Selasa, 30 September 2025

Berita Populer Hari Ini

5 Populer Regional: Sosok Pembunuh Driver Ojol Sevi - KDM Ancam Copot Kepsek yang Nekat Study Tour

Berikut rangkuman berita populer regional selama 24 jam di Tribunnews.com. Mulai driver ojol dibunuh hingga KDM ancam copot kepsek.

Kolase: Istimewa via TribunJatim.com, Dok Mahasiswa Fisip Unsoed, Dok Polda Bengkulu/Ist, dan Humas Pemprov Jabar
BERITA POPULER REGIONAL - Berikut rangkuman berita populer regional selama 24 jam di Tribunnews.com. Mulai driver ojol dibunuh di Gresik, Jawa Timur hingga Kang Dedi Mulyadi (KDM) ancam copot kepsek yang nekat adakan study tour. 

TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional dimulai dari terungkapnya kasus pembunuhan driver ojol wanita bernama Sevi Ayu Claudia (30).

Jasad Sevi ditemukan terbungkus kardus di tepi jalan raya Kedamean, masuk desa Banyuurip, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Minggu (27/7/2025) pagi.

Terungkap, Sevi dibunuh oleh Syahrama alias SR lantaran masalah uang Rp5 juta untuk meloloskan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Berita selanjutnya ada ancaman Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kepada kepala sekolah yang nekat mengadakan study tour untuk siswa-siswanya.

Pria yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) itu tak segan-segan mencopot kepsek 'nakal'.

KDM menilai, selama ini banyak sekolah menyalahgunakan istilah study tour dengan mengemasnya sebagai kegiatan wisata.

Berikut rangkuman berita populer regional selama 24 jam di Tribunnews.com:

1. Sosok SR, Pembunuh Driver Ojol Sevi Ayu di Gresik, Teman Lama yang Simpan Dendam

Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Gresik, Jawa Timur, berhasil menangkap Syahrama alias SR pada Senin (28/7/2025) pagi.

SR adalah pelaku pembunuhan pengemudi ojek online atau driver ojol bernama Sevi Ayu Claudia (30), warga Sekardagangan, Sidoarjo.

Pelaku ditangkap di kontrakannya yang terletak di Dusun Bibis, Desa Menganti, Kecamatan Menganti, Gresik.

Jasad Sevi ditemukan di tepi jalan raya Kedamean, masuk desa Banyuurip, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik, Minggu (27/7/2025) pagi.

Saat ditemukan, korban yang mengenakan celana legging abu-abu, kaos hitam, dan jaket jeans itu terbungkus dengan plastik hitam dan kardus.

Namun, barang berharga korban seperti motor, ponsel, dan dompet diduga raib.

Tak butuh waktu lama setelah penemuan jasad Sevi, pelaku pembunuhan terhadap korban berhasil ditangkap.

Siapa sosok pembunuh Sevi Ayu Claudia?

Syahrama atau SR berasal dari Kebonagung, Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur.

Pria berusia 36 tahun itu telah beristri.

SR kini sudah tak bekerja sebagai pengemudi ojek online.

Pelaku dan korban memiliki hubungan sebagai teman sejak 2021.

Baca selengkapnya.

2. Cerita Korban Bangkit dari Trauma Kekerasan Seksual Dosen FISIP Unsoed

KEKERASAN SEKSUAL - Mahasiswa Fisip Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Jawa Tengah, Senin(28/7/2025) melakukan aksi unjuk rasa di kampus menuntut agar pelaku kekerasan seksual terhadap salah seorang mahasiswi dipecat dan dicabut gelar guru besarnya.
KEKERASAN SEKSUAL - Mahasiswa Fisip Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Jawa Tengah, Senin(28/7/2025) melakukan aksi unjuk rasa di kampus menuntut agar pelaku kekerasan seksual terhadap salah seorang mahasiswi dipecat dan dicabut gelar guru besarnya. (Dok Mahasiswa Fisip Unsoed)

Korban kekerasan seksual dari seorang Guru Besar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman (FISIP UNSOED) Purwokerto, Jawa Tengah, menceritakan mengenai kejadian pahit yang dialaminya.

Berdasarkan penuturan teman korban yang enggan disebutkan namanya, Putri sang korban kekerasan seksual (bukan nama sebenarnya) mengaku mengalami trauma akibat perbuatan sang profesor tersebut.

