Siswi SMA di KBB Jalan Kaki Naik Turun Bukit-Seberangi Waduk ke Sekolah, Berangkat Jam 5 Pagi

Nera pun terus memupuk semangatnya demi menggapai cita-cita menjadi seorang perawat.

Ia juga ingin menimba ilmu di sebuah pesantren. Di sekolah, Nera aktif mengikuti ekstrakurikuler Ikatan Remaja Masjid.

"Cita-cita pengen jadi perawat, nanti keluar sekolah mau pesantren (dulu)," tandasnya.

Ibunda Nera, Ida Trisnawati (34), mengatakan perjalanan ekstrem itu sudah ditempuh putrinya sejak duduk di bangku SMP.

"Dari awal masuk SMP. SMP kan di situ juga, jadi sudah 4 tahun sampai sekarang. Tiap hari naik rakit," kata ibunda Nera, Ida Trisnawati (34), saat ditemui, Rabu (14/5/2025).

Nera terpaksa menempuh jalan tersebut demi memotong jarak dari rumah ke sekolahnya.

Pasalnya, jalan utama menuju sekolah dinilai jauh untuk ditempuh dengan berjalan kaki.

"Ada akses (jalan) lain, kalau naik motor setengah jam, kalau dari sini (motong) sekitar 20 menit juga sampai, tapi kan saya tidak ada kendaraan," ungkap Ida.

Sebagai ibu, Ida mengaku tak dapat berbuat banyak meski kerap diselimuti rasa was-was, khususnya ketika Nera terlambat pulang ke rumah.

Ia pun berharap semangat anaknya bersekolah tak pernah padam meski di tengah keterbatasan.

Apalagi, Ida berjuang sendiri untuk menghidupi tiga anaknya.

"Pernah mau putus sekolah, ngomongnya ya karena dia capek. Tapi saya semangati terus untuk masa depan," katanya.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Sosok Nera, Siswi SMA di Bandung Barat, Harus Naik Turun Bukit hingga Pakai Rakit untuk ke Sekolah

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Rahmat Kurniawan)