Minggu, 5 Oktober 2025

Pembunuhan Berantai di Padang Pariaman

Korban Mutilasi di Padang Pariaman Disebut Berutang kepada Pelaku, Keluarga Ungkap Fakta Ini

Korban selama berhenti kuliah diketahui bekerja di jasa pengiriman barang untuk memenuhi kebutuhannya, supaya tidak merepotkan keluarga.

Editor: Erik S
TribunPadang.com/Panji Rahmat
KASUS PEMBUNUHAN MUTILASI- Suasana rumah duka korban pembunuhan mutilasi di rumah duka kawasan Balah Ilia Utara Lubuk aluang, Padang Pariaman, Jumat (20/6/2025). Dimana terpajang foto Septia Adina di bagian dinding rumahnya. 

Paman Dinda, Donal, mengatakan, ajakan dari balik telepon itu datang dari temannya, dengan jarak tidak begitu jauh dari rumah.

“Itulah percakapan terakhir Dinda di rumah. Saat itu saya juga berada di sana,” ujarnya, mengenang hari terakhir bertemu kemenakan perempuannya.

Anak bontot dari pasangan Dasrizal dan Wenni itu, pergi menggunakan motor sendiri, seperti biasanya.

Kepergian Dinda pagi itu, merupakan kepergian selama-lamanya meninggalkan kedua orang tua dan saudara laki-lakinya.

Sebelumnya diberitakan, bagian Psikologis Polda Sumbar, kunjungi rumah Septia Adinda korban mutilasi yang merupakan rangkaian dari korban pembunuhan berencana di Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Jumat (20/6/2025).

Baca juga: Kasus Mutilasi di Padang Pariaman, Keluarga Sebut Korban dan Pelaku Pacaran Sejak 2019

Tim psikologis Polda Sumbar yang dipimpin oleh Iptu Nina, datang ke lokasi bersama sejumlah anggota Polda didampingi personel Polres Padang Pariaman.

Terlihat Iptu Nina sesampai di rumah duka, langsung menemui kedua orang tua korban bernama Septia Adinda di bawah tenda biru yang masih terpasang.

Mereka bertiga terlihat berbincang dengan penuh emosional, dengan pendekatan yang hati-hati.

Wajahnya ibunya terlihat sembab akibat terpikirkan kejadian nahas yang menimpa anaknya.

Beberapa kali ibu dari Septia Adinda menyeka air mata yang membasahi wajahnya.

Iptu Nina mencoba menguatkan kedua orang tua korban, dengan mendengar cerita kedua orang tua yang sahut menyahut berbincang.

Dalam perbincangan yang penuh emosional tersebut, beberapa kali ayah korban sempat tersulut emosi bercerita.

Melihat tindak tanduk suaminya, ibu korban mengatakan bahwa memang sejak mengetahui kabar anaknya dimutilasi, emosinya tidak stabil.

Terdengar dalam percakapan tersebut, ibu korban menyebut ayahnya sejak mengetahui kabar tersebut sulit untuk makan.

“Kami berusaha untuk menguatkan korban, mendengarkan ceritanya guna memberikan penguatan secara emosional,” ujar Iptu Nina.Ia berharap pihak keluarga bisa menerima kejadian yang sangat pahit dan menyedihkan ini. (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

Penulis: Panji Rahmat

Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Keluarga Septia Adinda Bantah Anaknya Punya Utang ke Pelaku Pembunuhan Berantai di Padang Pariaman

dan

Percakapan Terakhir Korban Mutilasi di Padang Pariaman dengan Ibunya, Awalnya Hanya Pamit Sebentar

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved