Minggu, 5 Oktober 2025

Banjir di Denpasar Bali

Update Sepekan Banjir Bandang di Bali & Nagekeo NTT: 23 Korban Tewas, 8 Lainnya Belum Ditemukan

Total sebanyak 23 korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang di DenpasarBali dan Nagekeo NTT hingga Senin (15/9/2025).

Penulis: Dewi Agustina
Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni Sari/Kolase
RUMAH AMBLAS - Satu unit rumah di Perumahan Permata Residence, lingkungan Gadon, Mengwitani, Bali amblas akibat banjir, Rabu (10/9/2025) mengakibatkan 3 orang hilang. Total sebanyak 23 korban meninggal dunia akibat bencana banjir di Bali dan Nagekeo NTT hingga Senin (15/9/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Bencana banjir bandang yang menerjang dua wilayah di Indonesia, Denpasar Bali dan Nagekeo Nusa Tenggara Timur (NTT) seminggu terakhir menyisakan duka mendalam.

Banjir bandang adalah salah satu jenis bencana alam yang paling mematikan dan destruktif.

Berbeda dari banjir biasa, banjir bandang datang secara tiba-tiba dengan debit air yang sangat besar, sering kali disertai material seperti lumpur, batu, dan kayu yang terbawa oleh arus.

Total sebanyak 23 korban meninggal dunia akibat banjir di Bali dan Nagekeo hingga Senin (15/9/2025).

Baca juga: Keberadaan 4 Korban Banjir Bandang di Bali Belum Diketahui

Berdasarkan data yang dilaporkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali per Minggu (14/9/2025), korban meninggal akibat banjir di Bali sebanyak 17 orang. 

Sementara korban yang masih dalam proses pencarian adalah 5 orang, masing-masing 2 orang di Denpasar dan 3 orang di Kabupaten Badung. 

Di Nagekeo, NTT, jumlah korban meninggal 6 orang. Tiga korban lainnya masih hilang.

 

Data Korban Hilang

Empat dari 5 korban banjir Bali yang masih dalam pencarian adalah:

  1. Made Suwitri (perempuan/43 tahun)
  2. Rio Hadnar Boelan (laki-laki/56 tahun)
  3. Bewi Ratnawati Soenarjo (perempuan/57 tahun) 
  4. Riviere Timothy George (laki-laki/23 tahun)

Baca juga: 5 Warga Bali yang Hilang saat Banjir Masih Dicari, 2 di Denpasar dan 3 di Badung

Berikut 3 korban banjir di Nagekeo yang belum ditemukan: 

  1. Mariano Tom Busa Jago (Laki-laki/29 Tahun), Desa Sawu Kecamatan Mauponggo Kabupaten Nagekeo, NTT
  2. Sebastiana So’o (Perempuan/42 Tahun), Lajawolo, Desa Keliwatulewa Kabupaten Nagekeo, NTT
  3. Desiderius Geraldi (Laki-laki/14 Bulan), Lajawolo, Desa Keliwatulewa Kabupaten Nagekeo, NTT.

Banjir Bali

Bencana banjir terjadi sejak Senin (8/9/2025) malam hingga Selasa (9/9/2025) dini hari, saat hujan ekstrem mengguyur sebagian besar wilayah Bali. 

Jumlah korban jiwa akibat banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Bali bertambah menjadi 17 orang.

Berdasarkan data BPBD Bali, berikut identitas 17 korban meninggal dunia akibat banjir di Bali yang telah teridentifikasi:

  1. Ni Made Ratip (P/70, Gianyar)
  2. Ni Wayan Suweni (P/50, Gianyar)
  3. Ni Made Rupet (P/87, Gianyar)
  4. Endang Cahyani Ayu (P/Badung)
  5. Komang Oka Sudiastawa (L/34, Jembrana)
  6. Nita Kumala (P/22, Jembrana)
  7. Ni Wayan Puspa (P/ Denpasar)
  8. Nadira (P/48, Denpasar)
  9. Ni Wayan Lenyod (P/56, Denpasar)
  10. Dede Rio Adi Saputra (L/20, Denpasar)
  11. Ni Wayan Werni (P/70, Denpasar)
  12. Ni Ketut Merta (P/63, Denpasar)
  13. Ni Nyoman Sari (P/61, Denpasar) 
  14. Tasnim (P/54, Denpasar)
  15. Farwah Husein (L/32, Denpasar)
  16. Ni Ketut Sari (P/75, Denpasar)
  17. Ibu Maimunah (P/78, Denpasar)

Sungai-sungai seperti Tukad Badung di Denpasar, Tukad Mati di Badung, dan Sungai Candigara di Klungkung meluap, merendam pemukiman, jalan, dan fasilitas umum.

Data hingga per Kamis (11/9/2025) pukul 17.00 Wita mencatat total 659 warga terdampak dan 552 orang mengungsi. 

Korban meninggal tersebar di Denpasar (10 orang), Gianyar (3 orang), Jembrana (2 orang), dan Badung (1 orang).

"Petaka ini telah menyebabkan 17 warga kehilangan nyawa, 1 masih dinyatakan hilang, 659 terdampak dan 552 warga mengungsi," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam siaran pers, dikutip Jumat (12/9/2025).

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa banjir dipicu oleh curah hujan ekstrem yang mencapai 385 mm/hari, dipengaruhi oleh fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) dan Gelombang Rossby.

Kedua fenomena ini memperkuat pembentukan awan hujan di wilayah Bali.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan bahwa bencana kali ini dipicu oleh dinamika atmosfer yang tidak biasa.

"Bencana kali ini disebabkan oleh Gelombang Rossby dan Gelombang Kelvin," ujarnya saat meninjau lokasi pengungsian di Denpasar, Kamis (11/9/2025).

Balai Wilayah Sungai Bali-Penida mencatat debit air sungai meningkat drastis hingga 85,85 m⊃3;/detik.

Kondisi topografi perbukitan dan pasang laut turut memperlambat aliran air ke laut, memperparah genangan di wilayah hilir.

Banjir Nagekeo

Banjir bandang melanda Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (8/9/2025) sore.

Hingga Senin (15/9/2025) tercatat 6 korban meninggal dunia.

Empat korban lainnya hilang.

Nagekeo terletak di bagian barat Pulau Flores, berbatasan dengan Kabupaten Ngada dan Ende.

Lanskapnya didominasi padang rumput, hutan tropis, dan pegunungan rendah hingga tinggi.

Hujan deras yang mengguyur wilayah perbukitan sejak Minggu (7/9/2025) hingga Senin sore membuat debit air sungai meluap.

Puncak banjir terjadi sekitar pukul 18.31 Wita, banjir menerjang melanda Kali Lowo Koke, Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, NTT.

Berikut identitas 6 korban meninggal:

  1. Elgius Sopi Bela (Laki-laki/35 Tahun), Desa Sawu Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, NTT.
  2. Fancelina Meli Boa (Perempuan/60 Tahun), Boawae Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo, NTT.
  3. Maria Kondriani F Nua (Perempuan/6 Bulan), Desa Sawu Kecamatan Mauponggo Kabupaten Nagekeo, NTT
  4. Agustinus Lena (Laki-laki, Meninggal akibat shock berat), Desa Lokalaba Kecamatan Mauponggo Kabupaten Nagekeo, NTT.
  5. Achiles Agustinus Busa Jago (Laki-laki/13 Bulan), Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, NTT
  6. Ermelinda Co'o, (Perempuan/35 Tahu, Alamat Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, NTT

Ermelinda Co'o (35), warga Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) meninggal dunia setelah 5 hari menjalani perawatan di RSUD Aeramo, Minggu (14/9/2025) sore.

Ermelinda Co'o korban terakhir yang meninggal dunia.

Dia meninggal setelah 5 hari menjalani perawatan di RSUD Aeramo, Minggu (14/9/2025) sore.
 
Ermelinda Co'o sempat dievakuasi dalam kondisi luka berat dan dirujuk ke RSUD Aeramo pada Selasa (9/9/2025) atau sehari setelah banjir bandang.

39 Rumah Hanyut

Selain korban jiwa, tercatat sebanyak 39 rumah hanyut terbawa arus, 17 rumah rusak berat, dan 48 rumah rusak ringan. 

Total sebanyak 1.271 jiwa terdampak, sebagian besar mengungsi secara mandiri ke rumah kerabat.

Kementerian Sosial RI bersama Pemerintah Daerah, TNI-Polri, Tagana, serta berbagai unsur terkait bergerak cepat melakukan penanganan darurat. 

Evakuasi warga terdampak segera dilakukan, disertai pencarian korban hilang oleh tim SAR gabungan. 

Kementerian Sosial juga melakukan verifikasi dan validasi data korban untuk memastikan penyaluran santunan berjalan tepat sasaran. 

Untuk pemenuhan kebutuhan dasar, dapur umum lapangan didirikan di Kantor Kecamatan Mauponggo dengan kapasitas produksi 3.813 porsi makanan per hari. 

Hingga 14 September, tercatat 5.013 porsi makanan telah didistribusikan kepada warga terdampak.

Penulis: (TribunBali/Zaenal Nur Arifin) (Tribunnews.com) (Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Sepekan Banjir Bandang, Puluhan Ribu Warga di Nagekeo Terdampak dan Tiga Orang Hilang

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul 4 KORBAN Hilang Belum Ketemu, Tim SAR Gabungan Terus Lakukan Pencarian Korban Hilang Banjir Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved