Libatkan 100 Penari, ASETI Sosialisasikan Keroncong Nusantara untuk Lestarikan Warisan Budaya
Kegiatan ini dilanjutkan dengan pemecahan rekor 100 orang menari bersama Tari Keroncong Nusantara.
Penulis:
Choirul Arifin
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Seniman Tari Indonesia (ASETI) dan Lembaga Irama Nasional Indonesia terus menyosialisasikan seni tari dan musik keroncong Nusantara sebagai bagian dari budaya nasional setelah resmi diperkenalkan pada Mei 2025 lalu.
Kegiatan ini dilanjutkan dengan pemecahan rekor 100 orang menari bersama Tari Keroncong Nusantara bertepatan dengan momentum Reuni Alumni SMAN 42 Jakarta Angkatan 1989 di Jakarta, Sabtu 14 Juni 2025.
"Kegiatan ini merupakan kontribusi kami dalam pengembangan dan pelestarian budaya Indonesia serta wujud kecintaan kami terhadap budaya Nusantara," kata Edi Sampurno, Ketua Alumni SMAN 42 Jakarta Angkatan 89 periode 2024/2025.
Ketua Umum Asosiasi Seniman Tari Indonesia (ASETI) Agustina Rochyanti mengatakan, gerak tari dan irama adalah dua elemen penting dalam seni tari.
Dia mengatakan, irama dalam musik berfungsi untuk mengatur waktu dan memperjelas gerakan tari, serta menciptakan suasana atau ilustrasi tertentu.
"Gerakan tari yang sinkron dengan irama musik akan menciptakan harmoni dan keindahan dalam tarian," ungkap Agustina.
Dia menambahkan, kerjasama ASETI dengan Lembaga Irama Nasional Indonesia merupakan langkah strategis dalam memperkaya khasanah pengembangan dan pemanfaatan musik keroncong Tanah Air serta memberi pondasi agar penetapan warisan budaya UNESCO terhadap Keroncong dapat disegerakan.
Penciptaan ragam gerak Tari Keroncong Nusantara saat ini sedang dalam proses pengurusan HAKI dan digawangi oleh sejumlah seniman tari seperti Gita Novia, Aty Widyawati, Wahyuni Dauli, Agustina Rochyanti dan Atien Kisam.
“Upaya ini menjadi harapan kita bersama bahwa tari pergaulan atau social dance Tari Keroncong Nusantara dapat dinikmati dan dipraktekan oleh segala komunitas penari seperti komunitas Line Dance, komunitas aerobik, komunitas senam, maupun komunitas tari di seluruh Indonesia," ungkap Agustina.
Yogo Voluntoro salah satu wakil alumni mengatakan, rekan-rekan alumni di komunitasnya memiliki semangat tinggi melestarikan seni budaya lewat Tari Keroncong Nusantara ini.
"Pekerjaan kita masih banyak, bukan hanya di keroncong saja, masih banyak irama- irama lain yang bisa kita sosialisasikan sehingga mampu mengangkat dirinya ke kancah permusikan nasional, dan bisa jadi salah satu irama kita menjadi kiblat musik dunia," imbuh Agustina.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Apa Itu Pacu Jalur ? Budaya Indonesia yang Mendunia usai Viral di TikTok |
![]() |
---|
Lebih dari 1.000 Penari, Tari Mandau Kolosal Raih Rekor Dunia Versi MURI |
![]() |
---|
Iran Tuduh Israel Menyerang Situs Warisan Dunia UNESCO, Daftar 24 Warisan Dunia di Iran Saat Ini |
![]() |
---|
Ketum IMI Bamsoet: IMI Akan Gelar E-Rallytage Mobil Listrik dengan Lewati Rute Tempat Bersejarah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.