalan Maghada, Banjar Adat Giri Dharma.
Meski demikian, seorang warga setempat, I Nyoman Tirtayasa, mengaku bisa sedikit bernapas lega setelah kembali mendapatkan akses keluar masuk di wilayahnya.
"Dari pagi sampai saat ini masih berjalan pembongkaran tembok GWK sebatas pintu keluar masuk rumah warga dan gang-gang yang ada yang merupakan akses kita warga Banjar Adat Giri Dharma," kata Tirtayasa saat dikonfirmasi oleh jurnalis KOMPAS.com, Yohanes Valdi Seriang Ginta.
Pria berusia 53 tahun ini mengaku senang dengan pembongkaran tembok pagar yang telah dibangun kurang lebih selama satu tahun itu.
Dalam rentang waktu tersebut, dia bersama warga lainnya terpaksa harus melewati semak-semak dan pekarangan rumah warga saat ada upacara keagamaan karena tidak ada akses jalan.
"Kesannya kita memang sudah merasa sedikit lega karena kita bisa keluar masuk dari rumah," ujar Tirtayasa.
Baca juga: Pagar Beton di Cilincing yang Ramai Jadi Sorotan Ternyata Buat Break Water Kolam Labuh Kapal
Dia melanjutkan, sempat merasa tertekan ketika ada warga yang membutuhkan bantuan kesehatan.
Bahkan untuk beribadah dan menggelar pernikahan harus melewati lahan yang dipenuhi semak-semak.
"Sebelumnya, kita merasa tertekan ada di dalam. Belum lagi ada yang sakit dari keluarga saya. Kemudian ada warga meninggal itu. Kemudian, saya punya upacara keagamaan yang kemarin-kemarin ada anak saya menikah, jadi harus keliling lewat semak-semak karena kita tidak punya akses," kata dia.
Tirtayasa berharap, manajemen GWK bersedia untuk membongkar tembok pagar secara menyeluruh agar masyarakat bisa beraktivitas normal.
Apalagi, jalan tersebut merupakan fasilitas umum yang sudah ada sejak lama dan proses pengaspalannya menggunakan dana APBD Kabupaten Badung.
"Dengan dibukanya pintu keluar masuk masyarakat, kalau dikatakan senang ya senang juga, tapi masih ada sedikit keraguan karena sesuai rekomendasi DPRD Bali 22 September 2025, itu semua tembok yang ada di wilayah kita yang memblok pintu keluar masuk warga akan dibongkar," kata dia.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Pembongkaran Pagar Tembok GWK Bali Tidak Semua, Bendesa Adat Ungasan: Harus Buat Perjanjian.
(Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunBali.com/Zaenal Nur Arifin)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.