Minggu, 5 Oktober 2025

Hari Pertama Sekolah

Fenomena Minim Pendaftar di SDN Ponorogo Jatim: 8 SD Tidak Punya Siswa Baru, Ada yang Hanya 1 Siswa

Secara regulasi, SDN yang belum menerima satu pun siswa baru, masih diperkenankan membuka pendaftaran

Editor: Erik S
TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum
SATU SISWA BARU- Arsy Alfarizi saat diajar oleh gurunya Uji Hentini di ruang kelas 1 SDN Jalen, Desa Jalen, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Selasa (15/7/2025). Al Arsy Alfarizi menjadi siswa satu-satunya yang mendaftar sekaligus diterima SDN Jalen 

TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO -  Fenomena sekolah tidak mendapatkan siswa baru terjadi di beberapa sekolah (SD) di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Pada tahun ajaran 2025/2026, delapan SD Negeri di Kabupaten Ponorogo tidak mendapatkan siswa baru.

Artinya kedelapan sekolah itu tidak memiliki murid kelas 1 ketika kegiatan belajar mengajar dimulai Senin (14/7/2025).

Baca juga: SDN Kauman 27 Solo Hanya Dapat 1 Siswa Baru, Potret Guru Mengajar Privat Viral

Sekolah tersebut adalah SDN Setono di Kecamatan Jenangan, SDN Nambak Kecamatan Bungkal, SDN 03 Pomahan Kecamatan Pulung. Lalu SDN 4 Tempuran Kecamatan Sawoo.

Kemudian SDN 3 Ngilo Ilo, SDN Nailan, SDN Truneng , ketiganya berlokasi di SDN Slahung. Terakhir  adalah SDN Nampan Sukorejo.

“Masih ada beberapa sekolah dasar  itu masih ada yang belum diminati masyarakat sehngga belum terima peserta didik baru,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik), Nurhadi Hanuri, Kamis (17/7/2025).

Namun, secara regulasi, SDN yang belum menerima satu pun siswa baru, masih diperkenankan membuka pendaftaran. Dengan begitu ada kesempatan mendapatkan siswa baru.

“Karena sambil evaluasi, apakah semua masyarakat sudah sekolahkan anak mereka,” kata Nurhadi saat dikonfirmasi Tribunjatim.com.

Jika belum sekolah, jelas dia, masih diberi kesempatan untuk daftarkan ke SDN yang kosong. Artinya negara tetap hadir.

“Sehingga tidak ada layanan pendidikan yang tidak berpihak ke masyarakat,” urai mantan Kepala Cabang Pendidikan (Cabdindik) Jawa Timur di Ponorogo dan Magetan ini.

Ketika ditanya penyebab, Nurhadi menjelaskan bahwa penyebabnya kemungkinan, karena jumlah TK di lingkungan kurang.

Baca juga: Mendikdasmen Ungkap Ada Sekolah yang Tidak Ada Siswa Baru Sama Sekali, Lokasinya di Pandeglang

“Lalu memang harus butuh invaovasi terbaik oleh kepala sekolah dan warga sekolah untuk memikat, masyarakat tertarik untuk sekolahkan anaknya ke sana,” pungkasnya.

Sekadar diketahui, Lagi, SDN Setono di Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, tak dapat siswa baru.

Tahun ajaran 2025/2026 merupakan tahun ajaran kedua sekolah yang terletak di Jalan Niken Gandini Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, itu tak mendapatkan siswa baru.

Pantauan di lokasi, tak ada hiruk pikuk seperti sekolah lain pada hari pertama sekolah, Senin (14/7/2025).

Hanya terlihat beberapa wali murid mengantarkan sekolah anaknya. Selebihnya siswanya ada yang jalan kaki maupun naik sepeda pancal.

Baca juga: Tinjau MPLS di SMAN 39 Jakarta, Mendikdasmen Ikut Senam Bareng Siswa Baru

Mereka menggunakan pakaian surjan maupun kaos bergambar batik. Pun para guru juga menggunakan baju surjan.

Maklum saja, imbauan Bupati Ponorogo mulai Rabu (9/7/2025) sampai Selasa (15/7/2025) menggunakan baju surjan, momentum Ponorogo Rikolo Semono.

Ada belasan siswa dikumpulkan menjadi satu. Hari pertama mereka diperkenalkan lingkungan sekolah.

Sementara ruang kelas I dan II terlihat melompong. Karena tidak punya siswa, guru hanya membuka ruang kelas kemudian membersihkannya.

Terlihat memang banyak sarang laba-laba, pertanda ruang kelas lama tidak digunakan. 

Hanya satu siswa mendaftar

Lagi dengan SDN Jalen di Desa Jalen, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo. Sekolah tersebut hanya punya satu siswa baru kelas 1 yakni Al Arsy Alfarizi.

Namun Arsy tidak minder, setelah diantar orang tuanya, dia langsung masuk ke kelas dan meletakkan tasnya 

Tak lama, Arsy yang menggunakan baju khas anak SD dengan kemeja putih dan bawahan celana berwarna merah langsung berbaur bersama siswa lain walaupun berbeda tingkatan kelas.

Lonceng bel berbunyi, tandanya Arsy dan kawan-kawannya harus masuk ke kelas. Arsy masuk ke kelas II, saat MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) dirinya digabung dengan kelas II.

Mereka diberi tugas membuat bunga dari origami. Kemudian setelah tugas selesai, para siswa menggambar. 

Baca juga: Tinjau MPLS di SMAN 39 Jakarta, Mendikdasmen Ikut Senam Bareng Siswa Baru

“Ini diminta buat bunga sama gambar,” ungkap Arsy Alfarizi.

Walaupun digabungkan dengan kakak kelasnya, Arsy tetap diajar satu guru. Sehingga tetap seperti privat.

“Iya senang saja di sini, enjoy aja walaupun yang kelas 1 hanya aku saja. Kayak privat begitu,” tambah Arsy sambil berkelakar.

Siswa yang bercita-cita sebagai polisi ini mengatakan memilih sekolah di SDN Jalen bukan tanpa sebab. Lantaran kakaknya adalah alumni SDN Jalen.

“Masku dulu sekolah di sini. Meskipun ndak ada teman tetap senang,” tambah warga Desa Sedarat Kecamatan Balong ini.

Guru SDN Jalen, Uji Hentini menjelaskan jumlah total siswanya adalah 20 orang. Dengan rincian kelas 1 berjumlah 1 siswa, kelas 2 ada 11 siswa.

Kemudian kelas 3 tidak miliki siswa, kelas 4 berjumlah 3 orang, kelas 5 ada 2 siswa dan kelas 6 juga 3 siswa.

“Minim pedaftar itu saya secara pribadi kurang bisa menjawab," ujarnya. 

 

Penulis: Pramita Kusumaningrum

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim-timur.com dengan judul Delapan SD Negeri di Ponorogo Tak Dapat Siswa Baru Tahun Ajaran 2025/2026

dan

Cerita Satu-satunya Siswa Baru SDN Jalen Ponorogo, Bak Belajar Privat

 

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved