Jumat, 3 Oktober 2025

Bahan Peledak Kedaluwarsa Maut di Garut

Cerita Korban Selamat Ledakan di Garut, Terkena Serpihan Tulang Korban Lain hingga Baju Robek

Anjas Tajudin Rahayu (30), mengungkapkan detik-detik dirinya mengalami sendiri ledakan yang terjadi di Garut, Jawa Barat.

TribunJabar.id/Salma Dinda
LEDAKAN AMUNISI KADALUWARSA - Foto diduga sumur tempat pemusnahan amunisi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, Senin (12/5/2025). Pemusnahan bom tak layak pakai di lokasi tersebut menewaskan 13 orang. 

TRIBUNNEWS.COM - Duka mendalam dan trauma dialami oleh korban selamat dari tragedi pemusnahan amunisi tak layak pakai di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Salah satu korban selamat, Anjas Tajudin Rahayu (30), mengungkapkan detik-detik dirinya mengalami sendiri ledakan yang terjadi di depan matanya itu.

Menurut Anjas, dia berhasil selamat setelah diminta Rustiawan untuk mengambil peti dan tutup drum yang letaknya jauh dari lokasi ledakan.

"Saat itu saya juga ikut kerja, tapi kalau saja saya tidak disuruh ambil peti sama tutup drum sama Pak Rustiawan, saya juga tak tahu (bisa saja jadi korban)," tutur Anjas ketika ditemui Tribun Jabar di rumah duka, Selasa (13/5/2025).

Anjas menyebut, sebelum peristiwa itu terjadi, dirinya berada sangat dekat dari titik ledakan.

Bahkan, ketika ledakan itu terjadi, sempat ada serpihan tulang korban yang mengenainya.

"Jarak sekitar 25 meter dari lubang ledakan, pokoknya tulang sama badan korban itu kena ke punggung saya," tuturnya.

Anjas mengungkapkan bahwa ledakan itu terjadi saat dirinya meninggalkan lokasi kejadian untuk mengambil tutup drum menggunakan sepeda motor.

Akibat panik, jelasnya, dia langsung menyelamatkan diri dengan mengebut sepeda motornya.

"Baju saya juga robek terkena api ledakan," ucapnya.

Menurutnya, para pekerja sudah membuat dua lubang yang sudah meledak dua jam sebelumnya.

Baca juga: Buntut Tragedi Pemusnahan Amunisi di Garut, Warga Minta Lokasi Ditutup Permanen: Jangan Dirusak

Kemudian, mengenai penyebab ledakan yang menewaskan rekan-rekannya, dirinya mengaku tidak tahu pasti.

Namun, lubang yang sedang dalam proses persiapan, yaitu lubang ketiga masih dalam kondisi utuh.

"Yang meledak itu saya tidak tahu, tapi lubang yang sedang disiapkan mah masih utuh," tutur Anjas.

Anjas bercerita bahwa dirinya adalah saudara dari Rustiawan dan sudah bekerja di tempat itu sejak tahun 2017.

Rustiawan merupakan salah satu senior yang dipercaya TNI untuk membantu proses peledakan amunisi kedalwarsa.

"Kalau upahnya harian, tergantung, kadang 100, 150, 200 ribu. Tergantung banyaknya kerjaan," 

"Pekerjaan biasa dimulai jam 8, istirahat jam 12, pulang jam 4 (sore)," jelasnya.

Anjas mengaku bersyukut selamat dari peristiwa ini. Selain dirinya, ada sosok Ilmansyah yang juga selamat. 

Ilman sendiri selamat karena saat kejadian sedang membawa air.

Atas peristiwa ini, Anjas pun meminta pemerintah memberikan bantuan khususnya untuk istri-istri korban.

"Saya memohon kebijaksanaan dari aparatur pemerintah, terutama untuk korban meninggal," ucap Anjas.

PEMUSNAHAN BOM KEDALUWARSA - Belasan orang dilaporkan menjadi korban saat pemusnahan peluru atau bahan ledak kedaluwarsa di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025).
PEMUSNAHAN BOM KEDALUWARSA - Belasan orang dilaporkan menjadi korban saat pemusnahan peluru atau bahan ledak kedaluwarsa di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025). (Tribun Jabar/)

Sikap Anggota DPR RI

Sementara itu, Anggota Komisi I DPR RI Oleh Soleh mendesak TNI melakukan investigasi terhadap kasus ini.

Ia menegaskan, harus ada yang bertanggung jawab dalam kejadian itu.

"Korbannya tidak sedikit. Harga nyawa jangan dianggap murah dan enteng. Semoga investigasi yang dilakukan bisa menjadikan masalah ini terang benderang," kata Oleh kepada wartawan, Selasa.

Ia juga menyampaikan duka yang mendalam atas meninggalnya 13 orang yang tewas, baik dari masyarakat sipil maupun TNI, dalam insiden tersebut

Legislator PKB itu lantas mempertanyakan mekanisme dan prosedur pemusnahan amunisi kedaluwarsa tersebut.

"Apakah sudah dilakukan sesuai dengan standard operating procedure (SOP) yang telah ditetapkan atau ada kelalaian yang dilakukan oknum TNI dalam pemusnahan?" tanyanya.

Atas dasar itu, Oleh meminta TNI untuk melakukan investigasi secara menyeluruh terhadap kejadian tersebut. 

"Tentu ini harus dilakukan investigasi secara menyeluruh agar terang benderang dan apa yang menjadi penyebab terjadinya korban jiwa." 

"Dan siapa yang bertanggung jawab terhadap peristiwa itu," ungkapnya.

Meski begitu, dirinya enggan berasumsi soal penyebab jatuhnya korban jiwa dalam kasus itu.

Oleh menilai, menjadi sebuah anomali jika tiba-tiba ada warga yang masuk ke dalam lokasi peledakan, mengingat amunisi tersebut beracun dan berbahaya. 

"Maka harus dilakukan investigasi untuk mengetahui penyebab meninggalnya warga sipil dan anggota TNI," ucapnya.

Sebagai informasi, dalam kasus ini sebanyak 13 orang tewas, terdiri dari 4 anggota TNI dan 9 warga sipil.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul SOSOK Anjas Korban Selamat Tragedi Ledakan Amunisi di Garut, Ceritakan Ngerinya Detik-detik Kejadian.

(Tribunnews.com/Deni/Reza)(TribunJabar.id/Sidqi Al Ghifari)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved