Sabtu, 4 Oktober 2025

Momen Mendagri Tito Bandingkan Kinerja Dedi Mulyadi dengan Sri Sultan soal APBD: Jogja Terbaik

Momen Mendagri Tito bandingkan kinerja Dedi Mulyadi dengan Sri Sultan soal presentase realisasi belanja APBD.

|
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Bobby Wiratama
Kolase: Dok. Bappeda Jabar, Tribunnews/Herudin, dan Instagram @titokarnavian
CAPAIAN APBD - (Dari kiri ke kanan) Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi; Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian; dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X. Tito dalam rapat membandingkan kinerja Dedi Mulyadi dengan Sri Sultan soal realisasi APBD tahun anggaran 2025. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian menggelar secara hybrid Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2025, pada Senin (7/7/2025) kemarin.

Salah satu poin yang disoroti Tito adalah presentase realisasi belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2025.

Di dalam rapat tersebut ia mengatakan, APBD yang ideal ketika pendapatan suatu daerah dan realisasi belanja yang sama-sama tinggi, tapi masih ada ruang simpanan anggaran (fiscal space).

Mantan kapolri itu menyebut, provinsi dengan realisasi belanja APBD terbaik adalah Yogyakarta dengan Gubernurnya Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Yogyakarta berhasil meraih presentase realisasi pendapatan 57,43 persen.

Angka itu membuat Jogja tertinggi se-Indonesia.

Sedangkan presentase realisasi belanja sebesar 41,91 persen.

"Di mana yang terbaik? Jogja terbaik provinsinya," ucap Tito, dikutip dari kanal YouTube Kemendagri RI, Jumat (11/7/2025).

Baca juga: 5 Kota Termacet RI 2024, Bandung Geser Jakarta, Pramono Anung ‘Colek’ Dedi Mulyadi

Tito kemudian membandingkan dengan raihan Provinsi Jawa Barat.

Sebelumnya, Tanah Pasundan itu menjadi nomor satu.

"Dulu Jawa Barat, Kang Dedi (Gubernur Jawa Barat) sekarang kalah sama Ngarso Dalem Sri Sultan," lanjut Tito.

Tito kemudian memuji kinerja dari Gubernur Yogyakarta.

Menurutnya, Sri Sultan berhasil menggenjot pertumbuhan ekonomi, utamanya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

"Pendapatan artinya sesuai target. Kerja kerasnya luar biasa untuk mendapatkan pendapatan baik pusat maupun PAD."

"Belanjanya juga, uang beredar di masyarakat mendekati 42 persen. bagus ini. Makanya UMKM-nya pasti hidup," urainya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved