Sabtu, 4 Oktober 2025

Kapal Tenggelam di Selat Bali

Pengantin Baru Jadi Korban KMP Tunu, Febriani Sempat Peluk Istri, tapi Terlepas saat Kapal Tenggelam

Pengantin baru asal Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi korban tenggelamnya KMP Tunu di Selat Bali, Rabu (2/7/2025) malam.

KOMPAS.com/Hasan
KORBAN KAPAL TENGGELAM - Febriani, salah satu penumpang selamat dalam insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, menangis didampingi kerabatnya, Kamis (3/7/2025) di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali. Febriani kehilangan sang istri, Cahyani, dalam kecelakaan air tersebut. Padahal, keduanya belum genap dua minggu menjadi pengantin baru. 

TRIBUNNEWS.com - Pengantin baru asal Banyuwangi, Jawa Timur, bernama Febriani dan Cahyani (30), menjadi korban dalam insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, Rabu (2/7/2025) malam.

Febriani dan Cahyani diketahui berangkat menuju Denpasar, Bali, untuk kembali ke perantauan, menggunakan jasa travel.

Nahas, kebersamaan mereka yang belum genap dua minggu, harus terpisah karena KMP Tunu tenggelam.

"Kami berangkat pukul 22.00 WIB, sampai Pelabuhan Ketapang sekitar pukul 22.30 WIB, dan langsung naik kapal," kisah Febriani di Posko ASDP Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali, Kamis (3/7/2025), dikutip dari Tribun-Bali.com.

Ia lantas menceritakan detik-detik KMP Tunu tenggelam di Selat Bali.

Febriani mengungkapkan kapal sempat terasa bergoyang, namun ia mengira penyebabnya adalah gelombang air laut.

Baca juga: 5 Menit usai Panggilan Darurat, KMP Tunu Tenggelam di Selat Bali, Mesin Kapal Bocor, lalu Black Out

Begitu cepat, kapal kemudian semakin miring ke kiri hingga akhirnya oleng dalam waktu kurang dari tiga menit.

Semua orang panik dan berusaha menyelamatkan diri. Sayangnya, kata Febri, tak ada peringatan dari awak kapal maupun alarm tanda bahaya.

"Kami semua menyelematkan diri sendiri, ambil pelampung sendiri," ungkap dia.

Saat hendak menyelamatkan diri, Febriani memeluk Cahyani sebab sang istri tidak bisa berenang.

Keduanya kemudian memutuskan melompat ke tengah laut.

Nahas, di saat yang bersamaan, kapal yang oleng mengakibatkan gelombang laut hingga mengakibatkan pelukan Febriani terlepas.

"Kejadiannya begitu cepat. Tidak ada yang mengira kapal akan tenggelam," katanya.

"Pada saat itulah pelukan istri saya terlepas," lanjutnya.

Ketika muncul ke permukaan, Febriani berusaha mencari dan memanggil nama Cahyani, tapi tak kunjung mendapat jawaban.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved