Minggu, 5 Oktober 2025

Pedagang di Pusat Grosir Solo Mengeluh Sepi Pembeli, Hanya Satu Daster dan Celana Kolor Terjual

Padahal dulunya dua lokasi ini sempat menjadi ikon wisata belanja di Solo.

Editor: willy Widianto
Tribun Solo/Ahmad Syarifudin
PEDAGANG MENGELUH - Pedagang di Pusat Grosir Solo, Jawa Tengah mengeluh sepi pembeli. Satu rombongan hanya beli satu daster. 

​Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Salah satu pedagang batik di Pusat Grosir Solo (PGS), Jawa Tengah, Hendra Fendi menilai wisata belanja tidak seramai dulu.

Baca juga: Cerita Generasi Kelima Pengrajin Batik Giri Wastra Pura, Menolak Harta Leluhur Sirna

Ia mengakui tak hanya faktor menjamurnya e-commerce yang membuat tokonya sepi pembeli. Kondisi ekonomi menurutnya kini juga sedang tak baik-baik saja.

“Datang rombongan yang beli cuma satu daster, celana kolor. Wisata cuma jalan-jalan. Wisata belanja semakin berkurang. Mungkin daya belinya. Semua lagi susah. Berbagai sisi bidang semua drop,” ujarnya, Jumat(16/5/2025).

Begitulah yang terjadi kepada para pedagang di Beteng Trade Center (BTC) dan Pusat Grosir Solo (PGS).

Padahal dulunya dua lokasi ini sempat menjadi ikon wisata belanja di Solo.

Hendra berkisah saking ramainya masuk ke PGS dahulu layaknya antre naik kapal.

Namun kini setelah menjamurnya e-commerce pasar ini sepi bak kuburan.

“Masa jayanya saya mulai hadir di sini 2010-2012. Dulu nyari barang saja susah. Sekarang sales sampai menawarkan. Waktu liburan lewat di jalan gini saja susah. Mau keluar dari PGS pun antre kendaraan. Penuh kaya mau naik kapal. Sekarang parkiran kosong-kosong,” ujarnya.

Baca juga: Sebelum Keliling Pasar Batik, Hatta Sapa Pedagang dengan Mikrofon

Ia merasakan dampak menjamurnya e-commerce sejak sekitar tahun 2017.

Sejak saat itu, kunjungan di PGS terus menurun. Apalagi pandemi covid-19 membuat orang makin terbiasa berbelanja online.

“Kalau dengan keadaan sekarang terutama beberapa bulan terakhir ini drop banyak sekali. Dari tahun ke tahun sudah banyak drop dan tahun ini makin parah dropnya,” jelasnya.

Bahkan lebaran terakhir tak mampu mendongkrak penjualan.

Saat bulan puasa ia bahkan merasakan sepinya pengunjung mirip seperti saat pandemi covid-19.

Baca juga: Jelang Akad Nikah, Momen Luna Maya Kenakan Kain Batik Lukisan Mendiang Ayahnya Diungkap Asri Welas

“Kalau perbandingan dengan tahun kemarin 45 persen (menurun). Sepanjang sejarah waktu saya buka toko pas puasa seperti covid. Lebaran H plus itu lumayan tapi nggak sebanding sepinya,” tuturnya.

 

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul 'Kesaksian Pedagang Batik PGS soal Lesunya Pasar Tradisional Solo : Satu Rombongan Cuma Beli 1 Daster'

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved