Kamis, 2 Oktober 2025

Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI

Bandung Sempat Memanas Polda Jabar Siaga 1, Mataram Juga Bendera Merah Putih di Polda NTB Diturunkan

Polda Jabar siaga 1 buntut Bandung sempat memanas dan aksi anarkis di gedung DPRS, Mataram juga demikisn, bendera merah putih di Polda NTB diturunkan.

TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN/TRIBUNLOMBOK.COM/WAWAN SUGANDIKA/Surya.ist
DEMO RICUH - Massa yang terdiri dari mahasiswa, pengemudi ojek online dan masyarakat umum melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (29/8/2025). Aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas akibat meninggalnya seorang sopir ojek online, Affan Kurniawan yang meninggal setelah terlindas kendaraan taktis Brimob di Jakarta. Aksi berujung ricuh dan massa aksi melakukan pembakaran pada sebuah rumah aset MPR RI di depan gedung DPRD Jabar, sejumlah sepeda motor dan barang-barang yang ada di rumah tersebut serta membakar pagar gedung DPRD Jabar. Gedung DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB) dibakar massa aksi, Sabtu (30/8/2025). Gedung Negara Grahadi, bangunan bersejarah dan pusat pemerintahan Jawa Timur, terbakar saat demonstrasi di Surabaya, Sabtu (30/8/2025) malam. Insiden ini terjadi di tengah gelombang aksi nasional menyusul kematian seorang pengemudi ojek online dalam demonstrasi di Jakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi unjuk rasa dan bakar-bakaran masih berlanjut di sejumlah daerah.

Gelombang demonstrasi yang telah berlangsung sejak 25 Agustus 2025 terus meluas dan kian panas hingga Sabtu tengah malam (30/8/2025).

Massa menuntut pembubaran DPR, penolakan kenaikan gaji dan tunjangan DPR, pengesahan RUU Perampasan Aset, penghapusan sistem outsourcing dan penolakan terhadap upah murah, penghentian pemutusan hubungan kerja (PHK), reformasi sistem perpajakan bagi buruh, pengesahan RUU ketenagakerjaan tanpa omnibus law, revisi terhadap RUU Pemilu, hingga desakan agar Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mundur.

Kemudian, pada Kamis (28/8/2025), demo digelar juga di lokasi serupa hingga berujung ricuh, bahkan bentrokan yang terjadi itu tercatat sebagai salah satu demonstrasi terbesar yang melibatkan pelajar dan mahasiswa.

Puncak demo ini adalah tewasnya seorang driver ojek online (ojol), Affan Kurniawan, yang terlindas mobil Rantis Brimob saat unjuk rasa berakhir ricuh.

Kemudian, pada 29 Agustus, demo digelar sebagai respons atas insiden tewasnya Affan Kurniawan, yang terlindas mobil Rantis Brimob saat demo tersebut.

Baca juga: Mengenang Affan Kurniawan Driver Ojol 21 Tahun Andalan Keluarga Tewas Dilindas Rantis Brimob

Tak sampai di situ saja, demo pun masih terus berlanjut hingga Sabtu kemarin dan digelar di berbagai daerah. Bahkan, massa sampai melakukan pembakaran gedung-gedung DPRD.

Tribunnews.com, merangkum sejumlah aksi unjuk rasa yang memanas di sejumlah daerah seperti di Bandung, NTB hingga Surabaya.

 

Polda Jabar Siaga 1

Polda Jawa Barat menetapkan status siaga 1 di wilayah hukumnya buntut kericuhan aksi unjuk rasa yang terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar, Kombes Pol Hendra Rochmawan, mengatakan penetapan status Siaga 1 berdasarkan arahan dari Mabes Polri.

"Kapolda Jabar menetapkan surat telegram kepada polres jajaran untuk anggota seluruh Jawa Barat saat ini adalah Siaga 1," kata Hendra, Sabtu (30/8/2025).

Hendra juga mengatakan bahwa seluruh personel polres jajaran berada di mako masing-masing dan tetap siaga untuk memantau situasi perkembangan.

DEMO RICUH - Massa yang terdiri dari mahasiswa, pengemudi ojek online dan masyarakat umum melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (29/8/2025). Aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas akibat meninggalnya seorang sopir ojek online, Affan Kurniawan yang meninggal setelah terlindas kendaraan taktis Brimob di Jakarta. Aksi berujung ricuh dan massa aksi melakukan pembakaran pada sebuah rumah aset MPR RI di depan gedung DPRD Jabar, sejumlah sepeda motor dan barang-barang yang ada di rumah tersebut serta membakar pagar gedung DPRD Jabar. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
DEMO RICUH - Massa yang terdiri dari mahasiswa, pengemudi ojek online dan masyarakat umum melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (29/8/2025). Aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas akibat meninggalnya seorang sopir ojek online, Affan Kurniawan yang meninggal setelah terlindas kendaraan taktis Brimob di Jakarta. Aksi berujung ricuh dan massa aksi melakukan pembakaran pada sebuah rumah aset MPR RI di depan gedung DPRD Jabar, sejumlah sepeda motor dan barang-barang yang ada di rumah tersebut serta membakar pagar gedung DPRD Jabar. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Sejak Sabtu (30/8/2025) pagi, demo yang berlangsung di kawasan Gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, berjalan kondusif, tapi sekitar pukul 16.00 WIB, ada sekelompok massa yang melakukan tindakan anarkis.

Kerusuhan pertama terjadi sekitar pukul 15.30 WIB, ada sejumlah remaja melakukan aksi perusakan dan membakar sepeda motor di depan Gedung DPRD Jabar.

Setelah itu, massa aksi langsung masuk ke halaman kantor DPRD yang pintu gerbangnya sudah terbuka. 

Sebagian massa kemudian menyeret keluar sebuah sepeda motor berplat merah yang terparkir di sana dan langsung dibakar.

Tak berselang lama, anggota Polisi langsung datang dan menembakkan gas air mata untuk memukul mundur massa. 

Dikutip dari YouTube Kompas TV, atas kejadian ini, pihak aparat pun melakukan blokade di sekitar Gedung DPRD Jawa Barat, tampak juga ada sejumlah mobil rantis yang siap siaga untuk mengantisipasi kericuhan.

Sejumlah massa yang melakukan tindakan anarkis diketahui sudah berhasil dibubarkan.

Massa berpencar ke arah Jalan Aria Jipang, Sulanjana dan Jalan Pusdai. Kondisi di Jalan Diponegoro pun sementara dilakukan penutupan.

Massa berpakaian hitam lempar molotov ke Gedung DPRD Jabar. Ban dibakar, spanduk protes dikibarkan, tuntut keadilan untuk Affan.
Massa berpakaian hitam lempar molotov ke Gedung DPRD Jabar. Ban dibakar, spanduk protes dikibarkan, tuntut keadilan untuk Affan. (Tribun Jabar/ Gani Kurniawan)

 

Pengamat Sebut Kerusuhan di Berbagai Daerah Akibat Masyarakat Frustasi

Pengamat kebijakan publik, dari Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Kristian Widya Wicaksono, mengatakan bahwa rentetan aksi massa yang berujung rusuh di berbagai daerah itu disebabkan karena masyarakat sudah frustasi terhadap penguasa.

Dia menjelaskan bahwa secara teoritis demonstrasi merupakan partisipasi politik non-konvensional yang disajikan dalam bentuk penyampaian aspirasi masyarakat kepada suprastruktur politik. 

"Penyebabnya adalah tidak efektifnya kanal komunikasi politik yang menjadi saluran artikulasi aspirasi tersebut," ujar Kristian, Sabtu, dikutip dari TribunJabar.id.

Ketidakefektifan ini, kata Kristian, disebabkan oleh dua hal, yakni aspirasi tidak didengar dan tidak diakomodir dalam pengambilan kebijakan, lalu aspirasi didengar tetapi tidak kunjung diadopsi kedalam kebijakan. 

"Hal ini mengakibatkan rasa frustasi masyarakat terhadap penguasa politik," katanya.

Kristian mengatakan, rasa frustasi itu sebagai akumulasi dari kekecewaan terhadap kebijakan-kebijakan kontroversial yang terus berjalan tanpa henti.

Mulai dari revisi UU KPK, UU Cipta Kerja, eksploitasi lingkungan hidup, UU TNI, RUU KUHP, kenaikan pajak lokal, tata kelola Makan Bergizi Gratis (MBG) yang bermasalah hingga tunjangan perumahan yang diberikan dalam bentuk uang kepada anggota DPR-RI.

"Terakhir munculnya korban dalam penanganan demonstrasi massa. Rentetan masalah yang berkepanjangan inilah yang membuat situasi politik menjadi bergejolak."

"Apalagi pemulihan ekonomi pasca pandemi covid belum sepenuhnya dapat mengembalikan gairah ekonomi masyarakat," ucapnya.

Baca juga: Akhir Pekan Rumah 3 Anggota DPR hingga Rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani Dijarah 

Kristian pun menyarankan langka yang dapat dilakukan untuk menghentikan ini salah satunya dengan membuat kebijakan yang tidak lagi memunggungi masyarakat. 

"Jangan dipaksakan jika memang tidak sejalan dengan kebutuhan masyarakat. Pernyataan maaf resmi saja sudah tidak cukup."

"Perlu ada tindakan nyata dari penguasa untuk tidak memaksakan berbagai hal yang sudah jelas-jelas ditolak masyarakat sebagai bentuk akuntabilitas terhadap masyarakat sebagai pembayar pajak dan pemegang kedaulatan politik yang sah secara undang-undang," katanya.

 

Mencekam Gedung DPRD NTB Dibakar, Merembet Bendera Merah Putih di Polda NTB Diturunkan

Kantor DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) di Jalan Udayana, Kota Mataram, dibakar massa pengunjuk rasa, Sabtu (30/8/2025).

Massa aksi terdiri dari komunitas ojek online, masyarakat, dan mahasiswa.

Kerusuhan ini dipicu kematian pengemudi ojek online (ojol) Affan Kurniawan yang tewas di lindas mobil taktis Brimob di Jakarta pada 28 Agustus 2025.

Mereka juga menuntut agar kenaikan gaji dan tunjangan DPR RI dibatalkan.

Masa aksi juga merengsek masuk ke dalam, melakukan penjarahan, kursi dibawa keluar, lampu dirusak hingga seluruh perabotan yang ada didalam kantor dipaksa keluar.

GEDUNG DPRD DIBAKAR - Gedung DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB) dibakar massa aksi, Sabtu (30/8/2025). Tampak api membumbung diselimuti asap tebal.
GEDUNG DPRD DIBAKAR - Gedung DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB) dibakar massa aksi, Sabtu (30/8/2025). Tampak api membumbung diselimuti asap tebal. (TRIBUNLOMBOK.COM/WAWAN SUGANDIKA)

Pembakaran kantor DPRD NTB jadi tontonan warga.

Asap pekat seketika menyelimuti Kantor DPRD NTB, ledakan juga terdengar dari arah dalam kantor yang terbakar.

“Ngeri mas, ini tumben seperti ini, bukan hanya ban saja yang dibakar, tapi seluruh gedung,” ucap Syarif Hidayat, seorang warga, saat ditemui di lokasi kejadian, seperti diberitakan Tribun Lombok, Sabtu (30/8/2025).

Pantauan di Lokasi kejadian, sesaat kondisi mencekam menjadi tontonan warga sekitar, kebakaran hebat menyelimuti kantor DPRD NTB.

Masa aksi mulai berdatangan sekitar pukul 12:30 Wita, setelah melakukan demonstrasi di Polda NTB.

Aksi mulai mencekam sekira pukul 13:30, masa aksi yang tidak menemukan keberadaan Anggota DPRD di dalam kantor langsung masuk melakukan aksi pembakaran. Seruan revolusi juga bersipongang.

Pendemo sempat dipaksa mundur dengan tembakan air mata yang dilakukan pihak kepolisian yang berjaga di areal kantor DPRD.

Namun, upaya tersebut tidak membuat pendemo gentar, mereka tetap berada didepan kantor, melihat terbakarnya kantor DPRD sambil menyerukan ‘Revolusi’.

Baca juga: Transformasi Hidup Ahmad Sahroni, Crazy Rich Tanjung Priok yang Rumahnya Habis Dijarah Warga

Sebelumnya massa aksi juga berunjuk rasa di Polda NTB, Sabtu (30/8/2025). 

Mereka melakukan pelemparan batu ke arah personel polisi yang bertugas melakukan pengamanan.

Papan pemberitahuan yang terpajang di depan pintu Polda NTB mengalami kerusakan.

Corat coret dengan kalimat Revolusi juga menghiasi tembok.

Bahkan bendera merah putih yang terpasang pada tiang di halaman Polda diturunkan paksa.

Tiang bendera dirusak, massa mengambil bendera kebangsaan sembari meneriaki kalimat “Revolusi”.

Massa aksi sempat ditemui oleh Wakapolda NTB, Brigjen Hari Nugroho. Mereka juga sempat saling lempar argumen.

Massa aksi yang dengan tegas meminta supaya Kapolda NTB, Irjen Pol Hadi Gunawan datang menemui geram, karena mereka sudah jauh hari bersurat untuk ditemui, namun hingga acara demontrasi di gelar Kapolda disebutkannya mangkir dan menolak untuk bertemu masa.

Salah seorang massa aksi, berteriak dengan lantang jika pihak pendemo hanya ingin bertemu dengan Polda.

“Kami kondusif kapolda komdusif, kita hanya meminta Polda yang datang menemui kami, kami rela bermalam di sini, sampai Polda datang menemui kami gimanapun caranya,” tegasnya.

Dari sinilah ketegangan juga semakin mencekam, massa aksi yang geram dengan Kapolda NTB yang diwakili Wakapolda yang menemui pendemo membuat mereka bergeliat.

Aksi saling dorong tak bisa di hindari, hingga memaksa pihak kepolisian memukul mundur para pendemo.

Dua mobil taktis diterjunkan, dengan barisan lengkap Polisi memukul mundur pendemo hingga keluar dari Mabes Polda NTB.

Massa aksi kemudian berhamburan, dan sementara ini demontrasi usai dengan masa yang berhamburan keluar.

 

Icon Surabaya, Gedung Grahadi Membara, Habis Dibakar Massa

Salah satu ikon Kota Surabaya, Jawa Timur, yakni Gedung Negara Grahadi, habis dibakar massa pada Sabtu (30/8/2025) malam.

Dilansir dari Surya.co.id, api berkobar di sisi barat halaman Gedung Negara Grahadi, Surabaya, pada pukul 22.00 WIB.

Gedung tersebut diduga dibakar oleh massa yang melakukan aksi demo menyuarakan tuntutan keadilan atas insiden pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan (21), yang dilindas rantis Brimob di Jakarta.

Aksi demo tersebut sebenarnya sempat tenang saat ditemui Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Pangdam V Brawijaya Mayjen Rudy Saladin.

Ruang kerja Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, ikut terkena imbas terbakarnya Gedung Negara Grahadi.

Warga sekitar pun berkerumun melihat gedung tersebut terbakar.

DEMONSTRASI 2025 - Gedung Negara Grahadi, bangunan bersejarah dan pusat pemerintahan Jawa Timur, terbakar saat demonstrasi di Surabaya, Sabtu (30/8/2025) malam. Insiden ini terjadi di tengah gelombang aksi nasional menyusul kematian seorang pengemudi ojek online dalam demonstrasi di Jakarta.
DEMONSTRASI 2025 - Gedung Negara Grahadi, bangunan bersejarah dan pusat pemerintahan Jawa Timur, terbakar saat demonstrasi di Surabaya, Sabtu (30/8/2025) malam. Insiden ini terjadi di tengah gelombang aksi nasional menyusul kematian seorang pengemudi ojek online dalam demonstrasi di Jakarta. (Surya.co/Ist)

Api makin membesar dan merembet ke ruang-ruang di sampingnya, termasuk Ruang Kepala Biro Umum Setdaprov Jawa Timur.

Si jago merah juga merembet ruangan press room, tepat di belakang ruang Wagub Jawa Timur.

Api yang berkobar tampak menghasilkan asap hitam yang pekat menjulang tinggi membuat Gedung Grahadi tampak semakin membara.

Ribuan massa juga sempat merangsek masuk ke Gedung Negara Grahadi dan melakukan perusakan pada kaca, pintu serta sejumlah motor yang ada di parkiran sisi barat.

Sementara itu, di luar Gedung Grahadi, tepatnya di Jalan Gubernur Soeryo, massa terus melempari petasan ke arah petugas TNI yang berjaga.

Pagar-pagar dan pintu gedung negara itu juga dirusak massa.

Belum diketahui terkait dengan apakah ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Sekira pukul 22.15 WIB, bunyi ambulans mulai terdengar dan berdatangan ke lokasi kejadian.

Sebanyak 2 unit mobil pemadam kebakaran mulai dikerahkan untuk berupaya memadamkan api.

(tribun network/thf/Tribunnews.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Polda Jawa Barat Tetapkan Siaga 1 Usai Demo Ricuh di DPRD, Mobil Rantis Siap Antisipasi Kericuhan

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Demo di Surabaya: Gedung Grahadi Habis Dibakar Massa, Ruang Kerja Emil Dardak Hangus

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul BREAKING NEWS: Mataram Memanas, Gedung DPRD NTB Dibakar, Bendera Merah Putih di Polda NTB Diturunkan

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved