Mahasiswa Unila Tewas Diduga Dianiaya saat Diksar, Polda Lampung Datangi keluarga Korban
Inilah kabar terbaru dari kasus meninggalnya mahasiswa FEB Unila yang diduga dianiaya seniornya ketika diksar mahasiswa pecinta alam
Penulis:
Muhammad Renald Shiftanto
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unila) bernama Pratama Wijaya Kusuma tewas karena diduga mendapat penyiksaan dari seniornya.
Korban diduga dianiaya seniornya saat ikut pendidikan dan latihan dasar (diksar) Unit Kegiatan Mahasiswa Ekonomi Pecinta Lingkungan (Mahapel).
Diketahui, diksar Mahapel tersebut digelar pada 10-14 November 2024 di Gunung Betung, Kabupaten Pesawaran, Lampung.
Sementara korban dinyatakan meninggal dunia pada 28 April 2025.
Kasus kematian Pratama Wijaya pun mendapatkan atensi dari Polda Lampung.
Mengutip TribunLampung.co.id, Polda Lampung saat ini tengah mendalami kasus kematian Pratama.
Ditreskrimum Polda Lampung, Kombes Pahala Simanjuntak mengonfirmasi hal tersebut.
"Saat ini kami masih menelusuri kematian mahasiswa FEB Unila tersebut," kata Pahala Simanjuntak, Senin (2/6/2025).
Ia menuturkan, pihak kepolisian berinisiatif untuk mendalami kasus ini, meski belum ada laporan.
"Kami berinisiatif mendatangi pihak keluarga untuk mencari informasi dengan mengumpulkan bahan keterangan."
"Jadi perlu diluruskan. (Polisi) Bukan menunggu laporan, tetapi polisi inisiatif dari semalam melakukan pendalaman," imbuhnya.
Baca juga: Latih Mental Jadi Dalih Senior Aniaya Pratama Mahasiswa Unila saat Diksar hingga Berujung Tewas
Sementara itu, pihak keluarga korban meminta pelaku dihukum setimpal.
"Hari ini saya serahkan semua kepada kuasa hukum kami dari LBH Sungkai Bunga Mayang."
"Yang kami inginkan pelaku harus dihukum setimpal dengan perbuatannya."
"Pelaku harus diproses secara hukum, termasuk semua yang mukul dan yang terlibat," kata Wirna Wani (40), ibu korban, Selasa (3/6/2025).
Ia menuturkan, pihak Mahapel pun tak memiliki itikad baik setelah meninggalnya korban.
Wirna juga mengenang putranya semasa hidup.
"Waktunya salat, dia ke masjid. Puasa rajin, ke kampus rajin," tuturnya, dikutip dari TribunLampung.co.id.
Ia menuturkan, korban sempat meminta izin untuk naik gunung.
Wirna pun sempat melarang karena korban memiliki riwayat sakit berat.
"Saya bilang jangan ikut. Nanti capek. Anak saya bilang dia pergi bersama teman-temannya. Sempat saya tidak kasih (izin) untuk pergi ke diksar itu. Lalu anak saya ngambek. Dia bilang sudah gede, jangan dikekang terus,"
"Anak saya dari kecil tidak ada riwayat sakit. Paling hanya sakit panas, batuk, pilek. Tidak ada penyakit aneh-aneh. Belum pernah masuk ke rumah sakit," kata Wirna.
Ia juga menyebut pernah mendapatkan ancaman.
"Saat itu saya mau mengadu tidak boleh, karena diancam. Saya tidak terima," pungkas Wirna.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Babak Baru Diksar Maut, Polda Lampung Telusuri Kematian Mahasiswa Unila
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunLampung.co.id, Bayu Saputra)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.