Selasa, 7 Oktober 2025

Berdayakan Ekonomi Lokal, Pelaku UMKM di Rembang Jawa Tengah Diberikan Pendampingan

Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Desa Glebeg, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, diberikan pendampingan.

Editor: Wahyu Aji
Handout/IST
EKONOMI LOKAL - Ibu rumah tangga anggota KWT Annisa memberikan label pada botol produk sirup di rumah produksi KWT Annisa yang berlokasi di Desa Glebeg, Kecamatan Sulang, Rembang, Jawa Tengah. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Desa Glebeg, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, diberikan pendampingan untuk memperluas pasar.

Pendampingan tersebut diberikan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) melalui Rumah BUMN (RB) Rembang kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Annisa, yang memasarkan produk herbal hingga ke luar Pulau Jawa dan mencatatkan omzet hingga Rp 100 juta per tahun.

SMGR merupakan perusahaan BUMN klaster infrastruktur yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia, dengan 51 persen saham dimiliki Pemerintah Indonesia.

KWT Annisa berdiri sejak 2017 yang beranggotakan 31 ibu rumah tangga telah memproduksi berbagai produk olahan tanaman herbal dan pangan lokal seperti minuman sirup, serbuk jahe, temulawak, kunyit, hingga minuman khas berbahan buah kawis. 

Semua produk diolah dari bahan baku alami yang berasal dari petani lokal di sekitar Desa Glebeg.

Ketua KWT Annisa, Rutiah mengatakan, RB Rembang memiliki peran yang besar dalam mendorong pertumbuhan bisnis KWT Annisa dalam memproduksi minuman herbal.

Tidak hanya dibekali kemampuan mengelola usaha secara administratif dan bisnis, tetapi juga diperkuat dari sisi branding dan pemasaran agar produk KWT Annisa semakin dikenal pasar.

”Awalnya kami cuma ingin hasil pekarangan nggak terbuang percuma. Dari dapur yang sederhana, kami para ibu rumah tangga mulai belajar mengolah jadi produk yang punya nilai jual. Setelah bergabung dengan RB Rembang, peluang pun terbuka semakin lebar. Kami diberikan berbagai pelatihan, dibantu promosi dan fasilitasi, jejaring usaha juga semakin luas,” ujar Rutiah dikutip Minggu (27/7/2025).

Rutiah mengungkapkan, usaha yang dirintis sejak tahun 2017 silam dengan modal awal Rp500 ribu itu, dikerjakan hanya berbekal alat memasak sederhana dan mengubah potensi lokal jadi produk unggulan. 

Dengan memanfaatkan pekarangan rumah masing-masing, mereka bisa menghasilkan hingga 100 kilogram bahan baku seperti jahe, kunyit, dan buah kawis, yang dapat diolah menjadi sekitar 100 botol produk per minggu dan mulai mengenalkan produknya ke pasar tradisional hingga merambah ke jejaring UMKM di Kabupaten Rembang.

Kini minuman jahe dan temulawak serta sari buah kawis dari KWT Annisa tidak hanya dipasarkan di wilayah Rembang, tapi juga menjangkau pasar yang lebih luas seperti Yogyakarta, Semarang, Surakarta, hingga Surabaya di Jawa Timur.

Bahkan dengan peran e-commerce dan jaringan reseller, produk KWT Annisa mampu menjangkau pemasaran di luar Jawa seperti Kalimantan.

Saat ini, KWT Annisa mampu meraih omzet rata-rata Rp10 juta per bulan, atau melebihi Rp100 juta per tahun.

Corporate Secretary SMGR, Vita Mahreyni mengatakan, perseroan mendukung penuh penguatan peran perempuan dalam ekonomi masyarakat desa sebagai bagian dari komitmen Perusahaan terhadap pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Baca juga: Presiden Prabowo Serahkan Penghargaan untuk 5 Pesantren Salafiyah Transformatif di Harlah ke-27 PKB

“Perseroan percaya bahwa perempuan memiliki potensi besar sebagai penggerak ekonomi lokal. Melalui pembinaan UMKM, kami mendorong lebih banyak kelompok usaha perempuan agar dapat tumbuh mandiri, naik kelas, dan berdaya saing di pasar yang lebih luas," ujar Vita.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved