Minggu, 5 Oktober 2025

Kronologi Ibu Muda Lumpuh setelah Operasi Caesar di RSUD Kota Bekasi, Diduga Akibat Efek Obat Bius

Dugaan malapraktik terjadi di RSUD Kota Bekasi setelah ibu muda melaporkan kelumpuhan yang dialami seusai menjalani operasi caesar, September 2024.

Penulis: Isti Prasetya
Editor: Bobby Wiratama
WARTA KOTA/RENDY RUTAMA
DIDUGA MALAPRAKTIK - Seorang perempuan bernama Ratih Raynada (30) asal Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi yang diduga menjadi korban malpraktik saat operasi caesar di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Chasbullah Abdulmadjid, Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi, Rabu (2/7/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Dugaan malapraktik terjadi di RSUD Kota Bekasi setelah seorang ibu muda menceritakan kelumpuhan yang dialami seusai menjalani operasi caesar pada September 2024.

Ibu bernama Ratih Raynada (30) itu menduga adanya malapraktik saat melahirkan anak keempatnya dengan metode operasi caesar.

Warga Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi itu mengungkapkan peristiwa bermula saat dia merasakan kesakitan meski bius sudah disuntikkan ke tubuhnya.

Saat operasi pembedahan, Ratih mengaku berteriak kesakitan lantaran efek bius yang belum bekerja penuh.

Menurut Ratih, meski masih merasakan sakit, tenaga medis tetap melanjutkan pembedahan.

"Saya pokoknya sampe teriak 'Astaghfirullahaladzim, dokter sakit, dok' lalu saya nangis-nangis dan pikir setelah ngomong seperti itu, distop dulu. Tahunya tidak, justru dibelek lagi. Saya teriak lagi," jelasnya, Rabu (2/7/2025).

Dia menuturkan dokter sempat menghentikan operasi setelah mendengar keluhannya.

Kemudian seorang suster kembali menyuntikkan obat bius ke tubuhnya, yang disusul operasi caesar lanjutan.

Namun, lagi-lagi Ratih kesakitan karena obat bius belum bekerja menyeluruh.

"Belum semuanya (obat bius) merata ya, tapi udah dibelek lagi, alhasil saya pasrah aja, intinya kalau memang sudah harus mati istilahnya yaudah, setelah itu saya dengar suara anak saya nangis, kemudian saya pingsan," tuturnya.

Setelah operasi caesar rampung, Ratih menjalani rawat inap selama tiga hari.

Baca juga: Bocah Digigit Ular Disebut Tak Ditangani Serius RSUD Kajen, Ayah Korban: Sepekan Dirawat di RS Lain

Tetapi kondisi tubuh Ratih belum mampu bergerak dengan normal.

Meski belum sepenuhnya pulih, ia tetap memaksakan diri untuk pulang.

Karena kondisinya yang tak kunjung membaik selama beberapa bulan, dia kembali ke RSUD Kota Bekasi untuk mengecek kesehatannya.

Kala itu, sang dokter mendiagnosis Ratih mengalami tuberkulosis tulang dan diharuskan dioperasi untuk pemasangan pen. 

Ratih akhirnya menjalani operasi pemasangan pen.

Setelah operasi pemasangan pen, Ratih meminum sebuah obat pemberian dokter. 

"Bukannya membaik, tubuh itu justru jadi lemas setelah mengonsumsi obat tersebut, terus saya benar-benar lumpuh total pada April 2025," ucapnya.

Ditinggal suami

Nasib Ratih makin memprihatinkan usai mengalami kelumpuhan itu.

Sebab, dia terpaksa kehilangan pekerjaan karena kondisi kesehatan.

Bahkan, suaminya pun diduga kabur meninggalkan keluarganya.

Kini Ratih berharap adanya pertanggungjawaban dari RSUD Kota Bekasi.

Sebab, pihaknya hanya menanggung terkait kesehatannya tetapi tidak memperhatikan nasib keempat anaknya.

"Saya minta keadilan buat saya juga anak-anak saya, kemarin pihak rumah sakit tanggung jawab cuman buat kesehatan saya, tapi anak-anak saya tidak dilihat," pungkasnya.

Baca juga: Tangis Ibu di Bima Tuntut Keadilan usai Anaknya Jadi Korban Malapraktik, Tangan Sampai Diamputasi

Mengutip Kompas.com, Ratih memiliki empat anak dengan tiga di antaranya memasuki usia sekolah.

Anak pertama bernama Claudra Mutiara (12) tidak meneruskan ke jenjang SMP, sedangkan anak keduanya, Reina Kinanti (10), terpaksa berhenti di bangku kelas dua sekolah dasar (SD).

Ratih bahkan terpaksa menunda menyekolahkan anak ketiganya, Muhammad Rayzar (6), ke PAUD..

"Anak saya harus berhenti sekolah, yang besar harusnya masuk SMP, yang kedua harusnya naik kelas tiga, yang kecil mau masuk PAUD, tapi tertunda," ujar Ratih.

Sementara itu, ibu Ratih, Erna Prilia (62) memohon pertolongan ke Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Wali Kota Bekasi Tri Adhianto.

Ia berharap kedua kepala daerah ini dapat membantu anak dan cucunya.

Erna mengaku tidak menuntut bantuan dalam bentuk uang, melainkan pertolongan agar cucunya dapat melanjutkan pendidikan.

"Pak Dedi, saya sebagai orang tua Ratih mohon sekali minta tolong keadilan, untuk anak dan cucu saya, kita ini orang enggak mampu, tolong minta diperhatikan saja, minta tolong bantuannya," ujarnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Wanita Muda Lumpuh, Diduga Korban Malapraktik Operasi Caesar di RSUD Kota Bekasi, Ini Kronologinya.

(Tribunnews.com/Isti Prasetya, WartaKotaLive.com/Rendy Rutama, Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved