Senin, 29 September 2025

Lebih dari 1.000 Penari, Tari Mandau Kolosal Raih Rekor Dunia Versi MURI

Tarian Mandau kolosal yang digelar dalam rangka memeriahkan Hari Jadi ke-23 Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, catatkan rekor MURI.

|
Editor: Wahyu Aji
HandOut/IST
PECAHKAN REKOR - Tari Mandau kolosal yang dilaksanakan dalam memeriahkan rangkaian hari jadi Kabupaten Pulang Pisau ke 23 di Stadion HM Sanusi. Aksi ini bukan saja masuk dan tercatat dalam Museum Rekor - Dunia Indonesia (MURI) tetapi tarian dengan melibatkan lebih dari 1.000 penari ini layak tercatat pecahkan rekor dunia, Rabu (2/7/2025). 

Hasiolan EP/Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tarian Mandau kolosal yang digelar dalam rangka memeriahkan Hari Jadi ke-23 Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, sukses mencatatkan rekor dunia versi Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI).

Lebih dari 1.000 penari terlibat dalam pertunjukan massal yang digelar di Stadion HM Sanusi tersebut.

Senior Manager MURI, Triyono, yang hadir langsung untuk melakukan verifikasi, menyatakan bahwa tarian ini tidak hanya layak dicatat sebagai rekor nasional, tetapi justru melampaui itu.

“MURI mencatatkan Tarian Mandau ini sebagai rekor dunia,” ujar Triyono. Ia menjelaskan, proses koordinasi dan peninjauan terhadap upaya pemecahan rekor ini telah dilakukan secara intensif sejak Mei lalu. “Banyak syarat yang harus dipenuhi, dan tidak mudah. Tapi semangat masyarakat luar biasa,” tambahnya.

Triyono menilai bahwa pencapaian ini bukan sekadar soal jumlah penari, namun juga karena nilai budaya yang terkandung dalam Tarian Mandau. Tarian khas masyarakat Dayak ini dinilai sarat makna, menjadi identitas dan jati diri Pulang Pisau yang harus terus dilestarikan.

“Menjaga budaya berarti menjaga jiwa dan jati diri bangsa Indonesia,” tegasnya.

MURI memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau, Dewan Adat Dayak (DAD), serta seluruh masyarakat atas sinergi yang membuahkan karya budaya berskala dunia.

Bupati Pulang Pisau, Ahmad Rifa’i, mengungkapkan rasa syukurnya atas pengakuan tersebut. Ia menyatakan komitmennya untuk terus mengangkat dan melestarikan budaya lokal sebagai bagian dari identitas daerah.

“Kami ingin menjadikan Pulang Pisau sebagai daerah berbudaya. Ini bukan sekadar pertunjukan, tapi upaya nyata menjaga warisan leluhur,” ucapnya.

Menurut Ahmad Rifa’i, pencatatan rekor ini juga ditujukan untuk memotivasi generasi muda agar turut menjaga kekayaan budaya lokal di tengah tantangan globalisasi.

“Tari Mandau hanya salah satu dari banyak kekayaan budaya yang kita miliki. Ini harus terus diwariskan ke generasi penerus,” tambahnya.

Baca juga: Libatkan 100 Penari, ASETI Sosialisasikan Keroncong Nusantara untuk Lestarikan Warisan Budaya

Pencatatan rekor ini disaksikan langsung oleh Gubernur Kalimantan Tengah Agustiar Sabran, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Adat Dayak, bersama Wakil Gubernur Edy Pratowo dan istri. Kehadiran mereka menjadi bentuk dukungan terhadap pelestarian budaya di tengah perayaan ulang tahun Kabupaten Pulang Pisau ke-23.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan