Dedi Mulyadi Pimpin Jabar
Dedi Mulyadi Didemo Pelaku Pariwisata Buntut Larangan Study Tour, Sopir Bus Terpaksa Kerja Serabutan
Pelaku pariwisata Jabar demo di Gedung Sate, Bandung. Tuntut Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi cabut larangan study tour yang rugikan 13.000 pekerja.
Jaya menceritakan tak punya gaji bulanan dan pendapatannya ditentukan jumlah trip.
"Saya dibayar per trip, biasanya kalau ke Yogyakarta misalnya, dibayar Rp500 ribu, kalau satu bulan full masuk, bisa dapat Rp4 jutaan," imbuhnya.
Kini, pendapatan Jaya menurun akibat larangan study tour dari yang biasanya Rp4 juta menjadi Rp1 juta.
Baca juga: Pihak RSUD Garut: 5 Korban Berebut Makan Gratis di Acara Nikahan Anak Dedi Mulyadi Masih Dirawat
"Kebanyakan sekarang nganggur, serabutan saja. Di rumah kalau ada yang nyuruh nyangkul ya nyangkul, kadang jadi sopir truk juga," bebernya.
Menurutnya, Dedi Mulyadi mengeluarkan larangan tapi tak ada bantuan kepada para pelaku pariwisata.
"Jabar bukan Bali. Menu utama Bali itu wisatawan asing. Menu utama Jawa Barat itu adalah wisatawan, study tour, anak-anak sekolah yang jumlahnya cukup besar, potensi pasarnya sangat besar," tandasnya.
Larangan menggelar study tour ke luar Jawa Barat tertuang dalam surat edaran (SE) Nomor: 64/PK.01/Kesra yang dikeluarkan oleh Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin.
Aturan tersebut dikeluarkan setelah terjadi kecelakaan bus SMK Lingga Kencana Depok di Ciater Subang, Jawa Barat pada 11 Mei 2024 yang menewaskan 11 orang.
Dedi Mulyadi kemudian menegakkan aturan tersebut dengan mencopot Siti Faizah dari jabatan Kepala Sekolah SMAN 6 Depok karena tetap menggelar study tour.
Pencopotan ini dilakukan di hari pelantikan Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jabar yakni 20 Februari 2025.
Dedi menegaskan Kepala Sekolah yang tetap menggelar study tour akan dicopot.
"Kalau pergi piknik ke luar provinsi sudah jelas jalur surat edaran yang dibuat Pak Bey, Pj Gubernur lama," tuturnya, Sabtu (22/2/2025).
Menurutnya, kegiatan study tour hingga kunjungan industri membebani wali murid.
"Banyak orang tua siswa yang tidak dalam posisi punya kemampuan keuangan harus ngutang ke sana kemari, yang berakibat pada beban ekonomi hidupnya semakin berat," jelasnya.
Selain itu, Dedi Mulyadi mengingatkan faktor keselamatan agar insiden yang dialami siswa SMK Lingga Kencana Depok tak terulang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.