Senin, 29 September 2025

Pendaki Tewas di Gunung Rinjani

Putra Artis Dikecam Usai Sebut Pendaki Gunung Rinjani 'Cari Mati', Juliana Marins Jadi Sorotan

Putra artis Brasil João Mader dikecam usai sebut pendaki Rinjani “cari mati”. Juliana Marins jadi sorotan publik.

Editor: Glery Lazuardi
Tangkapan layar dari akun Instagram @ajulianamarins
JENAZAH JULIANA - Pemerintah Brasil ternyata tidak menanggung biaya pemulangan jenazah Juliana Marins yang tewas karena terjatuh ke juran saat mendaki Gunung Rinjani. Hal itu diatur dalam undang-undang di Brasil terkait biaya pemulangan jenazah. João Mader Bellotto menuai kecaman usai komentari tragisnya kematian Juliana Marins di Gunung Rinjani dengan pernyataan kontroversial. 

TRIBUNNEWS.COM – João Mader Bellotto, putra pasangan artis ternama Brasil, Malu Mader dan Tony Bellotto, tengah menjadi sorotan usai mengunggah komentar kontroversial terkait kecelakaan pendakian yang menewaskan Juliana Marins (26) di Gunung Rinjani, Indonesia.

Komentar João yang menyebut bahwa para pendaki seperti Juliana “sedang mencari kematian” menuai reaksi keras dari publik. Dalam unggahan di media sosialnya yang kini telah dihapus, João menulis:

“Itu baru namanya membahayakan diri sendiri. Saya suka mikir, ‘orang-orang ini nggak punya keluarga? Ibu, ayah? Untuk lakukan hal sebodoh itu.’ Mereka begitu ingin kematian tragis, sampai akhirnya benar-benar datang. Saya nggak kasihan sama sekali.”

Komentar itu, meski tidak menyebut nama Juliana secara langsung, langsung viral dan menyulut kemarahan netizen. 

Publik mengecam keras pernyataan João yang dianggap tidak berempati dan menyakiti perasaan keluarga korban.

Tak lama berselang, João menghapus caption unggahannya dan menonaktifkan kolom komentar.

Baca juga: Guide yang Bawa Juliana Marins Mendaki Rinjani Kena Blacklist Sementara Waktu, Lisensi Dipertanyakan

João Mader: “Pendaki Ekstrem Harusnya Dirawat di Klinik”

Kontroversi tidak berhenti di situ.

Dalam unggahan lanjutan, João kembali melontarkan pernyataan kontroversial dengan menyebut bahwa mereka yang nekat melakukan pendakian ke lokasi ekstrem seperti Gunung Rinjani seharusnya dirawat di rumah sakit jiwa.

“Saya bukan cuma nggak mau ke sana. Kalau saya punya kerabat yang mau ke sana, saya bakal rawat dia di klinik. Ini bukan lebay, bukan bercanda,” tulis João dalam unggahan lainnya.

Bahkan, ia menyarankan agar pendakian ke gunung berbahaya seperti Rinjani dilarang pemerintah.

“Harusnya dilarang aja perjalanan seperti itu. Ditutup aksesnya. Tolong, jangan lakukan hal-hal semacam ini lagi. Saya ngomong demi keselamatan orang-orang yang pergi ke tempat ekstrem kayak gitu. Itu sangat berbahaya, teman-teman.”

Komentar-komentar João ini terus menuai reaksi negatif.

Banyak yang menganggap pandangannya menyudutkan para petualang dan pendaki, serta menunjukkan kurangnya empati terhadap mereka yang meninggal dunia dalam situasi tragis.

Baca juga: Ibu Juliana Marins Masih Tak Terima Anaknya Tewas di Gunung Rinjani, Tuntut Pemandu dan Pengelola

Tragedi Juliana Marins di Rinjani

Juliana Marins adalah seorang pekerja periklanan asal Niterói, Brasil.

Ia meninggal dunia pada Rabu (2/7/2025) setelah jatuh ke jurang sedalam lebih dari 300 meter saat melakukan pendakian di Gunung Rinjani, Lombok, Indonesia.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan