Minggu, 5 Oktober 2025

Tambang Nikel di Raja Ampat

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Kunjungi Papua, Ini Permintaan Warga Pulau Gag Soal Tambang Nikel 

Bahlil pun menegaskan bahwa, kedatangannya untuk memastikan semua operasional GAG Nikel berjalan sesuai dengan semestinya tanpa merusak alam.

zoom-inlihat foto Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Kunjungi Papua, Ini Permintaan Warga Pulau Gag Soal Tambang Nikel 
Tangkapan Layar
KUNJUNGAN MENTERI ESDM - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengunjungi Pulau Gag, Raja Ampat, Sorong, Papua Barat, Sabtu (7/6/2025). Di tengah polemik penghentian sementara operasi tambang nikel di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat Daya, suara berbeda justru datang dari masyarakat setempat.

TRIBUNNEWS.COM, PAPUA - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengunjungi Pulau Gag, Raja Ampat, Sorong, Papua Barat, Sabtu (7/6/2025).

Pada kunjungan tersebut, para masyarakat adat pulau Gag menyambut Bahlil dan meminta Bahlil untuk melanjutkan operasional GAG Nikel.

Baca juga: Warga Sorong Teriaki Bahlil Penipu: Ada 4 Tambang Nikel di Raja Ampat, Bukan Cuma 1

"Tidak ada itu pak isu itu, laut kami bersih, hoax itu kalua Pulau kami rusak, alam kami baik baik saja pak," ujar Friska, warga Pulau Gag kepada Bahlil seperti dikutip dalam sebuah video yang diterima Tribunnews.com.

Para warga menyambut kedatangan Bahlil dengan bentang spanduk bertuliskan, 'Laut Kami Bersih, Berita Pulau Gag Hancur itu Hoax'.

Baca juga: Setelah Dikepung Demonstran dan Kabur, Bahlil Naik Helikopter Tinjau Tambang Nikel Raja Ampat

Puluhan warga meminta Bahlil untuk segera mengembalikan operasional Pulau Gag, karena dengan pengehentian tersebut, ekonomi masyarakat sekitar terdampak.

"Langit kami biru, laut kami biru, ikan kami melimpah, alam kami kaya," teriak warga sekitar.

Bahlil pun menanyakan kepada warga, "Jadi berita berita itu benar atau salah? makanya saya turun sendiri ini," tegas Bahlil.

Bahlil juga menanyakan kepada warga, "Jadi ditutup atau tidak?" warga pun sontak mengatakan "Jangan tutup pak, kami masih hidup," tegas warga.

Bahlil pun menegaskan bahwa, kedatangannya untuk memastikan semua operasional GAG Nikel berjalan sesuai dengan semestinya tanpa merusak alam.

"Makanya saya dataang kesini untuk memastikan langsung. Kepada seluruh masyarakat juga. Saya melihat secara objektif, apasih yang sebenarnya terjadi. Saya senang bisa ketemu warga disini," tegas Bahlil.

Baca juga: Greenpeace Sebut Pernyataan Bahlil Sesat soal Tambang Nikel Raja Ampat Jauh dari Tempat Wisata

Masih Menangkap Ikan

Di tengah polemik penghentian sementara operasi tambang nikel di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat Daya, suara berbeda justru datang dari masyarakat setempat. 

Sekelompok warga yang mayoritas terdiri dari ibu-ibu yang menamakan diri sebagai Perempuan Pesisir justru menyuarakan dukungan terhadap keberlanjutan aktivitas tambang oleh PT Gag Nikel.

Dukungan tersebut disampaikan langsung kepada Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat melakukan tinjauan ke Pulau Gag, Sabtu (7/6/2025).

Dalam kesempatan tersebut, perwakilan Perempuan Pesisir menyampaikan bahwa aktivitas tambang nikel yang telah berjalan selama ini tidak berdampak negatif terhadap ekosistem laut di sekitar Pulau Gag.

Mereka menegaskan bahwa masyarakat pesisir masih dapat menangkap ikan dan hasil laut lainnya secara melimpah, serta kehidupan ekonomi mereka justru terbantu dengan kehadiran perusahaan tambang.

“Kami masih bisa menangkap ikan seperti biasa, laut kami tidak tercemar. Justru banyak warga di sini yang ekonominya meningkat karena ada lapangan kerja dari tambang,” ujar salah satu anggota Perempuan Pesisir.

Mereka juga menyampaikan harapan agar pemerintah tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan penghentian operasi tambang tanpa mendengarkan aspirasi masyarakat lokal yang merasakan langsung manfaatnya.

Sebagaimana diketahui, pemerintah sebelumnya memutuskan untuk menghentikan sementara aktivitas tambang nikel oleh PT Gag Nikel di Pulau Gag. Keputusan tersebut diumumkan langsung oleh Menteri Bahlil dalam kunjungannya ke Papua Barat Daya pada akhir Mei 2025, dengan alasan untuk menjaga ekosistem lingkungan, khususnya kelautan di kawasan konservasi Raja Ampat.

Namun, dalam pemberitaan yang berkembang, muncul respons dari sejumlah kalangan yang menilai keputusan tersebut belum sepenuhnya mempertimbangkan keberadaan masyarakat lokal yang telah hidup berdampingan dengan aktivitas pertambangan selama bertahun-tahun.

“PT Gag Nikel telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat kami. Banyak anak muda yang bekerja di sana, dan ekonomi desa juga ikut berkembang,” tambah warga lainnya.

Aksi dukungan masyarakat ini menjadi catatan penting dalam dinamika kebijakan pengelolaan sumber daya alam di daerah. Pemerintah diharapkan dapat menjembatani kepentingan konservasi lingkungan dengan keberlanjutan ekonomi masyarakat lokal.

Baca juga: Kehadiran Bahlil di Sorong Disambut Teriakan Penipu dari Demonstran Imbas Tambang Nikel Raja Ampat

Operasional Tambang Dihentikan

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa pihaknya menghentikan operasional tambang nikel di Raja Ampat.

"Itu kami untuk sementara hentikan operasinya sampai dengan verifikasi lapangan, kami akan cek," kata Bahlil dalam konferensi pers di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (5/6/2025).

"Untuk sementara kegiatan produksinya di-stop dulu sampai menunggu hasil peninjauan dan verifikasi dari tim saya," tuturnya.

Keberadaan industri nikel di Raja Ampat kini menjadi perhatian publik luas.

Di media sosial, tagar #SaveRajaAmpat terus bergulir sebagai bentuk protes atas aktivitas pertambangan di wilayah tersebut.

Organisasi lingkungan Greenpeace melalui akun media sosial X menyebut bahwa Raja Ampat saat ini tengah berada dalam ancaman industri nikel dan program hilirisasi yang dijalankan pemerintah.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved