Senin, 29 September 2025

Menteri PPPA: Anak yang jadi Korban Perusakan Rumah Doa di Padang Bisa Trauma

Menteri PPPA mengatakan Insiden perusakan rumah doa di Padang, Sumatra Barat, menyisakan trauma bagi anak-anak yang menjadi saksi langsung kekerasan

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Erik S
Instagram @polrestapadang
JADI TRAUMA- Insiden perusakan rumah doa GKSI di Padang Sarai, Padang. Menteri PPPA mengatakan Insiden perusakan rumah doa di Padang, Sumatra Barat, menyisakan trauma bagi anak-anak yang menjadi saksi langsung kekerasan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Arifah Fauzi mengaku prihatin kepada insiden perusakan rumah doa jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) Anugerah Padang yang mengakibatkan dua anak terluka. 

Insiden ini merupakan pelanggaran serius terhadap hak anak atas pendidikan dan lingkungan yang aman.
 
"Insiden ini menyisakan trauma bagi anak-anak yang menjadi saksi langsung kekerasan," kata Arifah melalui keterangan tertulis, Kamis (31/7/2025).

Baca juga: Menag Siapkan Data, Segera Kirim Tim Tangani Kasus Pembubaran Rumah Doa di Padang Sumbar

"Kekerasan dan tindakan intoleran seperti ini dapat menimbulkan luka psikologis yang mendalam dan berdampak panjang pada tumbuh kembang mereka," tambahnya. 

Anak-anak, kata Arifah, harus tumbuh dan belajar dalam suasana damai, bukan dalam ketakutan. 
 
Arifah menilai perlu ada penjaminan terhadap proses pemulihan serta memberikan pendampingan psikologis. 

Ia menyampaikan pendampingan profesional sangat dibutuhkan untuk memastikan mereka dapat pulih dan kembali merasa aman.

 
"Agar dapat kembali berjalan aman dan menjamin pendampingan psikologis bagi anak-anak korban melalui dinas sosial," tuturnya.

Menteri PPPA menyampaikan pihaknya akan memantau proses penanganan kasus ini, termasuk langkah hukum terhadap para pelaku. 

Ia menekankan pentingnya penegakan hukum untuk memberikan keadilan kepada korban serta mencegah terulangnya kekerasan serupa di masa depan.

Baca juga: Generasi Muda Pembaharu Soroti Meningkatnya Tindakan Intoleransi di Indonesia

"KemenPPPA akan terus memantau proses pendampingan anak-anak korban serta mendorong koordinasi lintas sektor agar kejadian serupa tidak terulang. Toleransi bukan hanya slogan, tapi harus menjadi nilai yang diwujudkan dalam setiap tindakan, terutama saat menyangkut kepentingan terbaik anak. Tidak ada kompromi terhadap kekerasan, terlebih jika itu menyasar anak," pungkasnya. 
 
Sebelumnya, kasus ini bermula saat massa mendatangi dan membubarkan kegiatan jemaat Kristen GKSI Anugerah Padang. 

Salah satu video yang viral menunjukkan para pria, sebagian membawa kayu, berteriak-teriak memaksa jemaat keluar dari rumah doa

Mereka memecahkan kaca jendela dengan kayu, membongkar pagar, dan menghancurkan kursi plastik, serta berbagai fasilitas lainnya. Jemaat yang panik bergegas keluar dari rumah doa

Anak-anak pun menangis ketakutan. Setelah rumah doa kosong, warga terus melakukan perusakan.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan