Rabu, 1 Oktober 2025

Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI

Bandung Sempat Memanas Polda Jabar Siaga 1, Mataram Juga Bendera Merah Putih di Polda NTB Diturunkan

Polda Jabar siaga 1 buntut Bandung sempat memanas dan aksi anarkis di gedung DPRS, Mataram juga demikisn, bendera merah putih di Polda NTB diturunkan.

TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN/TRIBUNLOMBOK.COM/WAWAN SUGANDIKA/Surya.ist
DEMO RICUH - Massa yang terdiri dari mahasiswa, pengemudi ojek online dan masyarakat umum melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (29/8/2025). Aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas akibat meninggalnya seorang sopir ojek online, Affan Kurniawan yang meninggal setelah terlindas kendaraan taktis Brimob di Jakarta. Aksi berujung ricuh dan massa aksi melakukan pembakaran pada sebuah rumah aset MPR RI di depan gedung DPRD Jabar, sejumlah sepeda motor dan barang-barang yang ada di rumah tersebut serta membakar pagar gedung DPRD Jabar. Gedung DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB) dibakar massa aksi, Sabtu (30/8/2025). Gedung Negara Grahadi, bangunan bersejarah dan pusat pemerintahan Jawa Timur, terbakar saat demonstrasi di Surabaya, Sabtu (30/8/2025) malam. Insiden ini terjadi di tengah gelombang aksi nasional menyusul kematian seorang pengemudi ojek online dalam demonstrasi di Jakarta. 

Setelah itu, massa aksi langsung masuk ke halaman kantor DPRD yang pintu gerbangnya sudah terbuka. 

Sebagian massa kemudian menyeret keluar sebuah sepeda motor berplat merah yang terparkir di sana dan langsung dibakar.

Tak berselang lama, anggota Polisi langsung datang dan menembakkan gas air mata untuk memukul mundur massa. 

Dikutip dari YouTube Kompas TV, atas kejadian ini, pihak aparat pun melakukan blokade di sekitar Gedung DPRD Jawa Barat, tampak juga ada sejumlah mobil rantis yang siap siaga untuk mengantisipasi kericuhan.

Sejumlah massa yang melakukan tindakan anarkis diketahui sudah berhasil dibubarkan.

Massa berpencar ke arah Jalan Aria Jipang, Sulanjana dan Jalan Pusdai. Kondisi di Jalan Diponegoro pun sementara dilakukan penutupan.

Massa berpakaian hitam lempar molotov ke Gedung DPRD Jabar. Ban dibakar, spanduk protes dikibarkan, tuntut keadilan untuk Affan.
Massa berpakaian hitam lempar molotov ke Gedung DPRD Jabar. Ban dibakar, spanduk protes dikibarkan, tuntut keadilan untuk Affan. (Tribun Jabar/ Gani Kurniawan)

 

Pengamat Sebut Kerusuhan di Berbagai Daerah Akibat Masyarakat Frustasi

Pengamat kebijakan publik, dari Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Kristian Widya Wicaksono, mengatakan bahwa rentetan aksi massa yang berujung rusuh di berbagai daerah itu disebabkan karena masyarakat sudah frustasi terhadap penguasa.

Dia menjelaskan bahwa secara teoritis demonstrasi merupakan partisipasi politik non-konvensional yang disajikan dalam bentuk penyampaian aspirasi masyarakat kepada suprastruktur politik. 

"Penyebabnya adalah tidak efektifnya kanal komunikasi politik yang menjadi saluran artikulasi aspirasi tersebut," ujar Kristian, Sabtu, dikutip dari TribunJabar.id.

Ketidakefektifan ini, kata Kristian, disebabkan oleh dua hal, yakni aspirasi tidak didengar dan tidak diakomodir dalam pengambilan kebijakan, lalu aspirasi didengar tetapi tidak kunjung diadopsi kedalam kebijakan. 

"Hal ini mengakibatkan rasa frustasi masyarakat terhadap penguasa politik," katanya.

Kristian mengatakan, rasa frustasi itu sebagai akumulasi dari kekecewaan terhadap kebijakan-kebijakan kontroversial yang terus berjalan tanpa henti.

Mulai dari revisi UU KPK, UU Cipta Kerja, eksploitasi lingkungan hidup, UU TNI, RUU KUHP, kenaikan pajak lokal, tata kelola Makan Bergizi Gratis (MBG) yang bermasalah hingga tunjangan perumahan yang diberikan dalam bentuk uang kepada anggota DPR-RI.

"Terakhir munculnya korban dalam penanganan demonstrasi massa. Rentetan masalah yang berkepanjangan inilah yang membuat situasi politik menjadi bergejolak."

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved