MUI Boyolali Rajut Kebersamaan Lewat FGD, Tokoh Agama Kompak Jaga Persatuan dan Kedamaian
MUI Boyolali dengan menggandeng Komisi ukhuwah Islamiyah berupaya membentengi serta memperkuat persatuan dan kesatuan di kalangan tokoh agama.v
Penulis:
Arif Tio Buqi Abdulah
Editor:
timtribunsolo
TRIBUNNEWS.COM - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Boyolali pada Rabu, 17 September 2025 menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema "Merajut Perbedaan dalam Kebersamaan."
Kegiatan ini digelar sebagai respon atas dinamika sosial yang sempat memanas beberapa waktu terakhir, sekaligus upaya memperkuat ukhuwah Islamiyah dan menjaga persatuan di tengah masyarakat Boyolali.
Sebagaimana diketahui, pada akhir Agustus lalu sejumlah daerah di Indonesia, termasuk Jawa Tengah, diguncang aksi demonstrasi yang berakhir ricuh.
Gelombang unjuk rasa yang semula menuntut aspirasi masyarakat justru berubah menjadi benturan dengan aparat.
Situasi itu menimbulkan keresahan, terutama kekhawatiran akan menyebarnya provokasi ke wilayah lain.
Momen tersebut menjadi pengingat bahwa iklim kebersamaan sangat rapuh jika tidak dipelihara bersama.
Pasca-situasi itu, MUI Boyolali berinisiatif menggandeng Komisi Ukhuwah Islamiyah untuk menggelar FGD sebagai ruang silaturahmi, dialog, sekaligus komitmen menjaga harmoni.
Baca juga: Gelar Doa Lintas Agama, Menag Minta Guru dan Tokoh Agama Sebarkan Pesan Damai
Dengan menggandeng Komisi Ukhuwah Islamiyah, MUI menghadirkan tokoh-tokoh agama dari berbagai organisasi Islam seperti NU, Muhammadiyah, LDII, hingga MTA.
Acara juga turut dihadiri pemerintah daerah dan serta stakeholder terkait. Dari 70 undangan yang disebar, lebih dari 100 peserta hadir.
Antusiasme ini menegaskan keinginan masyarakat Boyolali agar daerahnya tetap damai dan tidak terjebak dalam polarisasi.
Hadir sebagai narasumber, Kapolres Boyolali AKBP Rasyid Hartanta, serta Ketua Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI Boyolali yang juga dosen UIN Raden Mas Said Surakarta, Rustam Ibrahim.
Kapolres Boyolali menegaskan pentingnya peran ulama dan tokoh agama dalam meredam isu-isu provokatif.
"Kami sangat berterima kasih kepada para kiai, ustaz, dan tokoh masyarakat yang selama ini membantu menjaga kondusifitas Boyolali."
"Jangan sampai kita terjebak provokasi yang bisa memecah belah bangsa," ucapnya.
Ia juga berharap kegiatan serupa bisa diperluas hingga ke tingkat kecamatan dan masjid-masjid sebagai langkah preventif menjaga keamanan.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.