Minggu, 5 Oktober 2025

Begini Suasana Nabire Papua Tengah Usai Diguncang Gempa, Puluhan Kali Gempa Susulan

Gempa M6,6 guncang Nabire, Papua Tengah, Jumat (19/9/2025). BMKG catat 50 gempa susulan, sejumlah bangunan rusak.

|
Editor: Glery Lazuardi
ISTIMEWA
RUMAH WARGA- Nampak rumah warga rusak akibat gempa bumi di Nabire, Jumat (19/9/2025) dini hari. 

TRIBUNNEWS.COM - Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah diguncang gempa pada Jumat (19/9/2025) dinihari.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan hingga Jumat pagi terjadi 50 kali gempa susulan.

Adapun gempa pertama berkekuatan 6,6 Magnitudo terjadi pada Jumat pukul 01.19 WIB tau 03.19 WIT.

Informasi gempa Nabire disampaikan BMKG melalui akun media sosial X yang diposting Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono pada Jumat (19/9/2025).

"Update Gempa Nabire M6,5: gempa susulan (aftershocks) hingga 7.30 WIB sudah mencapai 50 kali," tulisnya.

Berdasarkan catatan BMKG, gempa susulan terbesar terjadi pukul 07.53 WIB dengan kekuatan M 5,1. 

Hingga Jumat sekitar pukul 10.20 WIB, belum ada informasi terkait data kerusakan.

Namun, dari foto yang dibagikan Daryono, gempa Nabire menyebabkan plafon bangunan rusak. Kemudian kaca-kaca di salah satu bangunan berserakan.

Suasana di Lokasi

Tampak sejumlah faslitas umum salah satunya jembatan di wilayah Kota Nabire Rusak.

Dalam video beredar nampak sejumlah rumah masyarakat juga ambruk.

Gempa bumi yeng terjadi dini hari tersebut sontak membuat warag panik dan lari keluar rumah.

Hingga saat ini belum diketahui apakah ada korban dan berapa jumlah warga yang rusak akibat gempa bumi. 

Dalam salah satu foto memperlihatkan kondisi sebuah bangunan berwarna biru yang mengalami kerusakan akibat gempa

Terlihat dinding bangunan retak parah dengan bagian tembok terbelah hingga ke atas, meninggalkan celah besar. 

Beberapa bagian konstruksi tampak rapuh dan terkelupas, sehingga memperlihatkan material di dalamnya. 

Suasana di sekitar bangunan tampak gelap, menunjukkan foto diambil pada malam atau dini hari. 

Kerusakan ini menggambarkan dampak nyata gempa bumi yang melanda Nabire, Papua Tengah.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, melaporkan tak ada korban jiwa dalam kasus tersebut.

Hanya saja, kata dia, gempa telah merusak rumah warga, bandara, jembatan, hingga memutus jaringan listrik.

"Sejumlah pantauan awal juga menyebutkan kaca pecah di fasilitas umum bandara, plafon roboh di kantor bupati, satu unit jembatan putus, serta jaringan listrik dan telekomunikasi terputus," kata dia. 

Untuk memantau situasi, petugas TRC BPBD Kabupaten Nabire masih berada di lapangan.

Sementara itu, BNPB juga menyiagakan pengiriman bantuan logistik dasar yang kuantitasnya akan menyesuaikan kebutuhan di lapangan.

Upaya penanganan tanggap darurat lainnya akan menyesuaikan dengan dampak di lapangan, serta situasi tanggap darurat yang akan ditetapkan pemerintah daerah.

"BNPB mengimbau warga untuk tetap waspada dan siap siaga, khususnya terhadap potensi gempa susulan," katanya.

Penjelasan BMKG

Direktur  Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,5.

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 3,47 derajat LS dan 135,49 derajat BT, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Nabire, Papua Tengah pada kedalaman 24 km.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar anjak Weyland."

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," jelas Daryono dalam keterangannya.

Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Nabire dengan skala intensitas V MMI (Modified Mercalli Intensity), yaitu skala yang mengukur seberapa kuat getaran gempa. Paling lemah I, dan paling kuat XII.

Pada skala V MMI, getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun.

Sementara itu di Wasior dirasakan dengan skala intensitas IV-V MMI.

Lalu daerah Enarotali dengan skala intensitas III-IV. Pada skala ini, bila gempa terjadi pada siang hari akan dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.

Daerah Timika dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), daerah Biak dan Supiori dengan skala intensitas II-III (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," tegas Daryono.

Sementara itu dari sejumlah video yang diterima Tribunnews, gempa ini menyebabkan sejumlah kerusakan.

Seperti atap dan dinding rumah warga yang rusak. Getaran gempa juga terekam kamera CCTV.

Hingga pukul 09.32 WIT, terdapat total 50 gempa bumi yang dirasakan setelah gempa utama M 6,6.

Gempa susulan terbesar terjadi pada pukul 07.53 WIT dengan kekuatan M 5,1.

Nabire, Papua Tengah, pada Jumat, 19 September 2025 pukul 01.19 WIB atau 03.19 WIT. Hingga pukul 09.32 WIT, terdapat total 50 gempa bumi yang dirasakan setelah gempa utama M 6,6.

"Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya."

"Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," imbau Daryono.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gempa Nabire Papua Berkekuatan M 6,6 Sebabkan Kerusakan, Ini Kata BMKG, 

Artikel ini telah tayang di Tribunpapuatengah.com dengan judul Nabire Digunjang Gempa Bumi, Sejumlah Fasilitas dan Rumah Warga Rusak, 

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved