Penyebab Tambang Pasir Ilegal di Cirebon Longsor, 2 Pekerja Tewas Tertimbun
Dua pekerja tewas akibat tambang longsor pada Rabu (18/6/2025). Wali Kota Cirebon, Effendi Edo ingatkan bahaya aktivitas tambang ilegal .
TRIBUNNEWS.COM - Tambang pasir di Kedung Jumbleng, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat longsor pada Rabu (18/6/2025) pagi.
Saat kejadian ada empat pekerja yang berada di tambang galian C.
Dua orang dapat menyelamatkan diri, namun dua pekerja lain tewas tertimbun longsor.
Kapolres Cirebon Kota, AKBP Eko Iskandar, menerangkan operasi pencarian dihentikan setelah jasad kedua korban bernama Dani Danara (29) dan Riyan Adriani Pamungkas (23) ditemukan.
“Untuk pencarian Alhamdulillah ya, kita tadi sudah memastikan dan sudah kita sampaikan juga ke keluarga korban bahwa pencarian dihentikan."
"Karena dua korban sudah kita temukan, walaupun satu korban ini dalam posisi tidak utuh, sedangkan satu korban lagi relatif utuh,” paparnya, Rabu, dikutip dari TribunJabar.id.
Hasil penyelidikan sementara, longsor terjadi karena cara penambangan pasir yang tak sesuai.
Selain itu kemiringan tebing membahayakan untuk pekerja.
“Penyebab dari longsor setelah dilakukan assessment sementara, kalau kita lihat ini cara penambangan ini kalau kita lihat dari bawah, metodenya salah,” ucapnya.
Ia menegaskan, aktivitas tambang sudah dilarang sehingga lokasi tambang tersebut ilegal.
Sebelum proses pencarian korban, Basarnas dan BPBD sempat mengecek kemiringan tebing.
Baca juga: Tambang di Cirebon Kembali Longsor, 2 Warga Setempat Tewas Tertimbun Longsoran Tambang Pasir
“Kita juga tadi sebelum dilakukan pencarian terhadap korban bersama Basarnas dan BPBD, juga sudah lakukan assessment."
"Kita lihat tebing ini cukup miring, bagian bawah itu ada yang cekung,” imbuhnya.
Petugas kepolisian menutup lokasi tambang dan melakukan langkah pencegahan agar kejadian serupa tak terjadi.
Menurut Eko, sejumlah warga tetap melakukan aktivitas tambang pasir meski plang larangan sudah dipasang.
“Walaupun kita sudah sering ingatkan, sering lakukan sosialisasi, sampai terakhir kita pasang plang tanggal 4 Juni kemarin, tapi sudah ada yang cabut dan police line juga sudah dilepas,” lanjutnya.
Kedepan, pemerintah desa akan mencari alternatif pekerjaan untuk para warga.
"Salah satu yang kita bicarakan tadi, nanti kita akan membuat parit supaya tidak ada lagi mobil yang bisa masuk,” tandasnya.
Baca juga: Tangani Dampak Bencana, Kemensos Salurkan Bantuan ke Wilayah Longsor Purwakarta
Sebelumnya, Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, mendatangi lokasi tambang dan menegaskan aktivitas tersebut dilarang.
"Kronologinya sebelum jam 8 mereka memang sudah terbiasa menambang, jadi meskipun sudah dilarang mereka curi-curi."
"Masih ada dua orang yang tertimbun, warga asli sini. Untuk korban selamat itu tadi tiga orang, yang dua masih di dalam," tuturnya.
Proses evakuasi terkendala kondisi tanah sehingga alat berat tak dapat digunakan maksimal.
"Kita berupaya, cuma lihat juga kondisi tanah yang di pinggiran itu apakah aman atau tidak untuk mendatangkan alat berat."
"Tergantung kondisi tanah yang di atasnya," imbuhnya.
Kedepan akan ada tindakan tegas bagi warga yang tetap melakukan aktivitas menambang pasir.
"Beberapa waktu yang lalu pemerintah daerah sudah melakukan upaya untuk tidak lagi menggali di galian C ini yang berbahaya," pungkasnya.
Sebagian artikel telah tayang di TribunJabar.id dengan judul 2 Pekerja Tertimbun Longsor Tambang Pasir di Argasunya Cirebon, Wali Kota: Mereka Curi-curi
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.id/Eki Yulianto)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.