Selasa, 7 Oktober 2025

Dedi Mulyadi Berencana Terapkan Jam Masuk Sekolah Pukul 6 Pagi, Psikolog Singgung Kesehatan Mental

Psikolog dari Universitas Islam Bandung (Unisba), Stephani Raihana Hamdan, menanggapi rencana aturan masuk sekolah jam 6 pagi bagi siswa Jabar.

Penulis: Nuryanti
Tribunnews.com/ Taufik Ismail
GUBERNUR JABAR - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi usai mengikuti pelantikan Kepala Daerah di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2025). Psikolog dari Universitas Islam Bandung (Unisba), Stephani Raihana Hamdan, menanggapi rencana aturan masuk sekolah jam 6 pagi bagi siswa Jabar. 

TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi, berencana menerapkan jam masuk sekolah pada pukul 06.00 WIB bagi siswa di Jabar.

Dedi Mulyadi juga akan memberlakukan hari masuk sekolah dari Senin-Jumat, serta membatasi aktivitas di luar rumah antara pukul 21.00 WIB hingga 04.00 WIB.

Lantas, apa kata psikolog terkait rencana ini?

Psikolog dari Universitas Islam Bandung (Unisba), Stephani Raihana Hamdan, menilai jika jam masuk sekolah dimulai pukul 06.00 WIB benar-benar diterapkan, ada potensi dampak negatif bagi kesehatan mental.

Aturan itu berpotensi berpengaruh pada kesehatan mental, jika siswa yang akan menjalani kebijakan ini menilai dan menghayati secara negatif.

"Jadi kalau bicara ke kesehatan mental, ya itu tadi kalau dia menilainya negatif maka semua bisa dibawa ke negatif karena semua itu ada di penghayatan," ungkapnya, Minggu (1/6/2025), dilansir TribunJabar.id.

Menurutnya, jika aturan tersebut dihadapi dan dinilai layaknya suatu masalah, maka bisa berdampak stres dan depresi.

Namun, jika dinilai positif serta dilihat sebagai suatu tantangan, maka kecenderungan dampak negatif itu risikonya rendah.

"Jadi tergantung bagaimana dia menghayati apa yang dihadapi."

"Misalnya, sekarang perubahan aturan, ya kalau dia menilai negatif kemungkinan ada masalah, tapi kalau disikapi dengan positif maka tidak ada masalah," papar Stephani.

Fortusis Jabar Wanti-wanti Dedi Mulyadi

Forum Orang Tua Siswa (Fortusis) Jawa Barat menanggapi rencana Dedi Mulyadi yang akan menerapkan jam masuk sekolah pada pukul 06.00 WIB.

Ketua Fortusis Jabar, Dwi Subianto, menyebut kebijakan itu aturannya harus jelas, terutama ketika siswa sudah tiba di sekolah atau sudah berada di kelas pada pukul 06.00 WIB.

Baca juga: Perintah Dedi Mulyadi Terkait Tambang di Gunung Kuda Cirebon: Cabut Kerja Sama, Ubah Tata Ruang

"Kalau itu digunakan untuk pengajian ya enggak apa-apa, bagus."

"Tapi jam 6 pagi itu mau ngapain saja, apakah ada yang namanya pengajian atau apa, enggak mungkin kalau olahraga," katanya, Minggu, dikutip dari TribunJabar.id.

Dwi lantas mewanti-wanti jika pemerintah ingin mengubah kurikulum, tentunya harus ada induk acuannya agar tidak merugikan masyarakat, mengingat di masing-masing satuan ada induk kurikulumnya.

"Jadi ada blue books, ada kisi-kisinya, nah itu jangan diubah."

"Maka sebelum diputusin masuk pagi itu, harus ada bedah kurikulum induk dulu, terus konten apa yang harus disisipkan, baru bicara waktu," terangnya.

Ia juga menyarankan Dedi Mulyadi meminta pendapat ahli sebelum menerapkan kebijakan tersebut agar nantinya tidak sampai merugikan masyarakat, terutama siswa di wilayah Jawa Barat.

"Jadi Pak Gubernur enggak memahami itu, seharusnya kan memanggil ahli, minta pendapat ahli, baru diputuskan konten yang diinginkan."

"Kalau masih harus dintroduksi, ya ubah kurikulumnya, sehingga tidak merugikan semua pihak," imbuh Dwi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Purwanto, menjelaskan terkait kebijakan masuk sekolah pukul 06.00 WIB tersebut hingga saat ini masih dirumuskan.

Sehingga, saat ini pihaknya belum bisa memastikan kapan akan diterapkan.

"Masih dirumuskan, (diterapkan) setelah ditandatangan gubernur," jelas Purwanto.

Baca juga: Penangkapan Suporter Persikas Usai Bentangkan Spanduk di Acara Dedi Mulyadi Picu Kecaman

Di sisi lain, Bupati Bandung Dadang Supriatna mendukung kebijakan Dedi Mulyadi terkait pembatasan aktivitas malam bagi para pelajar.

Kebijakan yang dikenal sebagai "jam malam pelajar" tersebut mengatur agar para peserta didik di wilayah Jawa Barat, tidak lagi berada di luar rumah setelah pukul 21.00 WIB hingga 04.00 WIB.

Ia mengatakan, kebijakan itu sangat relevan dengan upaya pembentukan karakter generasi muda, baik dari sisi kesehatan, pendidikan, maupun moralitas.

Dadang menambahkan, langkah pembatasan aktivitas malam tersebut penting demi menciptakan kedisiplinan dan membatasi paparan anak terhadap hal-hal negatif pada malam hari.

"Saya setuju. Dibatasi jam malam itu sampai jam 9 malam, itu sudah berada di rumah masing-masing. Saya sangat setuju," katanya di Lapangan Upakarti, Soreang, Senin (2/6/2025), masih dari TribunJabar.id.

Ia juga menilai, pembatasan aktivitas malam bagi para pelajar akan melatih mereka menghargai waktu, mengembangkan kebiasaan hidup sehat, serta menumbuhkan tanggung jawab.

"Tentunya ini salah satu obat bagaimana untuk membentuk karakter anak bangsa berdasarkan Pancasila, salah satunya disiplin waktu."

"Apabila kita bisa disiplin waktu, maka saya dukung program gubernur," imbuhnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Masuk Sekolah Jadi Jam 6 Pagi Bisa Berdampak pada Kesehatan Mental Siswa, Ini Penjelasan Psikolog

(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJabar.id/Hilman Kamaludin/Adi Ramadhan Pratama)

Berita lain terkait Dedi Mulyadi

Sumber: TribunSolo.com

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved