Senin, 29 September 2025

Prada Lucky Namo Meninggal

Prada Lucky Namo Dituding Punya Penyimpangan Seksual, Begini Jawaban Ibu Asuhnya

Prada Lucky dituding mengidap penyimpangan seksual (LGBT). Akibatnya, dia diduga dianiaya hingga meninggal dunia oleh 20 seniornya

Editor: Erik S
Kolase: POS-KUPANG.COM/HO
ANGGOTA TNI TEWAS - (Kiri) Foto Prada Lucky Namo (23), anggota Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere (Yonif TP 834/WM) semasa hidup dan (Kanan) Jenazah Prada Lucky Namo (23), anggota Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere (Yonif TP 834/WM), saat berada di RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, pada Rabu (6/8/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, MBAY - Motif penganiayaan Prajurit Dua (Prada) Lucky Chepril Saputra Namo (23) belum diungkap secara rinci.

Prada Lucky meninggal dunia akibat dianiaya 20 seniornya di Batalyon Yonif Teritorial Pembangunan/834 Wakanga Mere (Yonif TP/834/WM) Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Muncul kemudian tudingan jika Prada Lucky mengidap penyimpangan seksual (LGBT). LGBT adalah singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender.

Baca juga: Ayah Prada Lucky, Serma Christian Namo Minta Maaf ke Prabowo dan Pimpinan TNI: Saya Sudah Ikhlas

Iren, ibu asuh korban, membantah dugaan tersebut. Iren sempat merawat Prada Lucky Namo, anggota Yonif TP 834/WM Nagekeo, saat menderita luka lebam dan gores, pada Senin (28/7/2025). 

"Dia biasa-biasa saja. Menurut yang saya lihat itu tidak ada yang aneh-aneh dari Lucky," tegas Ibu Iren saat ditemui pada Jumat (15/8) pukul 09.44 Wita. 

Iren menjelaskan, pada saat Prada Lucky Namo datang ke rumahnya di Kampung Lego, RT.17, Desa Aeramo, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, dia tidak menunjukkan perilaku yang aneh.

Bahkan saat Prada Lucky Namo berinteraksi dengan keluarga Ibu Iren layaknya keluarga sendiri. Jarak rumah Ibu Iren ke markas Yonif TP 843/WM sekitar 400 meter. 

"Biasa, omong biasa, cerita biasa, tidak ada yang lain dari Lucky, perilakunya seperti biasa, dia ada pacar atau tidak saya tidak tahu, mungkin Lucky belum sempat cerita ke saya," terang Ibu Iren. 

Sejak permintaan Prada Lucky Namo agar dirinya menjadi ibu angkat, Ibu Iren mengaku Prada Lucky baru dua kali ke rumahnya, yakni pada Sabtu - Minggu (26-27/7/2025) dan bermalam serta pada Senin (28/7/2025) saat Prada Lucky sudah dalam kondisi luka-luka. 

"Dia izin bermalam di sini, waktu itu dia sendiri, kondisinya sehat-sehat saja. Sabtu sore itu waktu dia datang ke sini, dia izin bermalam di sini sampai tanggal 27 malam sekitar jam 7 baru dia balik ke barak, itu kondisinya masih baik-baik saja dan sempat malam bersama dengan kami baru dia pulang ke batalyon," ujar Ibu Iren.

Pada saat berada di rumah Ibu Iren, almarhum Prada Lucky tidak menceritakan apapun kepada Ibu Iren maupun anggota keluarga lainnya.

"Waktu itu memang sudah ada luka-luka di belakangnya, ada luka lebam terus ada bekas goresan di belakang tapi ada luka lebamnya di lengan, di paha, paha atas itu, kalau dilihat itu luka baru semua," ungkap Ibu Iren.

Baca juga: Amnesty Internasional Ungkap Terjadi Pelanggaran HAM Serius Atas Kematian Prada Lucky

Pada saat itu, Prada Lucky Namo sempat meminjam handphone milik Ibu Iren untuk melakukan panggilan video call bersama ibu kandungnya yang berada di Kupang. Ibu Iren tidak mengetahui pembicaraan ibu dan anak itu. 

Saat sedang menelpon ibu kandungnya, beberapa rekan Prada Lucky Namo yang jumlahnya kurang lebih sepuluh orang datang menjemput Prada Lucky.

Namun tidak diberikan izin karena menurut Ibu Iren, salah satu senior Prada Lucky meminta dirinya menahan almarhum untuk tetap tinggal sementara waktu di rumah. 

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan