Tahun Baru Islam
Tutorial Ritual Malam 1 Suro Mubeng Beteng, Keliling Searah Jarum Jam atau Tidak?
Mubeng Beteng adalah ritual budaya yang dilakukan masyarakat Jawa setiap Malam 1 Suro
Penulis:
Bobby W
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
Rangkaian tradisi ini diawali pelantunan tembang macapat oleh para abdi dalem yang dalam tiap kidung liriknya terselip doa-doa serta harapan.
Pelantunan macapat ini biasanya dilaksanakan di area Bangsal Pancaniti, Keben Keraton Yogyakarta.
Selama berjalan kaki, peserta tidak mengeluarkan sepatah kata pun dan hanya diam dengan tatapan mata lurus ke depan.
Ritual ini juga diikuti abdi dalem serta bregodo Keraton Yogyakarta, perwakilan dari masing-masing kabupaten/kota di DIY, dan juga masyarakat umum.
Para perwakilan membawa panji-panji (bendera) dari masing-masing kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Sleman, Bantul, Gunungkidul, Kulonprogo dan Kota Yogyakarta.
Masyarakat umum juga dipersilakan berpartisipasi mengikuti tradisi Mubeng Beteng ini, namun diminta mengikuti aturan yang berlaku.
Adapun bagi masyarakat yang berminat untuk ikut Mubeng Benteng diharuskan memakai busana rapi dan tidak mengenakan celana pendek.
Sama seperti abdi dalem, para peserta dari golongan masyarakat umum juga harus menaati aturan tapa bisu dengan tidak berbicara sama sekali selama pelaksanaan.
3. Rute Melawan Arah Jarum Jam

Rute Mubeng Beteng biasanya dilakukan berlawanan arah jarum jam.
Adapun jalur melawan arah jarum jam ini digunakan sebagai simbol "lampah prihatin" (langkah duka) dan refleksi spiritual, berbeda dengan momen gembira yang menggunakan arah searah jarum jam.
Berikut rincian rute umum yang dilalui peserta Mubeng Beteng di Yogyakarta berdasarkan berbagai sumber:
- Titik Awal :
Kamandungan Lor (Keben) atau Bangsal Ponconiti di Pelataran Keben (halaman Keraton Yogyakarta). - Perjalanan Awal :
Dari Keben menuju Ngabean (area barat Keraton) melalui Jalan Agus Salim atau Jalan Sultan Agung. - Pojok Beteng Kulon :
Melintasi Pojok Beteng Kulon (sudut barat benteng) dan terus ke Jalan MT Haryono atau Plengkung Gading. - Pojok Beteng Wetan :
Menuju Pojok Beteng Wetan (sudut timur benteng) melalui Jalan Wahid Hasyim atau Jalan Mayjen Sutoyo. - Jalan Ibu Ruswo :
Melanjutkan ke Jalan Ibu Ruswo dan kembali ke area Alun-alun Utara. - Penutupan :
Kembali ke titik awal (Keben ) setelah menempuh jarak sekitar 4–5 kilometer, biasanya sebelum waktu Subuh.
Rute dapat sedikit bervariasi tergantung pihak penyelenggara, seperti melalui Jalan Brigjen Katamso atau Regol Puro Pakualaman untuk versi Puro Pakualaman.
(Tribunnews.com/Bobby)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.