Yogi Ungkap Fenomena Joki Skripsi: Mahasiswa Kaya Asal Kuliah Saja
Yogi ungkap mahasiswa kaya sering pakai jasa joki skripsi. Praktik ini bisa kena pidana 6 tahun & denda Rp200 juta.
Editor:
Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN – Fenomena joki skripsi kembali menjadi sorotan tajam dunia pendidikan.
Yogi, seorang joki skripsi berpengalaman dari Banjarmasin, membeberkan fakta mengejutkan soal praktik ini.
Ia menyebut, banyak mahasiswa dari kalangan berada yang menggunakan jasanya hanya karena tidak memiliki kemampuan dan motivasi belajar yang cukup.
“Memang banyak juga mahasiswa dari kalangan anak-anak orang kaya yang asal kuliah saja. Karena duit bapaknya banyak, akhirnya yah seperti itu, sehingga lulus tak punya kemampuan apa-apa, terlalu sering dimanja,” ujar Yogi, Rabu (16/7/2025).
Yogi telah mengerjakan berbagai tugas dan skripsi dari mahasiswa di kampus-kampus Banjarmasin hingga Banjarbaru.
Ia menyebut, jasa seperti miliknya terus menjamur karena tekanan akademik yang tinggi, ditambah mental "asal lulus" yang mengakar kuat di kalangan mahasiswa.
“Ada yang merasa ini adalah jalan keluar praktis saat benar-benar tidak punya waktu atau kemampuan. Tapi saya tahu, ini melanggar etika akademik,” ungkapnya.
Baca juga: Cegah Joki Skripsi, Kemendikbudristek Minta Kampus Cari Bentuk Tugas Akhir Lain
Dilema Etika dan Celah Hukum
Praktik joki tugas dan skripsi memang penuh dilema.
Di satu sisi, mahasiswa merasa terbantu. Di sisi lain, tindakan ini mencoreng nilai kejujuran dalam dunia akademik.
Mirisnya, menurut Yogi, belum ada regulasi formal atau pengawasan ketat yang secara langsung menindak praktik joki, terutama jika dilakukan secara tertutup.
“Selama ini belum ada aturan jelas. Tools deteksi plagiarisme pun belum tentu bisa deteksi joki, karena saya nulis orisinal dari awal,” terangnya.
Beberapa kampus memang mulai menggunakan aplikasi anti-plagiarisme, tapi deteksi terhadap jasa joki yang menulis dari nol masih sulit dilakukan.
Meski praktiknya melanggar etika, Yogi mengaku mendapat banyak pengalaman. Ia terbiasa menulis akademik, meriset lintas bidang, dan menghadapi klien dengan beragam karakter.
“Saya jadi terbiasa melakukan riset, membaca literatur akademik, dan melatih kemampuan menulis ilmiah. Pengetahuan saya di berbagai bidang ikut berkembang,” jelasnya.
Yogi menyebut, menjadi joki skripsi juga melatih manajemen waktu dan komunikasi. Meski begitu, ia sadar bahwa praktik ini tetap salah secara moral dan hukum.
Baca juga: KPK Sebut Joki Skripsi Sebagai Bibit Perilaku Tindak Pidana Korupsi
Ancaman Pidana: Bisa Dipenjara 6 Tahun
Sumber: Banjarmasin Post
DAMRI Buka Rute Baru dari Bandara Syamsudin Noor ke Pusat Banjarmasin, Cek Tarifnya |
![]() |
---|
Ketentuan Baru SNBP 2026, Siswa Wajib Punya Nilai TKA, Simak Jadwal Seleksinya |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Banjarmasin Rabu, 17 September 2025: Siang Hari Hujan Petir |
![]() |
---|
BEM-PTNU Minta KPK Segera Umumkan Tersangka Kasus Korupsi Kuota Haji untuk Cegah Penggiringan Opini |
![]() |
---|
Pengumuman SNPMB 2026 Diundur Pukul 4 Sore, Ini Link Live Streamingnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.