Perkelahian Maut di Banjarmasin
Tragedi Maut 3 Pemuda Tewas di Banjarmasin, Ini 5 Alasan Miras Jadi Pemicu Pembunuhan
Minuman keras, yang kian marak beredar secara ilegal, menjadi salah satu pemicu utama berbagai tindak kekerasan
4. Kurangnya Penegakan Hukum atau Pengawasan Penjualan Miras Oplosan/Ilegal
Miras ilegal atau oplosan beredar luas dan lebih mudah didapat dan mengonsumsi alkohol berlebihan tanpa kontrol meningkatkan risiko perilaku agresif.
Banyak kasus pesta miras terjadi di lokasi-lokasi tersembunyi.
5. Ajang Curhat
Pesta miras sering jadi “ajang curhat” yang berujung ungkit-ungkitan masalah lama, termasuk dendam pribadi, hutang piutang, cemburu asmara dan saat mabuk, masalah yang semula bisa diabaikan jadi “meledak.”
Kalsel Paling Mematikan
Analisis Tim Jurnalisme Data Kompas sepeti dikutip dari Kompas.id, berdasarkan putusan pengadilan kasus pembunuhan pada 2022-2024, Kalimantan Selatan menjadi salah satu provinsi paling ”mematikan” untuk urusan pembunuhan yang melibatkan alkohol.
Artinya, pelaku atau korban atau keduanya sempat mengonsumsi minuman beralkohol tepat sebelum peristiwa pembunuhan.
Selama 2022-2024, tingkat pembunuhan yang melibatkan alkohol di Kalimantan Selatan menunjukkan angka 5,7 pembunuhan untuk setiap 1 juta orang atau 5 kali lipat lebih dibandingkan dengan rata-rata nasional sebesar 0,9 pembunuhan per 1 juta orang.
Pesta miras umumnya hanya menjadi pemicu awal cekcok, lalu berkembang menjadi duel berdarah.
Terkait lokasi, seringkali di warung malam, tepi jalan, atau rumah kontrakan—bukan area hiburan resmi.
Survei Prevalensi Penyalahgunaan NAPZA 2021–2022 dari BNN memperlihatkan sekitar 3,3 persen penduduk dewasa Indonesia pernah mengonsumsi alkohol secara berlebihan. Data Polri juga mencatat banyak tindak pidana kekerasan berat terjadi dalam kondisi pengaruh alkohol, walau tidak selalu tertulis secara detail dalam laporan kriminal.
Tren kekerasan akibat miras pun tercermin dalam berbagai kasus tragis.
Terkait tewasnya 3 pemuda subuh tadi, Kapolresta Banjarmasin Kombes Cuncun Kurniadi, melalui Kasat Reskrim AKP Eru Alsepa, membenarkan bahwa insiden berdarah itu bermula dari pesta minuman keras kelompok pemuda tersebut.
Diduga pengaruh alkohol membuat suasana cepat memanas, berujung cekcok, kemudian berubah menjadi perkelahian brutal menggunakan senjata tajam.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.