"Sekarang aku sudah sembuh, jadi percuma saja kalau aku speak up jadi kaya omong kosong. Kasus itu sudah aku pendam. Saking traumanya aku sampai nggak ingat," ujar Putri seperti yang diceritakan salah satu temannya tersebut, Senin (28/7/2025).

Menurut Putri, usai kejadian buruk yang dialaminya tersebut, ia berusaha untuk melupakannya dan menghilang. Putri memilih pergi ke luar kota dan mencari kesibukan untuk melupakan kejadian pahit yang dialaminya tersebut.

Bahkan ia sempat mendatangi psikiater.

"Aku ke psikiater saat itu," ujarnya.

Dari sejumlah informasi yang dihimpun, proses kekerasan seksual tersebut dilakukan pelaku dengan iming-iming melakukan penelitian atau riset. Kepada target korban, pelaku mengatakan bahwa mengajak sejumlah teman-teman lainnya dalam penelitian.

Namun di tengah perjalanan, pelaku mengatakan bahwa teman-teman lainnya membatalkannya. Sehingga hanya mereka berdua saja yang berangkat. Saat itulah, kemudian pelaku melakukan modus yang lebih jauh.

Sementara itu, diperkirakan sedikitnya sudah ada 4 korban yang berhasil diidentifikasi hingga saat ini.

Baca selengkapnya.

3. Digerebek Saat Berduaan dengan Istri TNI, Anggota Polisi di Bengkulu Kini Dipatsus

POLISI SELINGKUH - Kolase foto Brigadir J (kiri) dan F (kanan). Brigadir J, polisi yang digerebek bersama istri TNI di vila Curup, kini dipatsus di Polda Bengkulu dan jalani pemeriksaan etik serta pidana.
POLISI SELINGKUH - Kolase foto Brigadir J (kiri) dan F (kanan). Brigadir J, polisi yang digerebek bersama istri TNI di vila Curup, kini dipatsus di Polda Bengkulu dan jalani pemeriksaan etik serta pidana. (Dok Polda Bengkulu/Ist)

Polda Bengkulu menahan Brigadir (Pol) J, anggota Polres Lubuk Linggau yang digerebek di sebuah vila di Curup bersama istri anggota TNI.

Brigadir J ditahan pada ruang tempat khusus (Patsus) Bidpropam Polda Bengkulu.

Ini merupakan bagian dari proses pemeriksaan atas dugaan pelanggaran Kode Etik Profesi Polri yang sedang berlangsung.

Penitipan dilakukan pada Selasa, 22 Juli 2025, sekitar pukul 23.45 WIB oleh Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Sumsel melalui koordinasi dengan Bidpropam Polda Bengkulu.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Bengkulu, Kombes Pol Andy Pramudya Wardana, saat dikonfirmasi, Senin (28/7/2025).

"Penitipan Brigpol J dilakukan berdasarkan dua surat perintah dari Kabidpropam Polda Sumsel, masing-masing dengan Nomor: Sprin/328/VII/WAS.2.1./2025 dan Sprin/327/VII/WAS.2.1./2025 tertanggal 22 Juli 2025," ungkap Andy.

Saat ini, Brigpol J ditempatkan di ruang khusus Patsus Bidpropam Polda Bengkulu, sebelum nantinya dipindahkan ke ruang tahanan internal.

Sebelum masuk ke ruang Patsus, ia terlebih dahulu menjalani pemeriksaan kesehatan oleh petugas Biddokkes Polda Bengkulu, dengan hasil kondisi tubuh dinyatakan normal.

Seluruh barang bawaannya juga diperiksa oleh petugas. 

Barang-barang yang tidak diizinkan masuk ke dalam ruang Patsus kini disimpan secara terpisah di Ruang Subbidprovos oleh petugas piket.

"Penitipan ini dilakukan guna mendukung kelancaran proses pemeriksaan yang saat ini ditangani oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Bengkulu," kata Andy.

Baca selengkapnya.

4. Cuma Mau Jualan Gorengan, Mustamil Tewas Usai Tegur Gelandangan Tidur di Lapaknya

ILUSTRASI PENJUAL GORENGAN - Mustamil (50) tergeletak tak sadarkan diri usai cekcok dengan gelandangan yang tidur di lapak dagangnya. Sang istri, Dewi, hanya bisa menangis sambil menggendong anak mereka, menyaksikan suaminya pergi untuk selamanya.
ILUSTRASI PENJUAL GORENGAN - Mustamil (50) tergeletak tak sadarkan diri usai cekcok dengan gelandangan yang tidur di lapak dagangnya. Sang istri, Dewi, hanya bisa menangis sambil menggendong anak mereka, menyaksikan suaminya pergi untuk selamanya. (capture video)

Senin (28/7/2025) pagi, Mustamil (50) hanya ingin membuka lapak gorengan seperti biasa. 

Tapi, tempatnya sudah ditempati seorang gelandangan yang tidur di sana. 

Teguran sederhana berubah jadi cekcok mematikan.

Mustamil akhirnya tewas setelah diduga diserang dengan senjata tajam. 

Sang istri, Dewi, menyaksikan semuanya sambil menggendong anaknya, tak menyangka suaminya akan pulang tinggal nama.

Insiden memilukan terjadi di Jalan Perindustrian 2, Sukarami, Kota Palembang

Korban sempat dibawa ke RSUD Bhayangkara Palembang, namun nyawanya tidak tertolong.

Istri korban, Dewi, menceritakan kronologi peristiwa tragis yang merenggut nyawa suaminya.

“Saat itu suami saya mau buka dagangan. Tapi tempatnya dipakai tidur gelandangan, jadi dibanguninlah sama suami saya,” ujar Dewi dengan mata berkaca-kaca saat ditemui di ruang jenazah RSUD

Setelah dibangunkan, gelandangan tersebut marah dan diduga langsung menyerang korban.

Menurut Dewi, pelaku bahkan mengeluarkan senjata tajam saat pertikaian terjadi.

“Gelandangan itu langsung mendorong dan marah. Dia keluarin pisau,” ucapnya.

Mustamil dan pelaku sempat terlibat perkelahian. Korban dikabarkan terjatuh dua kali dan mengalami kejang-kejang sebelum tak sadarkan diri.

Baca selengkapnya.

5. Ancaman Dedi Mulyadi bagi Kepala Sekolah Jika Nekat Study Tour: Tak Boleh Membodohi Siswa

ANCAMAN DEDI MULYADI - Gubernur Jabar Dedi Mulyadi saat mengamuk ke segerombolan pendukung klub sepak bola Persikas yang mengganggu acaranya di Subang pada Rabu (28/5/2025) malam. Pada pernyataannya, Senin (28/7/2025), Dedi Mulyadi tegas melarang study tour bagi sekolah di Jawa Barat. Ia bahkan melayangkan ancaman kepada kepsek jika nekat.
ANCAMAN DEDI MULYADI - Gubernur Jabar Dedi Mulyadi saat mengamuk ke segerombolan pendukung klub sepak bola Persikas yang mengganggu acaranya di Subang pada Rabu (28/5/2025) malam. Pada pernyataannya, Senin (28/7/2025), Dedi Mulyadi tegas melarang study tour bagi sekolah di Jawa Barat. Ia bahkan melayangkan ancaman kepada kepsek jika nekat. (Humas Pemprov Jabar)

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melayangkan ancaman kepada kepala sekolah di Jabar jika nekat melaksanakan study tour.

Dedi menyebut penyelenggaraan study tour bisa dilakukan di masing-masing wilayah, tanpa harus keluar kota.

Karena itu, apabila ada kepala sekolah yang nekat melakukan study tour keluar kota, maka akan dicopot dari jabatannya.

"Cukup di daerahnya masing-masing. Karena di setiap kabupaten, lab sudah ada, sudah lengkap."

"Tiap kabupaten ada sawah, setiap kota juga ada area penelitian," kata Dedi di Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Senin (28/7/2025), dilansir Kompas.com.

"Jadi, kalau ada yang tetap melakukan, sanksi kepala sekolahnya saya copot," tegas Dedi.

Ia pun menilai, selama ini banyak sekolah menyalahgunakan istilah study tour dengan mengemasnya sebagai kegiatan wisata.

Karena itu, Dedi beranggapan pelaksanaan study tour selama ini bertentangan dengan makna sebenarnya.

Menurutnya, itu sama saja seperti pembodohan publik.

"Dengan adanya demo pekerja pariwisata, pengelola bus pariwisata, dan pengusaha travel, itu menunjukkan study tour yang dilaksanakan selama ini bertentangan dengan makna sebenarnya."

"Itu pembodohan publik. Makanya, tidak boleh sekolah-sekolah di Jawa Barat membodohi siswa dan orang tuanya," jelas Dedi.

Baca selengkapnya.

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved