Robohnya Musala Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo Diduga Akibat Pengecoran Tanpa IMB, Santri Ikut Ngecor
Musala Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo ambruk saat shalat Ashar, 3 santri tewas, puluhan luka, puluhan lain masih terjebak reruntuhan.
TRIBUNNEWS.COM - Ibadah belum selesai, lantai belum sepenuhnya kering, tetapi Musala Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo ambruk.
Tiga orang santri tewas, puluhan lainnya luka-luka, dan puluhan lagi masih terjebak di bawah puing bangunan yang baru saja selesai dicor.
Musala tiga lantai milik Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo ambruk tepat saat rakaat kedua shalat Ashar, meninggalkan duka mendalam.
Musala Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo bukan sekadar kegagalan konstruksi, melainkan peringatan pahit.
Bangunan itu belum rampung sepenuhnya, belum berizin, dan belum diuji kekuatannya. Tapi sudah digunakan. Sudah menjadi tempat ibadah. Sudah menjadi tempat berpulang.
Dalam sunyi reruntuhan itu, gema pertanyaan dari cerpen Robohnya Surau Kami kembali terdengar: apakah kita hanya sibuk beribadah, tapi lupa menjaga kehidupan?
Dalam karya A.A. Navis, surau dibiarkan roboh karena masyarakat merasa cukup dengan ritual, tapi abai terhadap tanggung jawab sosial.
Di Sidoarjo, musala roboh bukan karena ditinggalkan, tapi karena dibangun tanpa kepatuhan pada standar keselamatan.
Struktur bangunan musala Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur yang ambruk terungkap.
Bangunan tiga lantai itu ambruk pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB.
Tepat saat sejumlah santri pesantren sedang melaksanakan shalat ashar di rakaat kedua.
Pengasuh Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo, KH Abdul Salam Mujib mengatakan bahwa bangunan yang roboh tersebut sudah dalam pengerjaan 9 sampai 10 bulan.
“Sudah lama, sudah 9 sampai 10 bulan. Baru tiga (lantai) dek terakhir jadi enggak pakai genteng, langsung dek,” kata Abdul Salam kepada awak media, Senin, seperti dilansir dari Kompas.com.
Bangunan tersebut rencananya berdiri tiga lantai.
Bagian atap tidak menggunakan genteng, melainkan semen cor sehingga permukaan rata.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa bangunan tersebut masih dalam proses pengerjaan cor bagian dek dari pagi hari.
“Ngecornya dari pagi sudah selesai. Sekiranya 4 sampai 5 jam, jam 12.00 sudah selesai,” ucapnya.
Sebelumnya, Ketua RT setempat, Munir, mengatakan bahwa santri meminta izin untuk melakukan pengecoran menggunakan kendaraan.
Namun, Abdul Salam mengatakan bahwa pengecoran tidak menggunakan truk molen.
“Enggak ada molen sama sekali,” ujarnya.
Saat ditanya apakah bangunan tersebut memiliki Izin Mendirikan Bangungan (IMB), Abdul Salam mengaku tidak tahu.
“Lah itu enggak tahu. Saya kira enggak lah. Di sini semuanya sama. Ini jadi sepertinya ini penopang cor itu enggak kuat di atas itu. Jadi menekan ke bawah seperti di bom di bawahnya. Jadi seperti itu,” pungkasnya.
Di sisi lain, Menteri Agama Republik Indonesia (RI) KH Nasaruddin Umar meninjau lokasi ambruknya mushala tiga lantai Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.
Ia langsung mendatangi titik lokasi dan melihat kondisi reruntuhan bangunan didampingi oleh petugas gabungan, Selasa (30/9/2025).
Setelah itu, ia juga menemui pengurus Ponpes.
Dalam pernyataannya, Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya perhatian terhadap aturan pembangunan fisik pesantren.
“Kami juga nanti selaku Menteri Agama akan memberikan perhatian khusus tentang pembangunan fisik pondok pesantren,” ungkapnya.
Ia berharap kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
“Semoga insyaallah pondok pesantren yang akan datang dalam pembangunannya juga memenuhi standar-standar yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” terangnya.
Umar menyatakan belum bisa memastikan penyebab ambruknya bangunan tersebut.
Namun, setelah melihat kondisi bangunan, ia mengaku bahwa struktur bangunan lainnya masih dalam keadaan baik.
“Inilah namanya musibah,” katanya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk lebih memperhatikan kondisi bangunan pesantren demi keselamatan santri.
“Mari kita bersama-sama memperhatikan, memberikan perhatian khusus kepada bukan saja pondok pesantren tapi bangunan-bangunan,” tuturnya.
Nasaruddin Umar juga tidak menutup kemungkinan akan ada revisi terhadap aturan pembangunan ponpes untuk memenuhi standar yang lebih baik.
“Sedapat mungkin kita mengindahkan seluruh aturan yang berlaku tentang pembangunan fisik itu,” pungkasnya.
Hingga saat ini, penyebab ambruknya bangunan masih dalam penyelidikan.
Hari Kedua Pencarian Santri yang Menjadi Korban
Tercatat total 102 korban dievakuasi dan 3 orang meninggal dunia hingga Selasa (30/9/2025).
Kantor SAR Kelas A Surabaya mencatat, korban yang dievakuasi sebanyak 102 orang.
Sebanyak 11 di antaranya dievakuasi oleh petugas, sedangkan lainnya evakuasi mandiri.
Semua korban dibawa ke Rumah Sakit Notopuro, Rumah Sakit Delta Surya, dan Rumah Sakit Siti Hajar.
Namun, sebagian besar sudah dibawa kembali ke rumah.
Sementara itu, korban yang dinyatakan meninggal dunia berjumlah tiga orang.
Pertama, Maulana Ibrahim (15) warga Bangkalan berdomisili di Surabaya pada Senin (29/9/2025).
Kedua, Mashudul Haq (14) asal Surabaya.
Ketiga, Muhammad Sholeh (22) asal Bangka Belitung yang meninggal di Rumah Sakit Notopuro Sidoarjo pada Selasa (30/9/2025).
Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit yakin masih terdapat santri yang berada di dalam reruntuhan dengan kondisi hidup.
“Kami meyakini bahwa masih ada yang bisa selamat dan yang terakhir ini justru kami masih bisa berkomunikasi,” kata Nanang kepada awak media, Selasa (30/8/2025).
Diperkirakan, sebanyak 38 santri masih terjebak dalam reruntuhan puing-puing bangunan.
Petugas mengupayakan proses pencarian dengan kewaspadaan tinggi untuk mengurangi risiko kerawanan runtuh susulan.
Hanya petugas SAR gabungan yang melakukan evakuasi yang bisa masuk ke area lokasi.
Petugas melakukan sterilisasi area hingga 50 meter dari gerbang depan asrama putra agar tidak mengganggu konsentrasi proses pencarian.
“Untuk steril area kami perluas yang tadinya mereka menonton di depan bangunan, ternyata tim kami yang ada di bawah reruntuhan sangat riskan mendengar sesuatu yang ramai,” ucap Nanang.
Ia mengatakan, bangunan yang runtuh berupa beton melintang.
Diduga, korban masih terjebak di area tengah.
Untuk sampai ke titik tersebut, petugas harus membuka lubang.
“Karena posisinya beton-beton itu lintang menutupi para korban, sehingga kami harus memberikan akses dengan memberikan lubang atau memotong bagian-bagian dari struktur bangunan tersebut,” ucap dia.
Sementara itu, dua eskavator telah disiagakan sejak Senin malam.
Namun, dua alat tersebut masih belum difungsikan mengingat getarannya berpotensi menimbulkan ambruk susulan.
“Nah, kami cukup memperhatikan sekali karena getaran dari peralatan yang kami gunakan itu sangat rentan untuk membuat bangunan itu roboh,” ujarnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com
Sumber: Tribun Jatim
Cerita Tim SAR Evakuasi Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: Masih Merespons, Gerakkan Kaki |
![]() |
---|
Buntut Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Menag akan Buat Aturan Khusus Pembangunan Ponpes |
![]() |
---|
Beri Bantuan, Menag Kunjungi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang Ambruk, Berharap Santri Tak Trauma |
![]() |
---|
Wakil Gubernur Jatim Apresiasi Menteri Keuangan Purbaya: Lindungi Industri Rokok Padat Karya |
![]() |
---|
7 Korban Masih Terjebak Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Tim Penyelamat Kirim Suplai Oksigen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.