Sosok Bidan Pelaku Aborsi Ilegal di Sorong, Mahasiswa hingga ASN jadi Pasien, Beraksi sejak 2020
Terungkap sosok bidan di Sorong yang ditangkap karena praktik aborsi ilegal. Pelaku beraksi sejak 2020 dan patok tarif Rp1,5 juta hingga Rp4 juta.
Penulis:
Faisal Mohay
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah rumah di Distrik Malaimsimsa, Kota Sorong, Papua Barat Daya, digrebek pada Senin (23/6/2025).
Bidan bernama Defi (49) dan asistennya, Desi (47), ditangkap karena melakukan praktik aborsi ilegal.
Seorang warga, Ansi, mengaku tak mengenal bidan Defi karena pelaku jarang berinteraksi dengan masyarakat.
"Orangnya kurang bersosialisasi dengan tetangga di kompleks. Biasanya orang-orang berkunjung siang, mereka parkir di dalam pagar," paparnya, Senin, dikutip dari TribunSorong.com.
Selama ini warga tak menaruh curiga adanya praktik aborsi di rumah tersebut.
"Kami sering lihat ada anak muda dan orang tua masuk, tapi kami pikir mungkin ada acara atau kumpul keluarga di dalam rumah," tambahnya.
Untuk menyamarkan praktik aborsi, pelaku memutar musik cukup keras.
Kapolresta Sorong Kota, Kombes Pol Happy Perdana Yudianto, mengatakan kedua pelaku wanita sudah beraksi sejak 2020.
"Dari pengakuan tersangka, jumlah pasien yang telah menjalani aborsi di tempat mereka mencapai kurang lebih 120 orang," tuturnya.
Sebanyak delapan saksi diperiksa untuk mendalami kasus aborsi.
Hasil penelusuran sementara, tarif aborsi yang dipatok kedua pelaku yakni Rp1,5 juta hingga Rp4 juta.
Baca juga: Peran Pelaku Praktik Aborsi Ilegal di Kota Makassar, Ada yang Jadi Pemasok Obat Penggugur Kandungan
Tarif aborsi bergantung pada usia kandungan pengunjung.
"Para pasien yang datang berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari mahasiswa hingga pegawai negeri," tandasnya.
Sejumlah barang bukti yang diamankan seperti alat medis, obat-obatan, serta beberapa janin hasil aborsi.
Pelaku tak memiliki izin resmi dari instansi kesehatan manapun.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.