Minggu, 5 Oktober 2025

Macan Kumbang Dibuntuti 2 Anak Beda Warna, Fakta Bukan Subspesies, Ini Penjelasannya

Seekor induk macan kumbang dibuntuti dua anaknya yang memiliki warna berbeda, satunya totol-totol macan tutul Jawa

Instagram @gunungsanggabuana
ANAK MACAN KUMBANG - Dua anak macan kumbang yang memiliki beda warna tertangkap rekaman kamera jebak Pegunungan Sanggabuana, satunya totol-totol macan tutul Jawa 

Jenderal Maruli menekankan, pelestarian lingkungan adalah bagian dari tanggung jawab nasional.

Program "Bersatu Dengan Alam" menjadi wujud nyata komitmen TNI AD untuk menjaga keseimbangan ekosistem, terutama di kawasan hutan lindung yang juga digunakan sebagai area latihan militer.

"Kita semua memiliki peran dalam menjaga keberlanjutan hayati Indonesia. TNI AD akan terus mendukung upaya pelestarian lingkungan sebagai bagian dari bela negara," ujar Kasad, dalam keterangannya.

Koordinator survei dari Sanggabuana Conservation Foundation (SCF), Bernard T. Wahyu Wiryanta, menyampaikan, hasil tahap pertama ini memberikan gambaran penting bagi penyusunan kebijakan perlindungan satwa langka.

Selain mencatat jumlah individu macan tutul, survei juga mencakup pemetaan pola makan dan identifikasi potensi ancaman terhadap habitat.

"Data ini menjadi landasan penting untuk mengusulkan perubahan status hutan Sanggabuana menjadi kawasan konservasi resmi. Dengan perlindungan hukum yang jelas, upaya pelestarian bisa berjalan lebih optimal," kata Bernard, Sabtu (13/9/2025).

Bernard juga menyoroti kontribusi aktif prajurit Menlatpur Kostrad dalam kegiatan konservasi.

Selain membantu pemasangan kamera dan pengumpulan data, mereka turut menjaga agar aktivitas latihan tempur tidak mengganggu habitat satwa. 

Bahkan, kehadiran mereka terbukti efektif dalam menekan angka perburuan liar dan mencegah perambahan hutan.

Memasuki Agustus 2025, survei tahap pertama telah selesai dan kamera jebak dipindahkan ke titik-titik baru dalam grid pemantauan lanjutan.

Indikasi populasi yang masih bertahan di area seluas 10.000 hektar menjadi kabar baik, sekaligus pengingat bahwa habitat ini perlu perlindungan lebih ketat agar tidak mengalami tekanan ekologis.

Melalui kolaborasi antara SCF, TNI AD, dan pemangku kepentingan lainnya, ekspedisi ini diharapkan mempercepat proses penetapan Pegunungan Sanggabuana sebagai kawasan konservasi resmi.

Lebih dari sekadar menjaga kedaulatan, TNI AD kini menunjukkan peran strategis dalam menjaga warisan alam Indonesia untuk generasi mendatang.

Mereka akan kembali lagi pada November 2025 mendatang untuk memperbarui data dari hasil pengamatan. Termasuk penangkapan rekaman video kamera jebak yang telah disebar. 

Dalam unggahannya di Instagram @gunungsanggabuana, kamera jebak yang menangkap gerak-gerik macan tutul Jawa tersebut mendapat respons positif dari warganet.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved