Minggu, 5 Oktober 2025

Kembali ke Desa, Eks Karyawan Perusahaan Migas asal Kaltim Temukan Kesuksesan di Pertanian Organik

Hadi mendapat akses pelatihan agronomis dan penguatan kapasitas petani, termasuk teknik pemupukan berimbang dan pengelolaan hama ramah lingkungan.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
Istimewa
PERTANIAN ORGANIK - Menanggalkan karier belasan tahun di industri minyak dan gas bukanlah keputusan ringan. Namun, bagi Hadi Sugianto (45), langkah ini justru menjadi awal dari perjalanan baru sebagai petani organik yang sukses dan kini bisa meraup  Rp120 juta per musim panen 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menanggalkan karier belasan tahun di industri minyak dan gas bukanlah keputusan ringan.

Namun, bagi Hadi Sugianto (45), langkah ini justru menjadi awal dari perjalanan baru sebagai petani organik yang sukses.

Pandemi Covid-19 menjadi titik balik bagi pria asal Kalimantan Timur itu.

Baca juga: Menyehatkan! Ini 5 Makanan Organik yang Kaya Akan Nutrisi dan Mudah Ditemui

Pada 2020, ia memutuskan kembali ke kampung halaman dan mulai mengelola dua hektare sawah milik keluarga dan tetangga di Desa Bukit Raya, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim).

Hasil awalnya hanya sekitar 30 persen dari potensi panen.

Meski sempat nyaris menyerah, Hadi memilih belajar dari kegagalan.

“Saya sadar, cara bertani saya masih konvensional dan belum sesuai dengan kebutuhan lahan dan iklim setempat,” ujarnya dalam keterangan seperti dikutip, Jumat (1/8/2025).

Tahun 2024 menjadi titik balik ketika Hadi mulai mendalami teknik pertanian presisi, termasuk melalui pelatihan yang ia ikuti dalam program pembinaan petani.

Ia mempelajari cara membaca kebutuhan tanah, memperhatikan kadar pH (derajat keasaman), pola tanam berbasis musim, serta mulai menerapkan metode pertanian organik.

Sebagian lahannya ia alihkan ke sistem organik, menggunakan pupuk hayati dan bioaktivator alami.

Hasilnya cukup mengejutkan—jadwal penyemprotan pestisida yang semula seminggu sekali kini cukup dilakukan setiap 10 hari, dan tanaman terlihat lebih tahan terhadap serangan hama.

Baca juga: Melihat Kebun Peninggalan Pastor Agatho Elsener OFMCap, Perintis Pertanian Organis di Indonesia

“Waktu mulai pakai pendekatan organik, hasilnya langsung terasa. Tanaman lebih kuat dan sehat,” tutur Hadi.

Dengan pendekatan baru tersebut, hasil panennya melonjak tajam.

Jika dulu hanya memanen 3 ton per hektare, kini angkanya mencapai 4,5 hingga 7 ton per hektare.

Hadi kini mengelola hingga 6 hektare lahan aktif, dan meraup omzet sekitar Rp 120 juta per musim panen.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved