Tingkatkan Nilai Ekonomi Petani di Maluku Utara, Antam Manfaatkan Inovasi Limbah Sabut Kelapa
Program Kelapa Terpadu memanfaatkan limbah sabut kelapa untuk mendukung proses reklamasi lahan pascatambang sekaligus meningkatkan nilai ekonomi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam terus menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal melalui pengembangan Program Kelapa Terpadu di Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Nikel Maluku Utara.
Program ini memanfaatkan limbah sabut kelapa untuk mendukung proses reklamasi lahan pascatambang sekaligus meningkatkan nilai ekonomi bagi petani kelapa.
Sekretaris Perusahaan Antam Syarif Faisal Alkadrie menjelaskan, program ini merupakan bentuk inovasi berkelanjutan yang mengintegrasikan aspek sosial dan lingkungan. Melalui program ini, sabut kelapa diolah menjadi berbagai produk ramah lingkungan seperti Coconet (jaring serabut kelapa untuk reklamasi kontur tanah), Cocopeat (media tanam organik), dan Cocopot (pengganti polybag tanaman).
Baca juga: Yuven, Kisah Anak Muda NTT yang Sukses Ekspor Limbah Sabut Kelapa
"Program Kelapa Terpadu tidak hanya membantu proses reklamasi lahan, tetapi juga memberikan penghasilan tambahan bagi petani kelapa. Ini merupakan solusi yang saling menguntungkan bagi lingkungan dan masyarakat," ungkap Syarif dalam keterangan resminya, Senin (26/5).
Berdasarkan Laporan Keberlanjutan Antam 2024, program ini telah melibatkan 32 mitra petani kopra sebagai penerima manfaat langsung. Selain itu, lebih dari 41.100 meter persegi lahan reklamasi telah dibantu oleh penggunaan produk-produk berbasis limbah kelapa tersebut.
Tahun 2024, Antam juga mulai mereplikasi program dengan membangun rumah produksi Coconet di Desa Baburino, Maluku Utara. Inisiatif ini dijalankan oleh kelompok baru beranggotakan lima orang, yang mayoritas adalah perempuan, sebagai upaya mendorong keterlibatan perempuan dalam pembangunan berkelanjutan.
"Partisipasi perempuan sangat kami dorong karena terbukti memberikan dampak positif terhadap keberlanjutan program di tingkat komunitas," tambah Syarif.
Program Kelapa Terpadu menjadi salah satu contoh nyata dari penerapan prinsip green mining di sektor pertambangan Indonesia. Dengan mengedepankan inovasi berbasis potensi lokal, ANTAM berhasil menciptakan solusi yang tidak hanya menjawab tantangan reklamasi lahan, tetapi juga memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat sekitar tambang.
Langkah ini sejalan dengan upaya Antam dalam mendukung target pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya dalam aspek pengelolaan lingkungan dan pengurangan kemiskinan.
Kasum TNI Letjen Richard Tampubolon: Penertiban Hutan Tidak Serampangan, Semua Tahapan Harus Terukur |
![]() |
---|
Update Harga Emas Antam Hari Ini, 12 September 2025: Turun Rp7.000, Jadi Rp2.088.000 per Gram |
![]() |
---|
ANTAM Pastikan Bekerja Sesuai Roadmap Dekarbonisasi Saat Jalankan Operasional Pertambangan |
![]() |
---|
Harga Emas Antam Hari Ini, 11 September 2025: Melambung, Jadi Rp2.095.000 per Gram |
![]() |
---|
Harga Emas Antam Hari Ini, 10 September 2025: Anjlok, Jadi Rp2.074.000 per Gram |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.