Kondisi 5 Mahasiswa UGM yang Selamat dari Tragedi Kapal Terbalik di Maluku Tenggara
Berikut kondisi lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang berhasil dari selamat dari tragedi kapal terbalik di perairan Debut, Maluku Tenggara.
TRIBUNNEWS.COM - Berikut kondisi lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang selamat dari tragedi kapal terbalik di perairan Debut, Maluku Tenggara, Maluku, Selasa (1/7/2025).
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni UGM Arie Sujito mengatakan, kelima mahasiswa itu masih mendapatkan perawatan medis.
Menurut Arie, ada mahasiswa yang mengalami luka dan sesak napas akibat tenggelam.
"Beberapa mahasiswa lainnya mengalami luka dan sesak napas akibat dari tenggelam dan saat ini masih dalam penanganan medis. Mereka mengalami luka-luka. Ada juga yang sesak napas," ucap Arie di UGM, Yogyakarta, Rabu (2/7/2025).
Arie kemudian mengungkapkan identitas kelima korban, yaitu Muhammad Arva Sagraha yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun dan Afifudin Baliya dirawat di Rumah Sakit Hati Kudus Langgur.
Sedangkan kondisi mahasiswa lainnya mulai membaik, yakni Daeren Sakti Hermanu, Pratista Halimawan, dan Ridwan Rahardian Wijaya.
Ia kemudian menyebut bahwa dua korban meninggal adalah Bagus Adi Prayogo dan Septian Eka Rahmadi.
“Kami mohon doanya dan semoga adik-adik kita yang sekarang dirawat ini juga bisa segera sehat segera sembuh begitu."
"Tentu, kami selalu mendoakan mereka, UGM terpukul, keluarga terpukul. Semoga saudara Septian dan Bagus ini mendapatkan tempat terbaik,” ucap Arie.
Ia memastikan bahwa UGM terus melakukan pendampingan terhadap mahasiswa yang terdampak.
Sementara itu, Sekretaris Direktorat pengabdian kepada Masyarakat UGM Djarot Heru Santoso menambahkan, dua jenazah itu diterbangkan menuju kampung halaman masing-masing.
Baca juga: Anaknya Tewas Kecelakaan Kapal di Maluku Tenggara, Orangtua Mahasiswa UGM: Saya Syok Berat dan Sedih
Septian Eka Rahmadi merupakan mahasiswa yang berasal dari Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat dan Bagus Adi Prayogo adalah mahasiswa asal Bojonegoro, Jawa Timur.
Ia berujar, proses pemulangan jenazah sudah dimulai sejak tadi malam, Rabu (1/7/2025).
Jenazah sudah diberangkatkan dari Langgur, pusat pemerintahan Maluku Tenggara lewat Bandara Karel Sadsuidtubun yang berada di Tual.
"Perjalanan jenazah cukup panjang karena medan yang berat. Dari Langgur terbang ke Ambon, kemudian ke Makassar, dan akan transit di Surabaya."
"Diperkirakan tiba di Bandara Juanda Surabaya pukul 19.20 WIB, jika tidak ada kendala," terang Djarot.
Korban Septian Eka Rahmadi bakal diberangkatkan menuju Sumbawa.
Sedangkan korban Bagus Adi Prayogo akan langsung dibawa ke Bojonegoro.
Djarot mengatakan, tim UGM sudah dikerahkan ke masing-masing lokasi, termasuk ke Lombok.
Tujuannya untuk memastikan perjalanan darat ke Sumbawa dapat berjalan lancar karena peti jenazah tidak dapat diangkut oleh pesawat kecil di jalur kargo.
Kronologi Kejadian
Djarot Heru Santoso mengatakan, insiden tersebut terjadi ketika para mahasiswa sedang mengikuti Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) di Kecamatan Manyeuw, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku.
Saat itu, sambungnya, mahasiswa tengah melaksanakan program pembangunan lingkungan berkelanjutan.
Salah satu kegiatannya ialah pengumpulan pasir untuk pembuatan terumbu karang buatan sebagai bagian dari konservasi lingkungan pesisir.
"Pasir diambil dari pulau lain yang berjarak sekitar 15-20 menit menggunakan longboat milik warga setempat. Dalam satu perjalanan pulang, kapal mengangkut 16 karung pasir dan 12 orang, terdiri dari tujuh mahasiswa dan lima warga lokal," ujar Djarot.
Pada perjalanan pertama, saat pergi ke pulau lain untuk mengambil pasir, kegiatan berlangsung lancar.
Namun pada perjalanan kedua saat kembali dari pengambilan pasir, ketika kapal hendak kembali dan telah berlayar sekitar 300 meter cuaca tiba-tiba memburuk.
Badai dengan tinggi gelombang mencapai 2,5 meter menggulung kapal hingga terbalik.
"Seluruh penumpang berusaha berenang ke pantai. Namun, dua mahasiswa tertinggal, salah satunya adalah almarhum Septian yang sempat mencapai pantai tapi diduga sudah terlalu banyak menelan air laut dan kelelahan. Ia sempat dibawa ke rumah sakit namun meninggal dalam perjalanan," ucap Djarot.
Septian Eka Rahmadi dari Fakultas Teknik menjadi korban pertama yang dinyatakan meninggal dunia dalam insiden ini.
Satu mahasiswa lainnya, Bagus Adi Prayogo dari Fakultas Kehutanan, sempat dinyatakan hilang.
"Tim SAR sempat menghentikan pencarian pada pukul 22.00 WIT, namun warga lokal tetap melanjutkan pencarian secara mandiri."
"Akhirnya, korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia sekitar pukul 22.15 WIT,” tutur Djarot.
Sementara itu, sejumlah mahasiswa lainnya mengalami luka-luka, dan tiga orang masih dirawat.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Data Lima Mahasiswa UGM Selamat dari Tragedi Kapal Terbalik di Maluku Tenggara, Kondisi Mulai Pulih.
(Tribunnews.com/Deni)(TribunJogja.com/Ardhike Indah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.